Share

Bab 108

last update Last Updated: 2025-08-09 01:47:00

Setelah mendengar Irene mendapatkan sidik jari dari pelaku yang merusak mobilnya, Aizar menjadi lebih cemas dari sebelumnya, bahkan ia mulai berharap penyelidikan ke atas adiknya mengalami jalan buntu.

“Bagaimana menurutmu, Kang, apa ada kemungkinan polisi bisa melacak pelaku yang merusak mobil Irene?” tanya Aizar saat mereka dalam perjalanan pulang dari rumah Irene.

“Kemungkinan besar bisa, Tuan, karena polisi mempunyai data pribadi setiap orang yang tinggal di kota ini,” jelas Kang Kamal.

Aizar tampak terdiam, ia duduk termenung memikirkan sesuatu untuk keluar dari masalah yang tengah dihadapinya. Ia merasa harus bertindak cepat.

“Antar aku ke alun-alun sekarang, aku harus segera mendapatkan bukti keterlibatan Debby dalam kasus kecelakaan ini,” ucap Aizar.

“Tapi, bukankah petugas itu bilang menunggu dihubungi, Pak?” ujar Kang Kamal mengingatkan.

“Iya, tapi aku nggak bisa menunggu lama, masalah ini harus segera aku selesaikan,” putus Aizar dengan perasaan was-was.

Kang Kamal pun ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 126

    Saat Aizar menemui Kek Pram di ruangan kerjanya, ia mengatakan kalau lusa ia akan berkunjung ke Aiwa atas persetujuan Tante Mirna…“Jadi apa rencanamu saat di Aiwa nanti?” tanya Kek Pram sambil duduk santai bersandar pada kursi kerjanya.“Aku berharap bisa menemukan bukti-bukti penyelidikan yang aku perlukan di sana, Kek,” jelas Aizar penuh semangat.“Caranya?”“Tentu saja aku harus mencari kesempatan untuk menyusup ke tempat penyimpanan dokumen mereka. Temanku yang bekerja di sana akan membantuku untuk menemukan dokumen yang aku perlukan itu.”“Aku rasa itu sangat beresiko, kalau sampai ketahuan bagaimana? Apalagi kamu ke sana sebagai tamu, tidak pantas rasanya,” ungkap Kek Prem coba menasihati.“Justru karena menjadi tamu akan mempermudah untuk menembus akses private di tempat itu. Apalagi kedatanganku ke sana untuk belajar dari manajemen di kantor Aiwa, jadi ini peluang emas untuk mengetahui dari mana mereka mendapat prototype barang elektronik sampai begitu miripnya dengan produk

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 125

    Di kantor Shine Group yang megah, Aizar disambut senyum manis seorang gadis berponi dengan riasan wajah yang tampak sederhana, sekretaris Kek Pram...“Siang Pak Boss...,” sapa Adirah ramah dengan sebaris senyum mengembang di bibirnya.“Kan sudah aku bilang, Dirah... jangan panggil aku Boss... aku kan masih lama lagi jadi seorang Presdir, atau mungkin aku malah dianggap tidak layak untuk...,” balas Aizar sambil mengerutkan wajah.“Ssstt... ayo sekarang ikut aku, Pak...” potong Adirah sambil meletakan telunjuk di depan bibirnya. “Aku ingin memberitahu Bapak sesuatu...” tambah Adirah meminta Aizar mengikuti langkahnya menuju ruang kerjanya.Aizar sejenak mengerutkan kening, tapi tanpa berpikir panjang ia mengikuti di belakang gadis bertubuh mungil yang memakai blazer tosca dan celana panjang yang memiliki warna senada.“Apa dia mau menggoda aku?” pikir Aizar saat tiba di depan pintu ruangan, meskipun hatinya menolak kalau Adirah seorang wanita penggoda.“Ayo masuk Pak Aizar... kenapa ber

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 124

    Krekk! Pintu ruangan pun terbuka, wajah gadis indo itu tersembul dari balik pintu. Mukanya tampak masam dan sorot matanya tajam memandang pada Aizar.“Selamat pagi, Miss...” sapa Aizar yang masih duduk di tempatnya.“Tidak perlu berbasa-basa, langsung kita mulai pelajaran hari ini,” balas Miss Clara dengan tegas.Tentu saja Aizar tidak setuju dengan keinginan gurunya, ia sudah bertekad untuk menjelaskan semuanya terlebih dahulu. Ia tidak mungkin bisa menerima pembelajaran kalau masih ada kesalah pahaman diantara mereka.Aizar bangun dari duduknya, lalu berjalan mendekati Miss Clara yang sedang duduk di mejanya sambil membuka file di atas meja. “Semalam aku datang ke apartemenmu, Miss, tapi kamu sudah pergi. Kalau kamu tidak percaya nanti tanyakan saja pada penjaga di sana, kalau perlu lihatlah CCTV di lobi apartemen semalam. Aku tidak bohong, aku sudah menepati janji,” ucap Aizar yang berdiri di depan meja Miss Clara coba menjelaskan.“Aku tidak ingin membahasnya. Lebih baik kamu kem

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 123

    Semua penghuni rumah sepertinya sudah terlelap, hingga suasana menjadi begitu sunyi. Aizar berjalan perlahan di ruang tengah untuk menelepon Furi sambil penuh harap dalam hati gadis itu belum tertidur.Dengan hati sedikit berdebar Aizar pun memutar nomor telepon Furi, lalu menunggu seseorang di sana menjawabnya.“Halo, mau bicara dengan siapa?” tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dengan nada tegas di seberang sana. Tentu saja Aizar yang yang tengah berharap bisa berbicara dengan Furi jadi terkejut dan seketika harapannya musnah.“A.. aku Aizar, Om... teman Furi,” jelas Aizar terbata. “Apa Furinya belum tidur?” tanyanya coba memberanikan diri.“Oh... Aizar... kamu cucunya Pak Prambudi itu, kan?” tanya lelaki itu.“I-iya... betul, Om,” jawab Aizar tak menyangka kalau lelaki yang ia duga ayah Furi itu mengenal dirinya.“Baru saja mamanya Furi cerita pada Om kalau tadi mereka bertemu kamu di mall. Katanya sampai bayarin belanjaan segala. Kok pakai repot-repot segala,” ungkap lelaki be

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 122

    “Nak Aizar, benarkah kamu punya rencana untuk berkunjung ke kantor Aiwa?” tanya Tante Mirna di sela-sela makan.“Oh... i-iya, Tante...” jawab Aizar sambil melirik pada Furi di depannya. Tapi, Furi hanya melihat pada Aizar sebentar lalu kembali tertunduk menikmati makanannya yang hampir habis.“Furi yang bilang pada Tante, katanya kamu ingin mengenal lebih dekat perusahaan keluarga kami,” ungkap Tante Mirna.“Aku ini masih awam dalam hal bisnis Tante, jadi masih perlu belajar banyak pada orang-orang yang berpengalaman,” ungkap Aizar beralasan.“Walaupun sebenarnya perusahaan kakekmu dan perusahaan Tante adalah pesaing, tapi Tante tidak pernah mempermasalahkan itu. Sebaliknya dengan senang hati Tante siap menjawab apa saja keingintahuanmu dalam dunia bisnis,” ungkap Tante Mirna coba mengambil hati Aizar. Aizar pun mengucapkan terima kasih. Sementara Furi masih menampakkan wajah tak senangnya pada Aizar.“Jadi kapan kamu mau berkunjung ke kantor Tante?” tanya Tante Mirna memastikan.“Ka

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 121

    Aizar berjalan beriringan di samping Furi dan Tante Mirna untuk mencari tempat makan yang mereka inginkan. Namun, Tante Mirna ingin pergi ke toilet terlebih dahulu, hingga ia menunggu berdua dengan Furi di depan lorong. Detik itulah dari arah toilet datang seorang wanita indo yang memakai blouse tanpa lengan berwarna putih yang elegan dan rok di atas lutut dengan warna senada yang membuat penampilannya tampak sempurna, ditambah lagi riasan wajah yang membuatnya terlihat sangat cantik.“Oh, rupanya kamu di sini...” ucap wanita itu sambil menatap ke arah Aizar dengan tatapan kecewa.“Miss Clara... aku...” ucap Aizar terbata-bata.“Ya sudahlah... bye...” ujar Miss Clara, lalu pergi sambil melambaikan tangan meninggalkan Aizar.Furi yang berdiri di samping Aizar tentu saja bisa merasakan sesuatu yang janggal dengan kejadian yang baru saja dilihatnya. Apalagi saat ia melihat wajah Aizar yang berubah bingung dan tegang.“Siapa dia?” tanya Furi saat Aizar masih memperhatikan langkah Miss Cla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status