Share

Bab 34

last update Last Updated: 2025-07-17 07:06:07

Setelah berbicara dengan Nek Ariyanti, Aizar masuk ke dalam kamar untuk menyimpan barang belanjaan serta berganti pakaian. Tidak lama kemudian ia keluar kembali, niatnya ingin berjalan-jalan melihat seisi rumah keluarganya yang sangat luas itu.

Saat pergi ke halaman belakang, Aizar merasa senang melihat kolam renang dan sebuah taman bunga yang di tengahnya ada sebuah gazebo terbuat dari kayu dan bambu. Detik itu Aizar teringat pondok kayu tempat tinggalnya di desa..

Saat masuk ke dalam gazebo itu, tampak tempat itu dipenuhi debu. Pasti tempat ini sudah lama tidak digunakan, pikir Aizar.

Aizar berinisiatif ingin menjadikan tempat itu sebagai tempat istirahatnya.

“Aizar, apa yang kamu lakukan di situ?” tanya Cempaka saat mendapati Aizar sedang berada di dalam gazebo.

“Aku sedang membersihkan saung ini, Mah.... Bolehkan tempat ini sewaktu-waktu jadi tempatku beristirahat, karena mengingatkan tempat tinggalku saat di desa,” ujar Aizar sambil membersihkan debu-debu yang menempel di lan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 186

    Tiba waktunya untuk menjemput Selina, Satrio bergegas berganti pakaian. Ia mengenakan hem berwarna dark blue dan bawahannya ia memilih celana panjang abu-abu. Sebelum keluar rumah ia mematut diri di depan cermin, untuk memastikan penampilannya rapi dan tidak memalukan karena nanti akan bertemu dengan ramai orang di dalam cafe. Selain itu, ia juga ingin terlihat menarik di hadapan Selina. Di dalam cermin tampak kalung berwarna hitam dengan liontin batu giok berkilauan tergantung di leher Satrio. “Semoga malam ini malam keberuntunganku,” gumam Satrio.Saat akan keluar rumah, tiba-tiba Satrio teringat Ibu Kost yang tadi genit padanya. Ia pun mengintip dari balik pintu ke arah rumah ibu kost yang berdekatan dengan kamarnya itu. “Yes, aman…” gumamnya setelah mendapati tidak ada siapa-siapa di teras rumah wanita itu.Dengan mempercepat langkahnya, Satrio berjalan keluar rumah menuju mobilnya yang di parkir di garasi bersama para penghuni indekos. Ketika raungan mobilnya mulai terdengar ti

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 185

    “Apa benar malam ini kamu mau keluar dengan Furi, Nak?” tanya Cempaka sejurus Aizar duduk di meja makan untuk menemaninya makan malam.“Lho, Mama tahu dari siapa?” tanya Aizar heran, karena seingatnya ia tidak memberitahu siapa-siapa, bahkan Satrio sekalipun tidak diberitahu kalau malam ini ia akan mengajak Furi ke cafe.“Tadi Mama teleponan dengan Tante Mirna, trus Tante Mirna yang bilang kalau nanti kamu mau ajak Furi keluar. Benar begitu ya, Nak?”“Oh, iya, Mah… bukan hanya aku dan Furi, tapi aku juga ajak Satrio dan ada lagi seorang staf yang ikut,” jelas Aizar sambil menyendok beberapa lauk ke atas piringnya.“Baguslah kalau begitu, Nak. Mama senang seandainya kamu menyukai Furi, karena di mata Mama dia itu gadis yang baik dan juga berasal dari keluarga yang baik-baik pula. Pokoknya Mama merestui kalau kamu memang ingin serius menjalin hubungan dengan Furi,” ungkap Cempaka sambil tersenyum pada Aizar. “Iya, Mah… aku ingin hubunganku dengan Furi atas dasar keinginan hatinya sendi

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 184

    Setelah menerima liontin pemikat dari Aizar, Satrio kembali ke indekostnya. Dalam perjalanan pulang, ia singgah ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan. Di situlah ia mulai merasakan keanehan yang terjadi. Setiap berpapasan dengan wanita, mata-mata mereka terlihat membulat serta mulut-mulut mereka tampak terbuka sambil menatap ke arahnya. Bahkan si kasir yang melayani terlihat sangat gelisah saat Satrio berada di depannya, hingga terdengar dengan jelas desahan napasnya. Karena belum terbiasa dengan keadaan itu, Satrio memilih untuk cepat-cepat pergi masuk ke dalam mobil, lalu tekan gas pergi meninggalkan minimarket itu. “Apa tadi itu hanya sugesti, atau benar-benar terjadi?” pikir Satrio dalam perjalanan penuh kebingungan.Setibanya di rumah, beberapa tetangga rumah menyapa Satrio dengan ramah, terlebih lagi ia pulang dengan membawa mobil. “Baru pulang, Mas Rio? Wah, sekarang sudah punya kendaraan ya?” sapa ibu kost yang kebetulan sedang duduk santai di depan ter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 183

    Saat dalam perjalanan pulang, Selina menceritakan kalau sebenarnya tadi Pak Sony memintanya lembur, tapi Adirah dengan sukarela bersedia menggantikan.“Bu Adirah itu memang susah ditebak, kadang baik, kadang suka marah-marah,” ungkap Satrio menjelaskan. “Oh, iya, Sel… Malam ini apa kamu ada acara?” tanyanya melanjutkan obrolan.“Tidak ada sih. Aku jarang keluar malam kalau bukan hal yang penting,” jawab Selina yang duduk menyilangkan kedua lengan di dadanya sambil menatap lurus ke depan jalan raya yang sedikit macet.“Pak Aizar mengajak kita keluar malam ini,” jelas Satrio memberitahu Selina.“Memangnya mau kemana?”“Paling diajak minum kopi di cafe langganannya.”“Oh… ya sudah, aku ikut.”“Berarti nanti malam aku jemput ya?”Selina pun tanpa ragu memberikan nomor teleponnya pada Satrio. “Langkah awal yang baik,” batin Satrio sambil tersenyum sendiri.Selesai mengantar Selina, Satrio tidak langsung pulang ke rumah indekosnya, tapi ia memutar arah menuju ke rumah Aizar, karena Aizar yan

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 182

    Setelah tiba waktunya pulang, Selina menuju lobi untuk menemui Satrio di sana. “Mau langsung pulang sekarang?” tanya Satrio saat Selina datang menghampirinya.Selina mengiyakan, lalu keduanya berjalan beriringan menuju area parkir kendaraan. “Ini mobilnya,” ucap Satrio saat berada di depan sebuah mobil klasik berwarna kehijauan.Klik! Satrio membuka pintu pengemudi mobil itu.“Lho, sopirnya kamu, Rio?”“Iya… hehehe… tentu saja atas perintah Pak Aizar,” jelas Satrio. “Ayo masuk…” ajaknya.Selina pun masuk, ia memilih duduk di kursi penumpang bagian depan, tepatnya di samping Satrio.“Aku jadi merepotkan kamu kalau begini,” ucap Selina sambil melirik ke arah Satrio di sampingnya. “Ya nggak sama sekali lah, Sel… aku juga diberi pinjaman mobil ini sama Pak Aizar sudah merasa senang sekali. Lagipula, tempat tinggal kamu kan sejalur dengan kosanku, jadi sekalian lewat antar jemput kamu tidak jadi masalah,” jelas Satrio yang mulai menghidupkan mesin. Beberapa saat kemudian perlahan mobil

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 181

    Tidak sudi aku dikalahkan oleh seorang cleaning service! Adirah berceracau sendiri di dalam ruang kerjanya. Ia menabuh genderang perang pada Selina, kehadirannya telah merebut semua perhatian Aizar, dan itu baginya sesuatu yang harus diperjuangkan. “Aku harus berbuat sesuatu!” putus Adirah lalu keluar dari ruang kerjanya. Ia telah memikirkan sesuatu yang jahat untuk membalas sakit hatinya pada Selina. Adirah berjalan menuju pantry karyawan, di sana ia mencari sabun pencuci piring lalu dengan sengaja dituangnya ke lantai dekat rak tempat menaruh alat makan dan minum. Setelah itu ia kembali lagi ke ruangannya. Kring! Adirah menelepon Selina di ruang kerjanya, “Buatku aku kopi susu, tambahkan juga krimer. Kamu sendiri yang antar ke ruanganku ya, sekalian aku mau menyampaikan sesuatu dari Pak Aizar. Cepat ya!” perintahnya pada Selina.“Baik Bu, aku akan segera ke sana,” jawab Selina.Ketika Selina beranjak dari tempat duduknya bermaksud menuju pantry, tiba-tiba muncul Satrio masuk ke d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status