Share

Bab 10 Akhir Kisah Ini

      Rey dan Yoga mengantar Anjelin ketempat yang baru untuk menuju kehidupan selanjutnya. Mereka masih tidak menyangka bahwa Anjelin wanita tersabar itu benar-benar pergi.

       Masih dalam mendung penuh duka, Melody datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Anjelin. Yoga yang berencana untuk mengusir tapi tidak dilakukan karena akan mengubah pandangan orang-orang saat itu.

       Melody menabur bunga diatas gundukan makam itu, setelah ikut meneteskan air mata. Dia beralih ke sisi Rey, dia seperti mengucapkan Rey yang sabar tapi melalui tatapan.

     Sepulang dari makam, dan semua sudah pergi Yoga menggeret paksa tangan Melody. Rey hendak menyangkalnya tapi itu sekarang bukan urusan dia.

“Auh Yog sakit, kamu kenapa sih?” tanya Melody dengan polos.

“Masih tanya kenapa, kamu itu wanita jalang dan lebihnya lagi bisa-bisa mencoba merebut posisi Anjelin di hati Rey.”

“Aku tidak melakukan itu, aku masih setia sama kamu.”

“Sudahlah jangan munafik, kamu itu ah kebusukan kamu aku sudah tahu.” Yoga menunjuk wajah Melody dengan marah.

“Yog, kamu emang tidak tahu ya kalau aku masih suka kamu?”

“Jangan berfikir aku bodoh Mel, karena kamu ditolak Rey jadinya kamu balik ke aku? Bulshit!” pungkas Yoga.

      Yoga pergi langsung ke parkiran dan tancap gas pulang, disepanjang jalan dia mengingat pesan dari Anjelin bawah, “Yog, meskipun kamu mencintai suatu makhluk dan dia menyakitimu tapi jangan pernah membenci Tuhan.”

     Iya benar apa yang dikatakan Anjelin, sebagai manusia semua pasti membawa sifat buruknya sendiri-sendiri.

     Apa yang terjadi antara Melody, Yoga dan Anjelin masih menjadi misteri buat Rey.

    Melody yang masih sedih semenjak Yoga memarahinya itu, dia masih duduk di kursi sebelah pintu masuk makam. Rey mengajaknya untuk pulang bersama, karena dilihatnya tidak nampak mobil Melody.

“Ayo pulang saja, jangan bersedih tidak jelas disini” ajak Rey kepada Melody.

“Kamu masih di dalam tadi? Aku kira sudah pulang.” Menjawa sambil berjalan mengikuti Rey.

     Rey tidak ada tanggapan sedikit pun dengan ucapan Melody. Mereka dalam mobil juga hanya saling diam. Tetapi tipikal Melody yang tidak bisa diam, dia membuka percakapan dengan Rey.

“Kamu bawa mobil siapa ini Rey?”

     Selang lama Rey baru menjawa bahwa itu adalah mobil John yang dia pinjam, untuk John sebagai sahabat baru Rey memberikan fasilitas penuh padanya.

“Mel, sudah saatnya kamu menceritakan apa yang terjad dengan kamu dan Yoga?”

“Rey kamu kan sedang berduka, kenapa masih ingin memikirkan masalahku dengan Yoga?” tanya balik Melody.

“Justru karena permasalahanmu itu membawaku ke titik hina ini, aku seakan di teror oleh rasa yang tiba-tiba aku tidak mengerti aku berada di pihak mana.” Bentak Rey kepada Melody.

      Melody merasa ditekan oleh Rey, dia memaksa Rey untuk diturunkan dari mobil dengan segera. Dia sudah tidak ingin membahas permasalahan yang dulu.

      Rey yang marah melihat sikap Melody, dia segera mengusirnya dari mobil dan melaju dengan sangat kencang.

“Percuma aku meminta kebenaran dari Melody, tapi jika menanyakan kepada Yoga juga lebih dari tidak mungkin” gumam Rey dengan sendirinya.

     Rey menuju ke KOS milik Anjelin, dia berniat membereskan barang-barang milik Anjelin. Ketika merapikan make up, dia kembali menangis.

    Rey mendapati make up yang hanya itu-itu saja, lipstik yang tidak sengaja dibuka Rey ternyata isinya habis. Rey mencoba membuka tempat cream nya ternyata juga habis.

     Sedangkan dia masih ingat perkataan Anjelin “Rey awas jangan dijatuhin ya itu make up baru semua mahal-mahal harganya.”

      Bertapa sedihnya kondisi Anjelin saat itu, dengan isak tangis yang masih ada di Rey. Dia tetap meringkas barang-barang itu.

    Alat make up sudah beres, kini berganti membereskan mengenai buku, dia memasukkan ke dalam box khusus. Dia melihat-lihat hasil tulisan tangan Anjelin yang sangat rapih, tidak sengaja dia membuka buku catatan pelajaran.

     Ternyata isinya adalah sebuah curhatan hati Anjelin. Rey membaca dengan perlahan. Anjelin menceritakan mulai dari pertemun dengan Rey sampai pada merasa dirinya ditinggal oleh Rey.

        _Aku menemukan orang yang tepat menjaga hatiku, dia juga harapan untuk tumpuanku di masa depan. Dia orang yang sama dengan aku, mencari siapa sebenarnya dari diri kita sendiri. Terimakasih kasih sayang Tuhan, menyatukan aku dengan dia dalam hidup ini. Dia adalah Reymond. Orang akan banyak yang bertanya kenapa aku bisa dekat dengan dia, karena itu berawal dari sebuah makanan, berlanjut pada peringkat tercupu, dan akhirnya kita pacaran. Kita masing-masing masuk di sekolah tinggi yang jadi impian kita, aku di SMK Model dan Rey di SMA Favorit. Warna-warni cinta mulai tumbuh diantara kami. Kami yang sudah belajar banyak dari dunia luar, sering mempraktekkan pada hubungan kita. Hingga akhirnya Yoga sahabat Rey mengajaknya untuk double date, aku yang berusaha mengkrabkan Rey dengan pacar Yoga yaitu Melody ternyata menjadi sebuah bencana besar diantara kami. Hingga takdir cinta ini mengikuti antara mereka. Yoga dan Melody semakin dekat, seakan-akan aku hilang dari sisinya. Cobaan juga silih berganti, mamaku kini telah pergi disisiNya. Ternyata Rey juga pergi kedekat Melody. Dengan susah payah aku bertahan hidup dibantu oleh Yoga, susah payah aku bertahan menahan penyakit ini. Hingga aku bertemu kembali dengan Rey. Dia memintaku untuk kembali dengannya. Aku yang menyadari hidupku tidak lama, aku mengiyakan itu_

        Rey membaca tulisan itu hanya bisa meneteskan air mata. Rey menyadari dirinya selama ini payah. Tidak bisa memahami sepenuhnya diri Anjelin.

      Rey mulai memukul-mukul sendiri kepalanya, dia mengatak dirinya bodoh. Dia menyalahkan semua yang dia perlakukan terhadap Anjelin.

     Rey menyesalkan semua itu “Andai aku tahu akan seperti ini, mungkin aku akan melawan takdir.” Rey juga mengutuk dirinya sendiri untuk tidak ingin mengenal wanita lagi.

     Rey segera membereskan semua barang Anjelin, dan barang-barang itu diantarkan Rey ke rumah pamannya yang dikatakan oleh Anjelin saat tiga hari tidak online Hp.

       Karena ketidak tahuan rumah pamannya, Rey pergi ke rumah lama Anjelin siapa tahu tetangganya tahu tetangganya mengetahui keberadaan paman Anjelin.

       Setelah sampai, dengan 3 jam perjalanan. Rey menanyakan alamat rumah paman Anjelin, setelah ditanyakan kepada ketua rukun disitu ternyata mama Anjelin tidak memiliki saudara, dia adalah anak tunggal.

      Lagi-lagi Rey merasa dirinya tidak mengetahui itu, dan dia juga mengatakan bahwa rumah itu dijual karena untuk biaya hidup Anjelin.

“Mohon maaf pak, kalau saya boleh tahu siapa yang membeli rumah itu ya?”

“Pasangan Andre dan Titis, dia juga memeiliki putra yang sering menengok rumah itu untuk bersih-berish kalau tidak salah namanya Yoga.”

     Mendengar itu keyakinan Rey benar, bahwa yang membeli rumah itu adalah sahabat kecilnya Yoga. Rey kembali ke mobil, dia tertunduk sedih.

       Dia seakan-akan dibohongi oleh Takdir, dia merasa orang tidak berguna mengapa semua permasalahan itu dia tidak mengetahuinya.

       Rey menghubungi Yoga, ke 6 kalinya baru diangkat. Rey langsung menyempaikan bahwa dia sudah di depan rumah lama Anjelin untuk menyimpan barang-barang milik Anjelin.

       Rey menunggu kedatangan Yoga di teras depan rumah. Dia mengingat masa-masa SMP-SMA sering dia mengajak Anjelin video call, dan dia pasti berdiri di dekat bunga mawar kesukaannya.

       “Cla sayang, kamu sekarang sudah tidak sakit lagi. Kamu sudah tidak bertemu dengan laki-laki yang tidak berguna sepertiku lagi. Oh, iya Cla ini tanaman mawar kamu sudah tumbuh besar, semoga ini menandakan kamu sudah memaafkan aku di alam sana.”

      Yoga datang, Rey langsung meminta bantuan padanya untuk memasukkan barang-barang Anjelin dalam rumah masa kecilnya itu.

      Setelah selesai, Rey melihat photo Anjelin dengan mamanya yang masih ada, dia menitikkan air mata.

    “Percuma menangis Rey, semua sudah berlalu. Kini tinggal kita mendoakan dari sini saja.” Yoga mencoba menenangkan Rey.

    Yoga mengajak Rey untuk duduk sebentar di ruang tamu. Yoga membuka sebuah foto, itu adalah foto waktu SMP Rey, Yoga dan ditengah Anjelin.

      Yoga menghela nafas panjang, dia bersiap memberitahu cerita sedihnya itu.

“Rey kamu selama ini ingin tahu kan apa yang terjadi diantara kami?”

     Rey hanya bisa menatapnya, dia sudah lelah mencari tahu itu semua. Dia hanya pasrah diberitahu yang bersyukur jika tidak ya sudah, perlahan dia akan mengetahuinya.

       “Sehari sebelum kamu sakit, mama Anjelin dinyatakan kritis. Anjelin jatuh sakit, dia menghubungimu tapi katanya kamu tidak mengangkatnya.”

       “Iya aku saat itu setelah menjenguk mamanya Anjelin, langsung pergi latihan.” Jelas Rey

        “Anjelin mencoba mengubungi aku siapa tahu kamu bersamaku, aku menjawab bahwa kamu latihan persiapan Duta Nasional dengan Melody. Anjelin bergegas menuju tempat biasa kamu latihan. Setelah sampai disana gerbang sudah tutup, tapi di dalam ada mobilmu, dia nekat menerobos gerbang. Didapatinya kamu tidur ditengah lapang dengan memeluk Melody.”

             Rey mulai teringat masa itu, dia hanya bisa tertunduk menahan tangis dan sesak dalam dadanya. Karena dia sadar itu sebuah awal kesalahan. Yoga melanjutkan ceritanya.

        “Anjelin masih berprasangka baik, hingga tiba dia di telepon sama mama kamu katanya kamu sakit dan dia mau perjalanan bisnis sehingga dia meminta Anjelin datang. Dia meninggalkan mamanya yang kritis untuk menjenguk kamu. Ternyata kamu malah asik bercandan dengan Melody.” Yoga berusaha kuat menceritakan peristiwa itu.

        “Kamu tahu Rey, diposisi itu sangatlah sakit dan sulit. Anjelin dengan sekuat hati meninggalkanmu padahal dia tahu, dia tidak mampu meninggalkanmu. Dia berlari ke rumah sakit, tepat dia datang mamanya sudah dinyatakan meninggal. Bukankah itu sangat menyakitkan untuk Anjelin?”

        “Iya Yog kamu benar”

      “Dia berlari kerumah aku, dia menangis tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya aku dengan orang tua aku berencana membantu dia dengan membantu cuma-cuma, tapi dia menolak. Akhirnya kami meminta jaminan rumah ini saja.”

       “Aku menemani Anjelin, aku tahu perjuangan anjelin untuk kerja part time, dia mendaftar menjadi penulis juga. Berbagai aktivitas dilakukan agar bisa menyambung hidup. Ketika dia sudah mulai menerima kenyataan itu, tiba-tiba dia divonis penyakit kanker payudara.”

       Rey tidak tahan mendengar itu, dia sudah mual-mual karena menahan tangis dalam dadanya. Yoga memberitahunya bahwa saat Anjelin periksa terkahir ke rumah sakit, dia melihat Rey dengan Melody bermain asik di taman kota.

       Rey hanya bisa menangis dan menangis. Meskipun dengan tangis sekuat apapun itu, tidak akan bisa menghidupkan kembali Anjelin dalam sisinya.

     Yoga membiarkan Rey untuk tenang terlebih dahulu, kemudian Rey bertanya lantas apa rahasia antara dia dengan Melody.

      Rey menjelaskan bahwa dia setelah dari pantai tidak lama putus. Melody mengatakan bahwa Yoga bukan orang yang pas untuk dirinya.

      Yoga juga mempergok Melody sedang bermain kamar dengan pria lain. Padahal Yoga saat itu membawa cicin untuk melamarnya dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Tapi Melody tetap menolak dan malah bermain dengan banyak orang.

      “Aku sedih Rey, aku menghilang karena terlalu sulit melepas orang yang aku sayang. Jujur Rey aku dengannnya sudah tidur bersama, aku sangat mencintainya. Saat dipantai itu dia sedang hamil.”

     “Lantas?” tanya kaget Rey dengan Yoga

     “Aku ingin menyeriusi dia Rey. Tapi ketika aku mempergok itu dia malah mengejek aku, bahwa kau tidak sehabat lelaki itu.”

Rey masih mendengar dengan seksama,

        “Meskipun sudah ketahuan bejatnya, bodohnya aku masih melamar ke orang taunya. Ketika aku meluncur ke rumahnya. Melihat dia sudah berganti pasangan lagi. Dari situlah aku mulai curiga dengan dia.           Ternyata setelah aku selidiki, dia hamil itu bukan anakku melainkan anak yang tidak tahu siapa bapaknya.”

Rey bertanya heran dimana anaknya?

     Tapi Yoga memberitahunya bahwa anak itu digugurkan. Kaget iya kaget Rey seakan tidak percaya, tapi sahabatnya tidak mungkin membohonginya.

      “Itulah kenapa aku membencimu karena kamu bisa tega meninggalkan Anjelin untuk wanita yang seperti dia”

       Rey hanya diam, dia menjelaskan sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa, tapi mungkin dia sudah banyak menyusahkan Melody sehingga sangat kasihan jika membiarkan Melody pergi.

      Yoga memahami itu sekarang dia tidak bisa melarang Rey. Bagaimanapun semua orang akan memilih takdirnya sendiri.

       Keesokan harinya Rey melihat dunia kembali berbeda, Yoga sudah pindah kerja ke Australia. Sedangkan Melody tiba-tiba menikah.

        Rey tidak kaget akan semua itu, karena Yoga sudah menjelaskan semua itu padanya. Rey kini aktivitas seperti biasa, dia juga kembali jadi jarang belajar, tugas dosen juga jadi jarang dikerjakan. Tapi tetap menjadi mahasiswa favorit.

        Bahkan Rey menjalani hari-hari yang bosan pergi mendaki gunung sendirian untuk mengetahui makna hidup itu seperti apa.

      Dia juga mulai mencicipi minuman haram berbagai jenis. Tapi itu tetap tidak dapat mengobati kekosongan di hatinya. Dia juga sekarang menjalani hidup penuh dengan penyesalan dan tanpa arah.

     Setiap saat yang selalu diucapkan adalah untu Anjelin, dia selalu minta maaf kepada Anjelin.

     “Cla kita akan segera bertemu melalui gunung tempat aku berdiri saat ini aku meminta maaf kepadamu. Bagaimanapun itu aku sekarang berjalan tanpa arah karena kamu tinggalkan.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status