Home / Romansa / Luapan Gairah Panas Ayahmu / Bab 56. Antar Jemput Alesha

Share

Bab 56. Antar Jemput Alesha

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-09-17 09:11:59

“Mau kupotongin buah?” Zira berinisiatif, mengubah arah obrolan.

“Mau banget,” Alesha cepat menyambut.

Zira menyiapkan piring, pisau, dan memotong apel satu per satu. Sementara itu, Alesha duduk di sofa, menatap sahabatnya dengan senyum tipis.

“Kamu tahu, aku seneng banget kamu dateng,” kata Alesha. “Aku butuh banget temen ngobrol.”

Zira mengangguk, tersenyum kecil. “Aku juga. Kangen ngobrol sama kamu.”

Namun jauh di dalam hati, Zira masih merasa ada yang tak beres. Kata-kata ayahnya di lobby, ekspresi gugup Alesha, dan aroma ruangan yang seperti baru saja dipaksa segar—semuanya menumpuk menjadi pertanyaan besar.

Kenapa Papa ada di sini pagi-pagi? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua alasan itu?

Ia menahan diri untuk tidak langsung menanyakan. Untuk saat ini, ia masih mencoba percaya. Masih ingin percaya bahwa semua ini hanyalah kecurigaan berlebihan.

Meski begitu, satu hal pasti: bayangan tadi pagi, ketika ia berpapasan dengan ayahnya di lobby, akan terus menghantuinya.

Percaka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 59. Dalam Balutan Gaun Merah

    “Lesha .…” Suara Rayhan serak, nyaris bergetar. “Aku nggak pernah serius sama perempuan lain sejak cerai. Ada yang datang, ada yang pergi, tapi semua hanya lewat. Aku kosong. Tapi kamu—” ia berhenti, menatap dalam-dalam wajah Alesha, “—kamu datang dengan luka, dengan caramu yang polos menatap aku … dan aku nggak bisa berpaling. Aku tahu ini gila. Tapi aku juga tahu apa yang aku mau.”Alesha menelan ludah, hatinya berdegup keras. Ia merasa seperti sedang berdiri di tepi jurang, tapi bukannya takut, justru ia ingin melompat.“Dan kamu mau aku?” bisiknya, nyaris tak terdengar.Rayhan tidak menjawab dengan kata. Ia mencondongkan diri, bibirnya menyentuh pelipis Alesha lembut. Sebuah kecupan singkat, penuh janji diam yang tak terucap.“Lebih dari itu,” katanya lirih setelah menarik diri sedikit. “Aku butuh kamu.”Alesha menutup matanya, membiarkan kehangatan itu meresap. Tidak ada lagi alasan untuk menolak, tidak ada lagi energi untuk menyangkal. Hatinya sudah terlanjur jatuh.Malam itu be

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 58. Dalam Pelukan yang Diam

    Sore itu, suasana kampus sudah mulai lengang ketika Rayhan memarkir mobilnya di tempat yang sama seperti kemarin. Kaca mobil yang gelap memberi perlindungan dari tatapan orang-orang, membuat siapa pun sulit mengenali siapa yang berada di dalamnya. Ia memang sengaja memilih posisi parkir agak jauh, di bawah rindang pohon besar yang cukup menutupi bodi mobil mewahnya.Rayhan menatap layar ponsel sekilas—ada beberapa pesan dari rekan sejawat di rumah sakit yang menanyakan tentang jadwal operasi esok hari, tapi semua itu ia abaikan sejenak. Fokusnya hanya satu: menjemput Alesha.Begitu pintu mobil terbuka, wangi lembut parfum Alesha langsung menyeruak masuk. Gadis itu melangkah masuk dengan langkah pelan, lalu duduk di kursi penumpang. Dari cara ia menghela napas, Rayhan bisa melihat betapa letihnya Alesha setelah seharian beraktivitas di kampus.Tanpa menunggu, Rayhan menoleh, menatapnya dari dekat seolah sedang memeriksa pasien di ruang praktik. “Gimana kondisi kamu hari ini?” tanyanya,

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 57. Kecurigaan Zira Semakin Dalam. 

    “Lesha, kamu pikir aku nggak mikirin itu? Aku udah atur jadwalku. Kita berangkat pagi-pagi sebelum Zira sempat lihat. Pulangnya, aku jemput malam. Kita nggak usah turun dekat gerbang. Aman.”Alesha menelan ludah. Matanya bergetar menatap sosok pria yang sudah terlalu dalam mengikat hatinya. “Aku cuma … takut hubungan kita jadi bencana kalau ketahuan.”Rayhan mengangkat tangan, membelai pipi pucat itu. Jari-jarinya hangat, kontras dengan kulit dingin Alesha. “Aku bukan anak kecil. Aku tahu risikonya. Tapi aku juga tahu, kamu penting buatku. Selama kamu belum pulih total, aku nggak akan biarkan kamu sendirian.”Alesha menunduk. Perkataan itu menyusup ke hati, membuatnya semakin sulit melawan. Ia ingin mengatakan tidak, tapi tubuh dan perasaannya justru berkhianat.“Jadi kamu rela menyamar sebagai sopir pribadi?” gumamnya, mencoba bercanda.Rayhan terkekeh, lalu menunduk dan cepat mencium leher Alesha. “Sopir pribadi yang bisa kamu peluk dan cium sesuka hati—tapi hanya di tempat tertutu

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 56. Antar Jemput Alesha

    “Mau kupotongin buah?” Zira berinisiatif, mengubah arah obrolan.“Mau banget,” Alesha cepat menyambut.Zira menyiapkan piring, pisau, dan memotong apel satu per satu. Sementara itu, Alesha duduk di sofa, menatap sahabatnya dengan senyum tipis.“Kamu tahu, aku seneng banget kamu dateng,” kata Alesha. “Aku butuh banget temen ngobrol.”Zira mengangguk, tersenyum kecil. “Aku juga. Kangen ngobrol sama kamu.”Namun jauh di dalam hati, Zira masih merasa ada yang tak beres. Kata-kata ayahnya di lobby, ekspresi gugup Alesha, dan aroma ruangan yang seperti baru saja dipaksa segar—semuanya menumpuk menjadi pertanyaan besar.Kenapa Papa ada di sini pagi-pagi? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua alasan itu?Ia menahan diri untuk tidak langsung menanyakan. Untuk saat ini, ia masih mencoba percaya. Masih ingin percaya bahwa semua ini hanyalah kecurigaan berlebihan.Meski begitu, satu hal pasti: bayangan tadi pagi, ketika ia berpapasan dengan ayahnya di lobby, akan terus menghantuinya.Percaka

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 55. Berpapasan di Apartemen

    Langit pagi itu muram, seakan menyimpan rahasia yang enggan diungkap. Awan kelabu menggantung rendah, menutupi sebagian cahaya matahari yang seharusnya menebar hangat. Angin berembus pelan, menyapu dedaunan di sepanjang jalan menuju kompleks apartemen modern yang menjulang di tengah kota.Zira memarkir mobilnya di basement. Ia mengambil kantong plastik berisi buah segar dan beberapa camilan kesukaan Alesha, lalu melangkah mantap ke arah lift. Meski Alesha sempat berpesan semalam agar tidak usah repot menjenguk, Zira tetap memutuskan untuk datang.Ada sesuatu dalam dirinya yang tak bisa diam hanya dengan pesan singkat. Rasa peduli sebagai sahabat bercampur dengan kegelisahan yang tak bisa ia jelaskan. Ia ingin memastikan Alesha benar-benar baik-baik saja.Namun, begitu sampai di lobby, langkahnya mendadak terhenti.Dari arah lift, muncul sosok yang begitu dikenalnya: Rayhan. Dengan sweater abu-abu dan tas kulit cokelat tua di tangan, pria itu tampak seperti baru saja keluar dari unit a

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 54. Rasa Curiga yang Menyelinap

    Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Di kamar bernuansa krem muda dengan meja belajar yang dipenuhi buku kuliah dan sticky notes warna-warni, Zira berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke taman belakang. Daun-daun mangga bergoyang pelan tertiup angin, sementara suara cengkerik dan sesekali gonggongan anjing tetangga menjadi musik latar yang tak ia harapkan.Tangannya terlipat di dada, bibirnya terkatup rapat, dan matanya menatap kosong ke luar. Baru saja ia selesai video call dengan teman kampus, pura-pura tertawa, pura-pura baik-baik saja. Padahal, ada satu hal yang membuat dadanya terasa sesak: pesan singkat dari ayahnya.[Papa harus mantau pasien pasca operasi malam ini, jaga di RS. Jangan tungguin ya. Istirahat yang cukup, Sayang.]Zira menatap layar ponsel itu lama, seperti mencoba membaca kebenaran di balik kata-kata. Ia menggertakkan gigi. Ini sudah kali ketiga dalam seminggu Rayhan mendadak ‘jaga pasien’. Dulu, setiap kali ayahnya mengatakan hal itu, Zir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status