Home / Romansa / Luapan Gairah Panas Ayahmu / Bab 43. Tak Bisa Berhenti. 

Share

Bab 43. Tak Bisa Berhenti. 

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-09-10 08:15:52

Alesha berdiri di depan cermin, tubuhnya hanya dibalut handuk. Rambutnya tergerai, wajahnya sedikit pucat, dan matanya masih merah karena beberapa hari terakhir sulit tidur. Sejak Zira mulai dingin padanya, Alesha merasa dadanya makin sesak. Rasa bersalah menempel seperti noda yang tak bisa dicuci bersih.

Alesha keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah meneteskan air ke bahu. Handuk kecil ia tekan-tekan pelan ke helai panjangnya. Saat membuka pintu kamar, ia tertegun—Rayhan sudah duduk di tepi ranjang, jas kerjanya terlipat rapi di kursi, dasi tergantung begitu saja di sandaran.

“Om …?” Alesha refleks merapatkan handuk di dada. “Kok bisa masuk?”

Rayhan menoleh, tatapannya berat dan dalam. “Aku kangen kamu,” ucapnya tanpa menjawab apa yang Alesha tanyakan.

“Aku—” kalimatnya terhenti ketika Rayhan berdiri, langkahnya mantap mendekat. Dengan mudah ia menarik handuk dari tangan Alesha, menjatuhkannya ke lantai. Jemarinya menyapu sisa tetesan air di kulit leher Alesha, lalu berhenti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 43. Tak Bisa Berhenti. 

    Alesha berdiri di depan cermin, tubuhnya hanya dibalut handuk. Rambutnya tergerai, wajahnya sedikit pucat, dan matanya masih merah karena beberapa hari terakhir sulit tidur. Sejak Zira mulai dingin padanya, Alesha merasa dadanya makin sesak. Rasa bersalah menempel seperti noda yang tak bisa dicuci bersih.Alesha keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah meneteskan air ke bahu. Handuk kecil ia tekan-tekan pelan ke helai panjangnya. Saat membuka pintu kamar, ia tertegun—Rayhan sudah duduk di tepi ranjang, jas kerjanya terlipat rapi di kursi, dasi tergantung begitu saja di sandaran.“Om …?” Alesha refleks merapatkan handuk di dada. “Kok bisa masuk?”Rayhan menoleh, tatapannya berat dan dalam. “Aku kangen kamu,” ucapnya tanpa menjawab apa yang Alesha tanyakan. “Aku—” kalimatnya terhenti ketika Rayhan berdiri, langkahnya mantap mendekat. Dengan mudah ia menarik handuk dari tangan Alesha, menjatuhkannya ke lantai. Jemarinya menyapu sisa tetesan air di kulit leher Alesha, lalu berhenti

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 42. Tak Bisa Sembunyi Lagi

    Rayhan mengusap punggungnya, menenangkan. “Kamu luar biasa, Lesha.”Alesha tersenyum kecil, meski matanya berat. “Kamu juga … gila.”“Kegilaan yang gak akan aku sesali,” balas Rayhan, mengecup keningnya.Malam itu, mereka tak hanya tenggelam dalam dua ronde. Mereka tenggelam dalam perasaan yang terlalu dalam untuk dihapus.Dan meski dunia di luar bisa runtuh kapan saja, di kamar itu… hanya ada mereka berdua.Hanya candu.Hanya cinta.Yang tak bisa berhenti.***Beberapa hari terakhir, hidup Alesha terasa seperti berada di tepi jurang. Setiap langkah kecil yang ia ambil bisa membuatnya jatuh kapan saja. Zira semakin dingin, semakin sulit diajak bicara. Dan Rayhan… laki-laki itu seolah makin tak bisa menahan diri untuk selalu berada di dekatnya.Di rumah sakit, gosip mulai berembus. Nadya, suster yang terkenal cerewet di nurse station, tanpa sadar menambah beban pikiran Rayhan.“Dokter Rayhan kayaknya jatuh cinta lagi, ya?” Nadya menoleh pada rekannya sambil merapikan tumpukan berkas.S

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 41. Malam Panas. 

    Mereka bergerak bersama, berulang kali, sampai batas antara benar dan salah kabur. Sampai waktu kehilangan makna. Sampai satu-satunya hal yang ada hanyalah detak jantung keduanya yang berpacu.Beberapa jam kemudian, keheningan menyelimuti.Alesha terbaring di dada Rayhan, napasnya mulai teratur. Tangannya masih melingkari pinggang pria itu, seolah takut jika melepaskan, semuanya akan hilang.“Rayhan .…” Suaranya pelan.“Hm?”“Kalau Zira tahu … kalau semua orang tahu … apa yang akan kamu lakukan?”Rayhan diam lama. Jantungnya berdetak kencang di bawah telinga Alesha.“Aku akan menjagamu,” jawabnya akhirnya. “Dan aku akan jujur pada Zira, saat waktunya tiba.”Alesha menutup mata. Kata-kata itu menenangkan, tapi juga menakutkan.Karena ia tak tahu kapan “waktunya” itu akan datang. Dan berapa besar harga yang harus mereka bayar ketika kebenaran itu terbuka.Namun malam itu, di kamar kecil apartemen sederhana, keduanya memilih untuk tidak memikirkan esok.Karena malam itu, mereka hanya tah

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 40. Tak Bisa Berhenti

    Alesha duduk di tepi ranjang apartemennya, lampu kamar hanya menyala temaram. Ponselnya tergeletak di atas bantal, layar masih menampilkan chat terakhir dari Zira. Hanya satu emoji datar. Itu saja.Beberapa hari lalu, setiap pagi selalu ada sapaan hangat dari Zira. Obrolan ringan tentang tugas kuliah, gosip teman sekelas, atau sekadar rekomendasi drama Korea terbaru. Semua terasa biasa, wajar, menyenangkan. Tapi kini … hampa.Alesha menekan ikon panggilan, menunggu sambungan. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Hanya nada tunggu yang tak pernah terjawab. Sesekali Zira membalas dengan singkat, seolah hanya formalitas.Zira menjauh.Dan Alesha tahu alasannya. Ia mungkin belum mendengar secara langsung, tapi ia bisa merasakan. Gadis itu melihat sesuatu, mencurigai sesuatu.Perasaan bersalah menusuk dadanya. Ia ingin mundur, ingin menyerah, ingin jujur. Tapi bagaimana mungkin ia menghancurkan dunia Zira dengan satu pengakuan?Lebih dari itu—bagaimana mungkin ia menghentikan Rayhan?Nama itu saja

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 39. Retakan yang Semakin Nyata. 

    Matahari sudah tinggi, tapi rumah itu seolah masih diselimuti sisa malam. Sunyi, hening, hanya terdengar suara burung dari luar jendela dan denting sendok beradu dengan piring dari dapur.Zira sudah bangun lebih dulu pagi itu. Rambutnya masih tergerai, wajahnya pucat dengan kantung mata samar—bekas semalaman tak bisa tidur. Pikirannya terus dihantui bayangan semalam: ayahnya di balkon bersama Alesha. Terlalu dekat, terlalu nyaman.Ia tak ingin mengingatnya, tapi setiap kali menutup mata, bayangan itu muncul lagi.Tangannya sibuk mengoles selai di roti, tapi hatinya terasa getir.Suara langkah kaki terdengar menuruni tangga. Zira tak perlu menoleh untuk tahu itu ayahnya. Ia menahan napas sejenak, mencoba menjaga ekspresi tetap datar.“Pagi, Nak.” Rayhan menyapa lembut, mengenakan kemeja biru muda dengan dasi tergantung longgar di leher.Zira hanya menoleh sebentar lalu mengangguk. “Pagi, Pa.”Jawabannya singkat, dingin.Rayhan mengernyit sedikit, tapi tak banyak berkomentar. Ia melangk

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 38. Mencurigakan. 

    Zira tak menunggu jawaban. Ia berjalan ke kamarnya, menutup pintu pelan. Tapi di balik wajah tenangnya, pikirannya bekerja keras. Ada yang tidak beres.Dia duduk di tepi ranjang, ponsel di tangannya menyala tanpa arti. Notifikasi dari grup kampus masuk satu per satu, tapi matanya kosong. Sejak ia pulang malam itu, ada sesuatu yang terus mengganggu pikirannya. Bayangan ayahnya keluar dari kamar Alesha masih begitu jelas. Alasan yang diberikan Rayhan masuk akal, tapi terlalu sederhana. Terlalu dibuat-buat.Ia mencoba menepis. Tapi makin ia paksa, makin kuat rasa curiga itu menghantam.Tangannya sempat meraih gagang pintu, berniat keluar. Ia ingin menanyakan langsung pada Alesha—mungkin sekadar mengobrol, memastikan segalanya baik-baik saja. Tapi begitu pintu terbuka sedikit, langkahnya terhenti. Dari celah jendela, ia menangkap cahaya redup ruang tengah. Dua sosok duduk berdekatan: ayahnya dan Alesha. Terlalu dekat. Ada tawa kecil di antara mereka, senyum samar yang seolah hanya dimenge

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status