Beranda / Romansa / Luapan Gairah Panas Ayahmu / Bab 197. Monolog Ironi yang Mematikan.

Share

Bab 197. Monolog Ironi yang Mematikan.

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-16 09:54:57

​Zira tidak bisa lagi menikmati sore itu. Mereka duduk di kafe, tetapi Zira tidak menyentuh kopinya. Ia terus memutar ulang kata-kata Farah di kepalanya, membedah setiap suku kata:

​“Aku juga sering melihat dia di sekitar Ayahmu, Rayhan, di beberapa acara.”

​Ini adalah bukti bahwa Alesha dan Rayhan memiliki pertemuan di luar yang Zira ketahui. Mereka memiliki "dunia" terpisah yang tidak melibatkan Zira. Dunia itu pasti adalah Unit Apartemen Rahasia Rayhan.

​“Dia bukan gadis kecil yang polos seperti yang kamu kira.”

​Ini adalah konfirmasi. Farah, yang pernah melihat Alesha sebagai pesaing atau sebagai anak yang diabaikan ayahnya, kini melihatnya sebagai ancaman yang jauh lebih besar. Alesha tahu apa yang ia lakukan. Ia tidak dipaksa. Ia adalah partisipan aktif dalam permainan berbahaya ini.

​“Jangan terlalu percaya pada siapa pun.”

​Siapa pun. Itu berarti Rayhan dan Alesha. Keduanya bersekutu untuk menipunya.

​Rasa sakit itu tidak lagi terasa seperti kekecewaan. Itu adalah pengkhianata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 314. Kemurkaan Seorang Ayah. 

    ​"Waktu yang tepat?" Arif mencibir. "Waktu yang tepat adalah saat kamu pingsan di kampus? Waktu yang tepat adalah saat kamu harus minum vitamin ini sendirian, bersembunyi di sini, dia takut dengan putrinya sendiri? Kapan waktu yang tepat bagi seorang pria untuk bertanggung jawab, Lesha? Setelah anaknya lahir? Setelah nama baikmu tercoreng?" teriak Arif, dia begitu marahnya terhadap Rayhan, Alesha dan keadaan yang semakin hari bukannya membaik malah menjadi lebih buruk dan membuat masa depan putrinya suram. ​Alesha menangis histeris. Ia tahu ayahnya benar. Mereka terlalu pengecut, terutama Rayhan, yang menyuruhnya untuk bersembunyi.​"Om Rayhan merawatku, Pa. Dia mengirim kurir, dia video call setiap malam. Dia memastikan aku aman," isak Alesha. Masih membela Rayhan dengan menepis semua tuduhan Arif pada ayah dari janin yang di kandungnya. ​Arif mendekat, dan tangannya menangkup wajah Alesha yang basah, memaksanya menatap.​"Rayhan merawatmu? Dengan bersembunyi? Itu namanya pengecut,

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 313. Arif Mengetahui Kehamilan Alesha. 

    ​Dia membuka tutup botol. Isinya masih banyak.​Arif membalik botol itu, dan matanya membaca deskripsi di label dengan mata membelalak:​Prenatal G-Vit - Suplemen Khusus Ibu Hamil dan Menyusui. Mengandung Asam Folat Tinggi, Zat Besi, dan DHA untuk Perkembangan Janin.​Dunia Arif seolah runtuh. Bukan oversized sweater, bukan makanan diet, bukan rujak, dan bukan pula Rayhan yang datang, yang menjadi masalah. Masalahnya adalah Alesha sedang hamil.​Arif terduduk di tepi bak mandi. Pandangannya kosong, fokusnya hanya pada tulisan-tulisan kecil di botol itu. Seluruh sandiwara perpisahan, alasan pindah apartemen, pingsan di kampus, makanan sehat, pakaian longgar ... semuanya menjadi sangat jelas, sangat terstruktur, dan sangat menyakitkan.​Dia merasakan gelombang emosi yang luar biasa: marah, kecewa, takut, dan terutama, perasaan dikhianati oleh Alesha dan Rayhan, dua orang yang paling ia cintai. Hamil di tengah skripsi, tanpa kejelasan pernikahan!​Siapa ayahnya? Pertanyaan itu sangat bo

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 312. Rahasia yang Terbakar di Rak Obat. 

    ​​Kecurigaan Arif mencapai puncaknya saat Zira meneleponnya malam sebelumnya. Zira, dalam nada yang anehnya tidak marah melainkan khawatir, menumpahkan kecurigaan tentang kondisi fisik Alesha dan pesanan makanan sehat premium ke unit apartemen Alesha. Zira berkata, suaranya dipenuhi kebingungan, “Om, Alesha sakit apa? Kenapa dia pesan makanan mahal dan bergizi khusus? Dia sangat pucat. Dia selalu menolak bilang ada apa-apa.”​Mendengar itu, mata Arif terbuka lebar. Alesha bilang ia memasak sendiri atau membawa bekal dari rumah, dengan alasan ingin berhemat dan fokus. Kebohongan itu, yang kini diperkuat oleh kesaksian Zira yang tidak terduga, adalah sinyal bahaya. Kebohongan kecil di sekitar hal-hal besar. Arif bertekad melakukan sidak mendadak. Bukan hanya untuk mengecek apakah Rayhan datang ke sana, tetapi yang lebih penting, untuk memeriksa kondisi kesehatan putrinya yang ia curigai sakit parah, atau menyembunyikan masalah yang jauh lebih dalam.​Pukul 11.00 siang. Arif meninggalka

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 311. Red Flag. 

    ​"Ini," Zira menyodorkan smoothie itu. "Ini smoothie stroberi-pisang. Dulu kamu suka, kan? Aku beli dua."​Alesha merasa canggung, namun ia menyambut isyarat damai itu. "Terima kasih, Zira."​Mereka berjalan pelan menuju gazebo. Interaksi ini terasa lebih nyaman, didorong oleh Zira yang kini mencoba peran sebagai teman yang melunak, setelah bujukan Revan.​"Kamu terlihat lebih baik hari ini," puji Zira. "Mungkin smoothie membantu."​"Mungkin," Alesha tersenyum, lalu menyesap sedikit. Ia harus menjaga agar minuman itu tidak memicu mual.​"Lesha," Zira memulai, suaranya kembali serius, tetapi lembut. "Aku sudah berpikir. Mungkin Revan benar. Aku tidak seharusnya memaksamu untuk menjauhi Papa. Jika kamu dan Papa benar-benar saling mencintai, aku harus belajar menerimanya. Aku berjanji akan mencoba."​Alesha menahan napas. Ini adalah kemajuan yang luar biasa! "Zira ...."​"Tapi," lanjut Zira, dan kata 'tapi' itu merusak segalanya. Matanya menjadi tajam, tidak marah, tetapi menyelidik. "Ak

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 310. Analisa Zira. 

    Zira melihat seorang kurir dengan label makanan premium dari toko terkenal—Healthy Kitchen—berdiri di depan salah satu unit di lantai bawah Blok A, unit yang sama dengan apartemen Alesha. Kurir itu terlihat frustrasi karena tidak ada yang membuka pintu, dan terus mengetuk.​Zira melihat dengan jelas alamat yang tertera di kantong kurir: Blok A, Unit 10D. Zira tahu itu adalah unit yang sudah lama dibeli Arif untuk Alesha.​Zira mengernyit. Kenapa kurir makanan sehat premium mengantar ke apartemen Alesha, di malam hari, dan kenapa Alesha tidak membukakan pintu? Kurir itu, karena panggilan tidak terjawab, akhirnya berjalan sedikit menjauh, dan Zira melihat kantong plastiknya penuh dengan botol-botol kecil jus detox dan kotak makanan catering sehat, yang harganya terkenal sangat mahal.​"Alesha bilang dia masak bekal dari rumah Om Arif," bisik Zira pada Revan. "Dia bilang dia sedang berhemat dan fokus skripsi. Tapi kurir itu baru saja mengantar Healthy Kitchen ke unitnya. Itu mahal sekali

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 309. Keputusan Zira yang Bijaksana. 

    ​"Zira? Ada apa?" tanya Alesha, tangannya otomatis memegang perutnya—kebiasaan baru yang harus ia hilangkan.​"Aku ... hanya ingin bertanya sesuatu." Zira mendekat, kini suaranya terdengar ragu, bahkan ada sedikit nada perhatian yang tak terduga.​"Kau... yakin baik-baik saja? Kau kelihatan seperti baru saja berlari maraton. Dan kau selalu pakai baju kebesaran sekarang. Bukankah cuaca di Jakarta agak panas?" Zira memicingkan mata, menganalisis, sebuah kebiasaan yang tidak pernah hilang darinya.​Alesha merasa canggung. Ia harus berhati-hati dengan setiap kata dan gerakan.​"Oh, ini," Alesha menunjuk sweater-nya. "Aku hanya sedang suka gaya begini. Nyaman, dan juga ... di ruang dosen pembimbingku AC-nya terlalu dingin. Jadi aku butuh ini."​"Kamu sudah makan siang? Jangan sampai pingsan lagi," desak Zira.​"Sudah, aku bawa bekal sendiri dari rumah Papa Arif," bohong Alesha. Ia membawa bekal buatan Rayhan yang dikirim kurir rahasia pagi itu.​"Aku mau bertanya tentang skripsimu," Zira m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status