Share

Love in The Dream (Bahasa Indonesia)
Love in The Dream (Bahasa Indonesia)
Penulis: Zenny Arieffka

PROLOG

Brandon mulai mengerjapkan matanya ketika sinar matahari mulai menyusup dalam cela-cela jendela kamarnya. Ahh... Siapa yang membuka gorden Kamarnya pagi-pagi seperti ini? Mama? tidak, itu tidak mungkin Mama, Mamanya hanya akan masuk ke dalam kamarnya ketika dirinnya sudah bangun dan keluar dari kamarnya.

Apa Aaron? Ahh tidak mungkin juga, Anak itu kan masih di luar negri. Akhirnya dengan kesal Brandon bangun dari tempat tidurnya. Dengan sedikit menyeret langkahnya Brandon mulai masuk kedalam kamar mandi. Ada yang berbeda dengan kamar mandinya. Ada dua handuk yang satu berwarna biru tua, yang di yakini sebagai miliknya, yang satu lagi berwarna merah muda. Punya siapakah handuk tersebut? Brandon menggelengkan kepalanya tak menghiraukan tentang handuk tersebut. Dia beralih kearah Wastafel untuk menggosok gigi. Lagi-lagi dirinya dikejutkan dengan adanya dua sikat gigi dalam satu wadah. Dua Gelas lucu untuk berkumur, dan juga ada beberapa Cream yang di yakini sebagai Cream untuk wanita.

Apa ada yang menjailinya saat ini? Apa dirinya sedang di kerjai atau sesuatu?

Dengan tergesa Brandon kembali keluar dari kamar mandi dan baru menyadari jika keseluruhan dekorasi kamarnya berubah menjadi warna Pink. Apa-apa’an ini? Pikirnya kemudian. Bahkan di ujung kamarnya pun terdapan Boks Bayi yang terlihat masih baru belum di gunakan. Boks Bayi? Apa dirinya salah masuk kamar tadi malam?

Brandon akhirnya keluar sambil memanggil-manggil Mamanya. Mama yang sangat di sayanginya.

“Mah... Mama... kenapa kamarku....” dan Brandon tak dapat melanjutkan kalimatnya ketika mendapati Mamanya sedang memasak dengan seorang wanita di dapur mereka, sedang Papanya sedang membaca koran dengan santainya. Siapa wanita itu? Tanya Brandon dalam hati tanpa menghilangkan rasa penasarannya.

Brandon mendekat kearah Mamanya dan wanita tersebut yang posisi mereka saat ini membelakangi Brandon. Nessa akhirnya membalikkan badannya mendapati Putera pertamanya dengan raut bingung.

“Sayang.. Kamu sudah bangun.. padahal tadi istri kamu sudah bangunin kamu sejak jam tujuh tadi loh...” Kata Nessa, ibunya, sambil membawa beberapa masakan ke meja makan.

Istri? Istri yang mana? Brandon bahkan merasa tak pernah menikah sebelumnya.

“Heii... Kamu sudah bangun?” Tanya suara lembut dari sosok wanita yang kini sudah menghadap kearahnya. Sosok wanita dengan wajah cantiknya yang selama ini menghiasi mimpi-mimpi dan fantasinya.

“Angel..” tanpa sadar Brandon menyebutkan nama wanita tersebut.

“Iya sayang... Aku tadi sudah bangunin kamu tapi kamu nggak mau bangun. Aku lapar, anak kita juga.” Kata wanita yang di sebut Brandon dengan nama Angel tersebut sambil mengusap perutnya yang sudah besar.

“Anak?” Tanya Brandon masih dengan raut bingung.

“Iyaa... anak kita...” kata wanita tersebut meyakinkan.

“Sudahlah Kak... Kak Angel nggak usah ngurusin Brandon lagi, mendingan ngurusin aku.” Itu suara si tengil Aaron. Tunggu dulu, Kenapa Aaron ada disini? Semuanya jadi tidak masuk akal untuk Brandon.

“Aaron.” Kata Dhanni meralat ucapan anaknya. Yaahh.. Aaron memang lebih suka memanggil Brandon hanya sebutan namanya saja, tanpa embel-embel Kakak dan sebagainya.

“Iya Pah.. Kak Brandon.” Aaron membenarkan perkataannya dengan sedikit kesal.

Brandon tidak menghiraukan Aaron dan keluarganya lagi, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah wanita di hadapannya tersebut, bagaimana wanita ini bisa begitu nyata di hadapannya, menjadi istrinya dan mengandung anaknya..? Itu.. Sepertinya tidak mungkin.

“Bisa kita bicara sebentar.?” Tanya Brandon pada wanita tersebut.

“Mau bicara apa?”

“Kita ke kamarku dulu.” Kata Brandon sambil menarik tangan wanita tersebut. Ya tuhan.. Bahkan tangan itu terasa nyata dalam genggaman tangannya.

Brandon menutup pintu kamarnya dan mulai menatap tajam kearah wanita tersebut. Mengamatinya, mendekatinya pelan-pelan.

“Bagaimana kita bisa menikah? Dimana kita saling kenal, dan astaga.. Bagaimana mungkin kamu nyata?” tanya Brandon dengan sedikit frustasi.

“Kamu nggak ingat sama sekali?” tanya wanita itu dengan lembut. Brandon hanya menggeleng pasti. Yaa.. dirinya sama sekali tidak mengingat apa-apa, dirinya hanya mengingat jika wanita di hadapannya ini adalah wanita misterius yang selalu menghiasi mimpinya selama lima tahun terakhir.

“Mungkin ini akan mengingatkan Kamu.” Kata wanita tersebut sambil merangkulkan lengannya ke leher Brandon lalu mendaratkan bibir penuhnya kepada bibir Brandon. Ciuman tiba-tiba itu benar-benar mengejutkan untuk Brandon. Ciuman yang sangat intens dan begitu terasa nikmat untuknya. Brandon kini bahkan sudah memeluk tubuh wanita tersebut, membalas ciumannya, menikmati rasanya. Hingga rasa tersebut berubah sangat cepat menjadi Gairah. Brandon menginginkannya.

Dengan terengah Brandon melepaskan pangutannya. Menatap wajah merah padam dari wanita dihadapannya tersebut. “Angel...” kata Brandon dengan parau penuh gairah.

“Apa Kamu sudah mengingatku?” Tanya wanita tersebut dengan lembutnya.

Namun belum sempat Brandon menjawab, tiba-tiba wanita tersebut sedikit demi sedikit mengabur, tubuhnya mulai bercahaya, sedikit demi sedikit menjadi lebih terang dan lebih terang lagi hingga Brandon tak  mampu melihatnya.

“Angel..” Panggil Brandon ketika tubuh wanita tersebut sedikit demi sedikit menghilang dari pandangannya.

“Angel...” Lagi-lagi Brandon memanggil wanita tersebut kali ini sedikit lebih keras. Tapi ketika cahaya itu hilang dan ketika Brandon dapat mebuka matanya dengan sempurna, Brandon mendapati dirinya sendiri di tengah ruangan tersebut.

“Angel... Kamu dimana? Kamu dimana Sayang?” Teriak Brandon sambil mencari-cari sosok yang sangat di inginkannya tersebut.

“Angel... Angel....”

***

“Angellllllll.........” Teriak Brandon sambil terduduk lengkap dengan keringat dinginnya. Napasnya menggebu, matanya merah melebar. Brandon sadar jika dirinya baru bangun dari mimpi dalam tidurnya.

Ahh... Sial..!! Mimpi itu lagi. Umpatnya dalam hati.

Lalu Brandon kembali membaringkan Diri di ranjangnya, menatap jauh pada langit-langit kamarnya. Brandon meraba dadanya. Mimpi itu terasa begitu nyata.. jantungnya bahakn masih berdetak lebih cepat seakan ingin melompat dari tempatnya. Belum lagi rasa kehilangan saat melihat wanita tersebut menghilang begitu saja, benar-benar sangat menyakiti tepat di dadanya. Apa ini? Kenapa seperti ini???

Brandon memijit pelipisnya. “Angel... Apakah kamu nyata??” Lirihnya sedikit tak terdengar.

-TBC-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status