Share

Lovely BASTARD
Lovely BASTARD
Penulis: R_Quella

Sneek peak

Lovely BASTARD:

Starring Keenan Maxfield || Arabella Alison

▪️▪️▪️

"I found you, Bitch." 

Suara itu sontak mengalihkan keduanya. Mendapati salah satu dari mereka memergoki dirinya, lantas menginterupsi pergerakan mereka dan tanpa mengatakan apa-apa Keenan menarik tangannya, membawanya lari menyusuri lorong sepi, hingga tembus di parkiran belakang. 

Napas Arabella tersenggal, kejadian ini mengingatkan Arabella pada salah satu prianya. Kejadian ketika seseorang ingin bermain-main dengannya. Itu tidak lagi penting, apalagi setelah itu Keenan sudah menaiki motor besarnya. Mengisyaratkan Arabella untuk naik melalui gerakan matanya. 

Arabella berkedip dua kali. "Ken, kau yakin aku naik ini?" 

"Cepatlah, Ara." 

Suara tembakan mengudara, menginterupsi Arabella untuk segera naik entah bagaimana caranya hingga motor besar Keenan mulai melaju. Mengendarainya cepat, brutal dan tanpa arah sementara beberapa mobil bergegas mengikuti mereka. Saling mengejar seakan berlomba di jalan raya. 

Pegangan Arabella mengencang, mencengkram kuat jaket kulit Keenan dan lebih memilih menutup matanya seraya merapalkan doa dalam hati. Gila. Keenan Maxfield benar-benar di luar dugaan. 

Bereskan. Kalimat itu meluncur dari bibir Keenan begitu motor yang di kendarainya masuk ke jalur terowongan. Keenan terkekeh mendapati raut kepanikan di wajah Arabella yang sangat kentara. Matanya terpejam sedangkan bibirnya sibuk menggumam. Tampak lucu di matanya. Perlahan Keenan mengurangi kecepatannya, bergerak melambat seiring mobil-mobil di belakang mereka tidak lagi terlihat. Dan begitu mereka sampai di luar terowongan, Keenan menyentuh tangan Arabella menginterupsinya membuka mata. 

Perlahan Arabella membuka kelopak matanya dan begitu menyadari mobil-mobil itu tidak lagi mengejar, tanpa sadar Arabella mengembuskan napas leganya. 

Sialan gila. Ini kali pertama dia naik motor besar dan Keenan membawanya melaju kesetanan seperti tadi. Layaknya Rossi berada di arena. Mendebarkan sekaligus mengagumkan. Jantung Arabella bahkan masih berdebar-debar, shock dan panik membuatnya blank. Mendominasi. 

"Kau gila, Ken!" gerutu Arabella menyandarkan kepalanya, merasa lelah. 

Senyum geli Keenan tersungging. "Bukankah itu seru, Baby?" 

Arabella memukul kepala belakang Keenan gemas. "Kau hampir membunuhku, Bastard!" 

Keenan tertawa. Kali bukan hanya karena karena perkataan atau reaksi gemas Arabella melainkan bagaimana dia menikmati dekapan erat Arabella di perutnya. "Dan kau masih bernapas bebas, Ara." 

Arabella tidak menjawab. Dia lelah. Setelah menghabiskan hampir satu jam untuk bersandiwara di tambah kegilaan Keenan di jalanan, Arabella benar-benar lelah. 

Roda motor Keenan berbelok, menepikan motornya di pinggiran pantai kemudian turun dan membiarkan Arabella tetap duduk di atas motornya. Keduanya menatap ke depan, menikmati semilir angin menyapa wajah mereka, terasa nyaman dan menenangkan. 

Jalanan di sini nampak sepi, sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda kendaraan melintas di sini. Arabella bahkan baru tahu ada pantai di sekitar sini. Well, tentu saja karena tempat ini jauh dari kota. Arabella bahkan tidak tahu mereka ada di mana sekarang. "Dari mana kau tahu tempat ini?" 

"Rahasia." jawab Keenan singkat. 

Arabella mendengus dan begitu dia menyentuh telinganya, dia baru menyadari micro earpiecenya tidak lagi di sana. Kemungkinan benda itu jatuh ketika dia sibuk berlari atau mungkin ketika dia berkelahi dengan orang-orang idiot itu.  

"Apa kau tidak punya baju?" 

Arabella hanya mendongak begitu Keenan membungkus pundak telanjangnya sambil mendumel. Lucu sekali, batin Arabella. 

Tatapan Keenan menggelap begitu menyadari kalau apa yang Arabella pakai lebih dari kata minim. Terlalu seksi dan terbuka. "Setidaknya pakai baju yang lebih nyaman," decak Keenan menatap Arabella protes. 

"Sejujurnya aku lebih nyaman telanjang," balasnya acuh. 

"Kau tahu aku tidak akan keberatan," Jemari Keenan bergerak lembut ke dagunya. "Jangan pakai pakaian seperti ini di hadapan pria lain." 

Peringatan Keenan membuat Arabella memiringkan kepalanya. "Kenapa aku harus?"

"Kau tidak diizinkan membantah." 

Arabella mengangkat alisnya, menantang. "Kalau aku bersikeras?" 

Senyum Keenan tersungging, perlahan dia membelai bibir bawah Arabella dengan ibu jarinya—menyeringai. "Coba saja kalau kau memang ingin tahu." 

Pelan dan lembut disertai bujuk rayu, tetapi juga penuh ancaman. 

Sialan. Lagi-lagi Arabella harus menahan diri. Dia tidak menyangka sentuhan Keenan begitu berefek padanya, bahkan tubuhnya merespon dengan baik setiap sentuhan Keenan.

Jangan lagi... Katanya dalam hati. 

Sudah terlalu banyak batas keras yang Keenan langgar, Arabella ingin berhenti tapi begitu sentuhan Keenan menjelajah lebih jauh, Arabella tahu dia tidak mampu menghentikannya. Mata Arabella terpejam, menikmati aliran darahnya yang kian menghangat, menyatu dalam dirinya—menyentak setiap sarafnya. Ini gila. Lebih gila lagi ketika tubuhnya malah bereaksi, mendekat lebih intens dalam sentuhan Keenan yang seolah menawarkan kenyamanan. 

"Siapa mereka, Ara?" bisik Keenan di telinganya. 

Arabella membuka mata, manik mata birunya nampak jernih berkilauan. "Kau tidak perlu tahu," balasnya berbisik. 

"Kenapa mereka mengejarmu?" 

Arabella mecebik, merengut. "Bukan urusanmu." 

Keenan menumpukan kedua tangannya di atas motor, memenjarakan Arabella di bawahnya sementara tatapan mereka beradu. Tatapan gelap Keenan seakan mampu menembus dirinya, menelanjangi Arabella hanya dari tatapan matanya. Sedangkan, Arabella mencoba menyelami Keenan—kosong. Lelaki itu nampak ahli menyembunyikan emosinya. 

"Aku benci menebak-nebak, Baby. Itu melelahkan." bisiknya di belakang telinga, giginya terkatup seraya membawa cuping Arabella bersamanya, merayu sekaligus menggodanya. Hangat napas Keenan menjalari otot lehernya, bercampur wangi tubuhnya yang maskulin. "Apa aku perlu melakukannya di atas sini?" 

Arabella melotot. "A—apa?"

Senyuman Keenan merekah, menggodanya. "Kau jelas tahu apa yang kupikirkan, Baby." bisiknya dengan suara berat. 

Arabella membuka tutup bibirnya. Kehilangan kata-kata. Terlampau terkejut dengan pemikiran bastard lelaki di depannya. 

Hangat sentuhan Keenan menggelenyar di punggungnya, bersamaan dengan jemari lelaki itu mulai merayap ke dalam—menyusup di sela-sela pengait bra, sengaja berlama-lama di sana.

"No, Ken...."

Arabella menghentikan pergerakan tangan Keenan, menyentaknya keluar sebelum kesadarannya benar-benar melebur dalam bujuk rayu, membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan menginginkan lebih. 

No more, Ara... 

"Sudah cukup main-mainnya." 

Keenan tersenyum. "Aku bahkan belum memulai, Ara." katanya menempelkan kening mereka. 

"Aku tidak mengizinkanmu memulai," Arabella menutup matanya sejenak. "Hentikan kegilaan ini. Secepatnya." 

"Setelah kau membangunkanku?" 

"A—apa?" 

Lagi-lagi Arabella terhenyak, dia berkedip dua kali mendengar perkataan frontal Keenan. 

Dia gila, Ara... 

"Aku menginginkanmu. Di sini. Di atas motorku." 

Aloha, R_Quella di sini!

Buat yang belum kenal, salam kenal ya👋

Jangan lupa follow & Bintang 🌟 kecil+penuhin in-line komentar, ya 👍

___________________

Lovely BASTARD merupakan seri ke dua dari Girls Knight Series. Bagi yang belum tahu bisa cek di profil aku buat baca seri pertama yang berjudul My Fierce Secretary.

Novel Romance by R_Quella

#Book2 [Girls Knight Series]

(Alessia, Arabella, Velove and Keira.)

Silahkan follow akun+i*******m @r_quella99 & @girlsknight.official untuk informasi lebih lanjut (^_-)

Jangan lupa masukin ke list bacaan klean, ya! 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
lenong
aq mampir, Salam kenal......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status