Share

Bab 2

Penulis: Rara Qumaira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 16:00:40

BAB 2

FAKTA YANG TERUNGKAP

"Oke, aku akan mintakan alamatnya. Kamu jangan khawatir, aku pasti akan nemenin kamu!" ujar Dista seraya menggenggam jemari sahabatnya tersebut.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mereka bisa mendapatkan alamat lokasinya. Tak menunggu lama, mereka pun segera meluncur menuju lokasi.

"Lis, kamu gak papa?" tanya Dista cemas. Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bukan karena hatinya baik-baik saja, namun dia berusaha menguatkan dirinya sebelum semuanya terbukti.

'Semoga dugaanku salah. Tidak mungkin Mas Farhan tega melakukan semua ini,' harap Lisa dalam hati. Meskipun foto yang dilihatnya cukup jelas, namun dia masih berharap jika semua itu tidak benar.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil yang dikendarai Dista memasuki halaman sebuah rumah yang cukup mewah di sebuah perumahan elite. Dengan hati berdebar, Lisa melangkah masuk.

Perlahan, Lisa memasuki ruangan tempat diadakannya acara. Dari kejauhan, dia bisa melihat sang suami tengah bercengkrama bersama beberapa orang dengan seorang wanita muda yang menggandeng lengannya mesra.

Lisa terpaku di tempatnya. Air mata yang sejak tadi berusaha dia tahan, akhirnya luruh juga. Merasa ada yang memperhatikan, Farhan menoleh seketika.

"Lisa," ujarnya lirih, namun mampu mengalihkan perhatian beberapa orang di sekitarnya. Serempak, mereka menoleh dan menatap Lisa yang masih terpaku di tempatnya.

"Mas, apa maksud semua ini?" tanya Lisa seraya menatap sang suami nanar.

"Li—Lisa, aku bisa jelaskan!" ujar Farhan gugup.

"Tidak perlu, biar Mama yang jelaskan!" sahut mertua Lisa.

"Ma!" seru Farhan. Sayangnya, Arum tak mengindahkan seruan putranya.

"Seperti yang kamu lihat, hari ini putraku bertunangan dengan wanita yang jelas sepadan dengan kami, dan tentu saja tidak mandul seperti kamu," ujar wanita paruh baya tersebut.

"Ma!" seru Farhan frustasi.

"Sayang, tolong jangan dengarkan Mama. Sebaiknya kamu pulang dulu ya, nanti aku nyusul. Aku jelaskan di rumah!" pinta Farhan.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Farhan. Dia setuju atau tidak, kamu akan tetap menikah dengan Sonya bulan depan," ujar Arum dengan tegas.

"Mas, jadi semua ini benar? Aku benar-benar tidak menyangka kamu tega melakukannya, Mas. Kamu bilang kamu akan setia sama aku, kamu bilang kita akan menghadapi masalah ini sama-sama, tapi mana buktinya? Kamu sudah menghianati aku, Mas," seru Lisa tidak terima.

“Sayang … tolong jangan seperti ini! Malu dilihat orang. Aku janji setelah ini akan segera pulang, kita bicara di rumah ya,” ujar Farhan dengan lembut.

“Dis, tolong ajak Lisa pulang ya!” pinta Farhan dengan tatapan menghiba.

“Jadi ini istrimu yang mandul itu, Mas?” ujar seorang wanita cantik yang sejak tadi bergelayut manja di lengan Farhan.

“Sonya, jaga bicaramu!” ujar Farhan dengan tegas.

“Mas, kamu tega bentak aku demi wanita mandul ini?” ujar Sonya tidak terima.

“Sonya, aku mohon mengertilah!” ujar Farhan frustasi.

“Kamu pergilah dulu, aku harus bicara dengan istriku,” ujar Farhan.

“Gak, aku mau tetap disini. Lagipula, bukankah kita butuh tandatangannya untuk pernikahan kita nantinya? Jadi sekalian saja minta izin,” ujar Sonya dengan pongahnya.

“Benar yang dikatakan oleh Sonya. Lisa, Farhan butuh tanda tangan izinmu untuk menikah lagi. Jadi, Mama harap kamu tidak mempersulitnya,” ujar Arum.

“Ma, aku bisa bicara sendiri dengan Lisa,”ujar Farhan yang mulai frustasi.

“Kami harus memastikan kalau dia setuju dengan pernikahan kita,” sahut Sonya.

“Cukup!” seru Lisa. Dia benar-benar geram mendengar perdebatan mereka.

“Mas, ini tidak benar kan?’ tanya Lisa lirih.

“Sayang … maafkan aku! Aku terpaksa melakukannya,” sahut Farhan. Lisa membekap mulutnya seketika. Tangis yang sedari tadi berusaha dia tahan, kini mulai pecah. Tubuhnya limbung hingga terduduk di lantai.

“Sayang!” seru Farhan berusaha menahan tubuh sang istri, namun dengan tegas Lisa menghempaskan tangannya.

“Tega kamu, Mas. Aku benar-benar kecewa sama kamu!” ujar Lisa seraya tergugu.

“Sayang, ini semua demi kebaikan kita. Lagipula, saat kami nanti punya anak, anak itu nanti juga akan menjadi anak kamu juga. Kita akan merawatnya sama-sama,” ujar Farhan dengan lembut. Spontan, Lisa menggelengkan kepalanya.

“Sayang … aku mohon, izinkan aku menikah lagi, demi kebaikan kita semua!” pinta Farhan.

“Demi kebaikan kita? Tidak, Mas. Itu hanya demi kebaikanmu dan mamamu saja,” sahut Lisa tidak terima.

“Sudahlah, tidak perlu banyak bicara. Kamu harus mengizinkan Farhan menikah lagi kalau tidak mau diceraikan,” cecar Arum. Perlahan, Lisa menghapus air matanya dengan kasar, lalu bangkit dari posisinya, kemudia menatap sang suami dengan tatapan menghunus.

“Lebih aku diceraikan dari pada dimadu,” ujar Lisa tegas.

“Sayang, jangan bicara seperti itu,” sahut Farhan.

“Ceraikan aku, Mas. Setelah ini, kamu bebas menikah dengan siapapun,” ujar Lisa.

“Sayang!” seru Farhan tidak terima.

“Farhan, cepat jatuhkan talak pada wanita mandul ini. Mama tidak terima jika sampai pernikahanmu dengan Sonya sampai gagal,” ujar Arum. Farhan terpaku di tempatnya. Di tatapnya sang istri dengan lembut dan menghiba, memohon dengan tatapannya agar dia membatalkan permintaannya.

“Mas, cepat jatuhkan talak, biar urusannya cepat selesai,” sahut Sonya. Farhan menghembuskan nafas panjang beberapa kali sebelum mengatakan kalimatnya.

“Sayang … tolong cabut permintaanmu. Ayo kita besarkan anak kami sama-sama,” pinta Farhan sekali lagi.

“Gak, Mas. Aku tidak mau dimadu. Kamu harus memilih salah satu di antara kami,” sahut Lisa dengan tegas. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak kembali terjatuh dan menetes.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 129

    Bab 129Ting tong ....Tidur Najwa terusik dengan suara bel pintu apartemennya. Samar-samar, dia bisa mendengar suara langkah kaki dan pintu terbuka. Dengan malas, dia bangkit dari posisinya, lalu membersihkan diri. Setelah selesai, dia melangkah menuju dapur dan mendengar suara beberapa orang tengah berbincang."Ada tamu, Om?" tanya Najwa saat melihat Farhan masuk ke dapur."Iya. Bisa minta tolong buatkan minuman?""Tentu," sahut Najwa."Terima kasih. Kamu sudah baikan?" tanya Farhan khawatir. Dengan tegas, Najwa menganggukkan kepalanya.Tanpa banyak kata, Najwa segera berbalik menuju dapur dan menyiapkan minuman sesuai permintaan Farhan. Tangannya bergerak cekatan, tapi pikirannya masih melayang-layang. Rasa penasaran mulai mengusik batinnya sejak mendengar suara wanita asing itu dari ruang tamu.Begitu minuman selesai, dia meletakkannya di atas nampan. Dengan langkah hati-hati, dia berjalan menuju ruang tamu, namun langkahnya tiba-tiba terhenti di ambang pintu. Matanya terpaku pada

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 128

    Bab 128Tubuh Najwa menegang, tetapi bukan karena ketakutan. Ada sesuatu yang asing menjalar di dalam dirinya. Sensasi yang membuatnya bingung.Tangan Farhan yang semula hanya mengusap pipinya, kini bergerak turun, meremas gundukan kenyal dengan lembut. Tanpa sadar, Najwa mendesis lirih.Merasa mendapat respon, Farhan semakin intens melancarkan serangannya. Sementara itu, Najwa semakin tak dapat mengendalikan diri merasakan sensasi baru yang terasa candu.Tiba-tiba, Farhan mengehentikan aksinya. Ditatapnya gadis di bawahnya dengan intens. Sementara itu, Najwa balik menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wa, bolehkah?" tanya Farhan dengan suara berat. Untuk sesaat, Najwa meragu. Meskipun belum berpengalaman, namun dia paham arah pembicaraan pria di hadapannya tersebut.Beberapa saat kemudian, Najwa menganggukkan kepalanya. Akhirnya, Farhan kembali melancarkan aksinya dengan lembut dan hati-hati. Dia paham betul jika ini pengalaman pertama bagi wanita di hadapannya tersebut.Aksi

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 127

    BAB 127PERASAAN YANG TAK TERDUGASesampainya di apartemen, Najwa segera masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan sedikit lebih keras dari biasanya. Ia berjalan menuju ranjangnya, lalu duduk di tepinya dengan wajah kesal. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian di kafe tadi.Bayangan Farhan bersama wanita lain terus mengusik benaknya. Tatapan mata wanita itu, senyum genitnya, cara dia menyentuh lengan Farhan, semua itu membuat dadanya terasa sesak.Najwa menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, perasaan aneh yang menggelayuti hatinya tak kunjung pergi.Tak lama kemudian, suara ketukan pelan terdengar dari balik pintu.Tok tok tok...."Najwa?"Najwa mendongak sejenak, mengenali suara itu. Namun, alih-alih menjawab, ia malah memalingkan wajahnya.Farhan, yang tak mendapat respons, akhirnya memutuskan untuk masuk. Dengan langkah perlahan, ia menghampiri gadis itu hingga hanya berjarak dua jengkal."Kamu kenapa?" tanyanya tenang.Najwa tetap tak melihat ke arahny

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 126

    Bab 126Rahasia yang TerpendamFarhan menyesap kopinya perlahan, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang tiba-tiba merayapi benaknya. Ia menatap David yang duduk di hadapannya, pria itu terlihat tenang, tetapi jelas sedang mengamati setiap gerak-geriknya."Jadi?" David mengangkat alisnya. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu, Farhan. Apa hubunganmu dengan Najwa?"Farhan menaruh cangkir kopinya dengan gerakan yang terkendali. "Maaf, tapi itu bukan urusan Anda."David tersenyum tipis. "Sebenarnya, itu urusanku. Najwa adalah anak tiriku sekarang dan aku ingin memastikan dia berada di tangan yang tepat."Farhan tertawa kecil, tetapi tidak ada humor di sana. "Anda tidak perlu khawatir soal itu. Najwa baik-baik saja."David mencondongkan tubuhnya, tatapannya semakin tajam. "Dengar, aku tidak bodoh, Farhan. Fara sudah memberitahuku bahwa mantan suaminya tidak memiliki kerabat. Jadi bagaimana mungkin kau bisa menjadi 'om' bagi Najwa?"Farhan tetap tenang, tetapi jari-jarinya mengepal di bawa

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 125

    Bab 125Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, Fara masih dihantui rasa bersalah.Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari. Dari dalam laci, ia mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil yang sudah lama ia simpan. Perlahan, ia membuka tutupnya, memperlihatkan sebuah foto usang, foto dirinya bersama Najwa dan Suratman.Air matanya langsung mengalir. Ia menyusuri wajah kecil Najwa dalam foto itu dengan jemarinya yang bergetar."Najwa, sedikit saja, apakah tidak ada perasaan rindu untuk ibu?"Pertanyaan itu terus mengganggunya sejak pertama kali dia bertemu kembali dengan putrinya. Putri kecilnya yang kini telah beranjak dewasa.***Farhan masih sibuk memeriksa laporan keuangan ketika suara pintu ruang kerjanya terbuka tanpa izin."Farhan!" suara Arum terdengar tajam. Wanita paruh baya itu berjalan masuk dengan wajah kesal.Farhan menutup map di hadapannya dan mengusap wajah dengan lelah. "Ada apa, Ma?""Apa maksudmu bertanya ada apa?" Arum melipat tangan di depan dada. "Uang yan

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 124

    Bab 124SURAT CERAITangannya bergetar saat menatap lembaran itu. Nama Fara tertera jelas di sana. Ia nyaris tidak bisa percaya dengan apa yang ia baca."Ini tidak mungkin. Fara tidak mungkin melakukan ini," gumam Suratman dengan suara bergetar."Sudah cukup. Jangan cari dia lagi. Kalian sudah bukan siapa-siapa."Suratman menatap pria tua itu dengan mata membelalak. "Kenapa? Apa yang terjadi? Apa yang kalian lakukan pada Fara?"Pak Karim tidak menjawab. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan sebelum akhirnya menutup pintu tanpa sepatah kata lagi.Suratman berdiri di sana, masih memegang surat cerai itu dengan tangan gemetar.Dengan langkah gontai, ia kembali ke rumahnya. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Bagaimana mungkin Fara meninggalkannya begitu saja? Kenapa tanpa penjelasan?Ketika ia tiba di rumah, Najwa berlari menghampirinya. "Ayah! Ibu sudah pulang?"Suratman menatap wajah polos putrinya dan seketika dadanya sesak. I

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status