Share

Bab 178

Penulis: Langit Berawan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-12 17:15:14

“Bapak, memanggil saya?” tanya Selina saat dipersilakan masuk ke dalam ruangan Sony.

“Iya, Selina, ada yang aku katakan,” jawab Sony yang sedang duduk di sofa menikmati secangkir kopi.

“A-ada apa ya, Pak?”

“Apa kamu bisa membantuku memijat sedikit punggungku ini, terasa nyeri sekali,” jawab Sony sambil menunjukkan area pundaknya yang katanya terasa pegal-pegal.

Mendengar jawaban Sony, Selina merasa lega, karena apa yang dicemaskannya tidak terbukti. Namun, ia merasa heran pada wakil presdir yang sudah berumur itu, tanpa segan-segan menyuruh Selina melakukan pekerjaan di luar tugasnya. Apalagi ini hari pertamanya bekerja.

Selina pun mendekati Sony, “Bagian mana yang sakit, Pak?” tanya Selina berusaha untuk tetap tenang dan melayani Sony sebaik mungkin.

“Bagian pundakku sebelah kanan,” jelas Sony.

Jari-jemari Selina pun mendarat di tubuh Sony, lalu mulai memijit punggungnya dari belakang.

Sony tampak menikmati yang dilakukan Selina, walaupun tanpa teknik terapis yang sebenarnya, “Enak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 184

    Setelah menerima liontin pemikat dari Aizar, Satrio kembali ke indekostnya. Dalam perjalanan pulang, ia singgah ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan. Di situlah ia mulai merasakan keanehan yang terjadi. Setiap berpapasan dengan wanita, mata-mata mereka terlihat membulat serta mulut-mulut mereka tampak terbuka sambil menatap ke arahnya. Bahkan si kasir yang melayani terlihat sangat gelisah saat Satrio berada di depannya, hingga terdengar dengan jelas desahan napasnya. Karena belum terbiasa dengan keadaan itu, Satrio memilih untuk cepat-cepat pergi masuk ke dalam mobil, lalu tekan gas pergi meninggalkan minimarket itu. “Apa tadi itu hanya sugesti, atau benar-benar terjadi?” pikir Satrio dalam perjalanan penuh kebingungan.Setibanya di rumah, beberapa tetangga rumah menyapa Satrio dengan ramah, terlebih lagi ia pulang dengan membawa mobil. “Baru pulang, Mas Rio? Wah, sekarang sudah punya kendaraan ya?” sapa ibu kost yang kebetulan sedang duduk santai di depan te

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 183

    Saat dalam perjalanan pulang, Selina menceritakan kalau sebenarnya tadi Pak Sony memintanya lembur, tapi Adirah dengan sukarela bersedia menggantikan.“Bu Adirah itu memang susah ditebak, kadang baik, kadang suka marah-marah,” ungkap Satrio menjelaskan. “Oh, iya, Sel… Malam ini apa kamu ada acara?” tanyanya melanjutkan obrolan.“Tidak ada sih. Aku jarang keluar malam kalau bukan hal yang penting,” jawab Selina yang duduk menyilangkan kedua lengan di dadanya sambil menatap lurus ke depan jalan raya yang sedikit macet.“Pak Aizar mengajak kita keluar malam ini,” jelas Satrio memberitahu Selina.“Memangnya mau kemana?”“Paling diajak minum kopi di cafe langganannya.”“Oh… ya sudah, aku ikut.”“Berarti nanti malam aku jemput ya?”Selina pun tanpa ragu memberikan nomor teleponnya pada Satrio. “Langkah awal yang baik,” batin Satrio sambil tersenyum sendiri.Selesai mengantar Selina, Satrio tidak langsung pulang ke rumah indekosnya, tapi ia memutar arah menuju ke rumah Aizar, karena Aizar yan

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 182

    Setelah tiba waktunya pulang, Selina menuju lobi untuk menemui Satrio di sana. “Mau langsung pulang sekarang?” tanya Satrio saat Selina datang menghampirinya.Selina mengiyakan, lalu keduanya berjalan beriringan menuju area parkir kendaraan. “Ini mobilnya,” ucap Satrio saat berada di depan sebuah mobil klasik berwarna kehijauan.Klik! Satrio membuka pintu pengemudi mobil itu.“Lho, sopirnya kamu, Rio?”“Iya… hehehe… tentu saja atas perintah Pak Aizar,” jelas Satrio. “Ayo masuk…” ajaknya.Selina pun masuk, ia memilih duduk di kursi penumpang bagian depan, tepatnya di samping Satrio.“Aku jadi merepotkan kamu kalau begini,” ucap Selina sambil melirik ke arah Satrio di sampingnya. “Ya nggak sama sekali lah, Sel… aku juga diberi pinjaman mobil ini sama Pak Aizar sudah merasa senang sekali. Lagipula, tempat tinggal kamu kan sejalur dengan kosanku, jadi sekalian lewat antar jemput kamu tidak jadi masalah,” jelas Satrio yang mulai menghidupkan mesin. Beberapa saat kemudian perlahan mobil

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 181

    Tidak sudi aku dikalahkan oleh seorang cleaning service! Adirah berceracau sendiri di dalam ruang kerjanya. Ia menabuh genderang perang pada Selina, kehadirannya telah merebut semua perhatian Aizar, dan itu baginya sesuatu yang harus diperjuangkan. “Aku harus berbuat sesuatu!” putus Adirah lalu keluar dari ruang kerjanya. Ia telah memikirkan sesuatu yang jahat untuk membalas sakit hatinya pada Selina. Adirah berjalan menuju pantry karyawan, di sana ia mencari sabun pencuci piring lalu dengan sengaja dituangnya ke lantai dekat rak tempat menaruh alat makan dan minum. Setelah itu ia kembali lagi ke ruangannya. Kring! Adirah menelepon Selina di ruang kerjanya, “Buatku aku kopi susu, tambahkan juga krimer. Kamu sendiri yang antar ke ruanganku ya, sekalian aku mau menyampaikan sesuatu dari Pak Aizar. Cepat ya!” perintahnya pada Selina.“Baik Bu, aku akan segera ke sana,” jawab Selina.Ketika Selina beranjak dari tempat duduknya bermaksud menuju pantry, tiba-tiba muncul Satrio masuk ke d

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 180

    “Selina, ini ada makanan untukmu,” ucap Satrio memberikan sebuah plastik putih pada Selina saat ia tiba di kantor.“Makanan dari siapa?” tanya Adirah merasa penasaran.“Pak Aizar yang membelikannya,” jelas Satrio.Kebetulan Adirah yang sedang berada di tempat itu mendengar pembicaraan Selina dan Satrio, betapa sedih hatinya mendengar boss kesayangannya lebih perhatian pada staf yang baru sehari bekerja, sedangkan dirinya sebagai seorang sekretaris pribadi sama sekali tidak mendapatkan perhatian. “Mungkin kamu salah dengar, Satrio,” ucap Adirah tiba-tiba merebut plastik putih di tangan Selina. “Pasti makanan ini dibelikan Pak Aizar untuk aku! Aku ini kan sekretaris pribadinya. Kalau Selina siapa? cuma kepala OB!” tambah Adirah sambil menatap sinis pada Selina.“Tapi Bu…, makanan itu memang dibelikan Pak Aizar untuk Selina, kalau tidak percaya Bu Adirah bisa tanya langsung pada Pak Aizar,” jelas Satrio.“Sudah, Rio… tidak apa-apa, makanannya untuk Bu Adirah saja, kebetulan aku juga tad

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 179

    Seperti yang sudah Aizar janjikan, akhirnya Satrio mendapatkan pinjaman inventaris mobil kantor. Meskipun kendaraan lama, tapi mesinnya masih berfungsi dengan baik. “Kalau kamu tidak keberatan, aku ingin kamu antar jemput Selina dengan mobil ini,” ucap Aizar saat memberikan kunci mobil itu pada Satrio. “Selina termasuk teman yang pernah berjasa padaku, jadi aku ingin ia menerima kemudahan dalam bekerja,” tambah Aizar.Satrio tentu saja mengiyakan, lagipula rumah Selina searah dengan tempat tinggalnya. Saat jam istirahat, Satrio mencoba menaiki mobil yang didapatnya ditemani Aizar untuk makan siang di restoran seafood yang pernah dikunjunginya. Kedekatan Aizar dengan si anak magang itu kembali menjadi buah bibir di kalangan staf kantor.“Sekarang diberikan mobil, besok-besok dikasih rumah, diberikan jabatan tinggi, atau bisa jadi diajak liburan keluar negeri,” ujar seorang staf yang melihat kebersamaan Aizar dan Satrio.“Katanya, Pak Aizar suka membawa anak magang itu ke rumahnya, lho

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status