Home / Romansa / Luka Cinta Istri Kedua / Bab 63. Kesempatan Kedua

Share

Bab 63. Kesempatan Kedua

Author: Sulistiani
last update Last Updated: 2025-08-13 05:35:47

Setelah panggilan video dengan Mama Nur berakhir, ruang tamu rumah Bu Rum terasa lebih hening. Hana duduk di kursi bambu, sementara Irsyad duduk di seberangnya, menatap wajah perempuan itu yang masih tampak ragu.

Belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, suara tangisan bayi terdengar dari kamar.

Hana spontan berdiri, bergegas masuk, lalu kembali dengan si kecil di pelukannya.

"Shhh… sayang diam ya," ucap Hana lembut sambil mencoba mengayun pelan. Bayi itu tetap menangis kencang.

Hana duduk, mencoba menyusui. Namun, meski sudah menempel di dada ibunya, tangisan itu tidak kunjung reda. Hana mulai gelisah, memeluk bayi itu lebih erat.

Irsyad memperhatikan dengan cemas, lalu perlahan berkata, "Hana, boleh aku yang coba gendong?"

Hana mengangkat wajah, memandang Irsyad dengan ragu. "Mas, dia belum pernah mau digendong orang lain."

"Aku ayahnya, bukan orang lain. Tolong izinkan aku, cuma sebentar," pinta Irsyad, suaranya tenang, tapi penuh harap.

Hana terdiam beberapa detik, lalu menyera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 64. Istri Simpanan

    Irsyad menarik napas pelan, lalu melepaskan pelukannya pada Hana."Hana, sebelum aku pergi, aku mau tanya sesuatu.""Tanya apa, Mas?" ucap Hana dengan nada datar."Semenjak kamu pergi dari rumah, ponselmu tak pernah aktif lagi. Aku coba hubungi puluhan kali, bahkan ratusan, tak pernah tersambung. Kenapa?" Pertanyaan yang ingin Irsyad tanyakan sejak pertama menemukan Hana di desa itu, tapi selalu terlupakan, akhirnya kini Irsyad tanyakan.Hana menunduk. Ia diam lama, seperti sedang menimbang apakah harus menjawab dengan jujur atau tidak."Ponsel itu, aku jual sebelum aku naik kereta saat memutuskan untuk pulang ke kampung."Irsyad tertegun. "Kau jual?"Hana mengangguk pelan. "Ya, kartunya aku buang. Aku sengaja melakukannya, Mas. Agar kau tidak bisa menghubungi aku lagi."Kata-kata itu menusuk hati Irsyad seperti pisau dingin yang menembus perlahan. Dadanya sesak. Ia menunduk, menyembunyikan tatapan yang tiba-tiba berat."Sedalam apa luka yang ada di hatimu, sampai kamu memutuskan untuk

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 63. Kesempatan Kedua

    Setelah panggilan video dengan Mama Nur berakhir, ruang tamu rumah Bu Rum terasa lebih hening. Hana duduk di kursi bambu, sementara Irsyad duduk di seberangnya, menatap wajah perempuan itu yang masih tampak ragu.Belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, suara tangisan bayi terdengar dari kamar.Hana spontan berdiri, bergegas masuk, lalu kembali dengan si kecil di pelukannya."Shhh… sayang diam ya," ucap Hana lembut sambil mencoba mengayun pelan. Bayi itu tetap menangis kencang.Hana duduk, mencoba menyusui. Namun, meski sudah menempel di dada ibunya, tangisan itu tidak kunjung reda. Hana mulai gelisah, memeluk bayi itu lebih erat.Irsyad memperhatikan dengan cemas, lalu perlahan berkata, "Hana, boleh aku yang coba gendong?"Hana mengangkat wajah, memandang Irsyad dengan ragu. "Mas, dia belum pernah mau digendong orang lain.""Aku ayahnya, bukan orang lain. Tolong izinkan aku, cuma sebentar," pinta Irsyad, suaranya tenang, tapi penuh harap.Hana terdiam beberapa detik, lalu menyera

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 62. Membujuk Hana

    Irsyad masih belum menyerah untuk membujuk Hana.Pagi itu, embun masih menggantung di ujung dedaunan, aroma tanah basah memenuhi udara. Irsyad sudah berdiri di depan rumah Bu Rum dengan dada berdebar. Saran sang mama semalam masih terngiang di kepalanya, untuk membagi waktu, berusaha kembali dekat dengan Hana, walau jalannya tidak mudah.Pintu rumah Bu Rum masih tertutup rapat. Irsyad mengetuk pelan.Tok… tok… tok…Suara langkah dari dalam terdengar, lalu Bu Rum muncul sambil mengikat selendang di pinggang."Irsyad? Pagi-pagi sudah ke sini," ucapnya datar, meski matanya menyiratkan rasa heran."Saya mau bicara dengan Hana, Bu." kata Irsyad, nadanya penuh harap.Bu Rum terdiam sesaat, menatapnya seperti sedang menimbang. "Hana belum keluar kamar. Masih repot mengurus bayinya, apa gak bisa siangan aja kesini nya, kasihan Hana pagi-pagi sudah di buat kesal kalau harus berbicara dengan kamu."Irsyad tersenyum tipis, mencoba menahan rasa perih. "Saya mengerti, Bu. Tapi tolong sampaikan say

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 61. Saran Mama Nur

    Layar menampilkan nama yang ingin ia hindari, yaitu Sandra.Irsyad memandangi layar itu lama. Suara deringnya menusuk telinga, tapi ia tidak mengangkat. Napasnya berat. Kata-kata Hana tadi terngiang jelas di ingatannya. "Aku nggak mau kembali hanya untuk di sakiti dan dihancurkan oleh kamu dan mbak Sandra!"Jantungnya terasa diremas. Ingin rasanya ia menekan tombol hijau, lalu berkata pada Sandra bahwa semuanya sudah berakhir. Bahwa ia ingin bebas, ingin hidup hanya dengan Hana dan anak mereka. Namun, jarinya hanya diam di udara, tak bergerak.Ia bersandar di kursi, menatap langit-langit yang mendung."Kalau aku ceraikan dia sekarang, dia sendirian. Dia nggak punya siapa-siapa. Dia nggak bisa punya anak, nggak punya keluarga lagi," pikir Irsyad lirih.Seketika, bayangan Sandra yang pernah menangis di pelukannya bertahun-tahun lalu muncul. Saat itu, dokter baru saja mengatakan bahwa rahimnya harus diangkat. Dunia Sandra runtuh, dan ia hanya punya Irsyad untuk bersandar. Namun, kenangan

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 60. Penolakan Hana

    "Enggak, Hana. Aku gak bisa lepaskan kamu dan bayi kita, aku cinta sama kamu, Hana," ucap Irsyad.Lelaki itu menolak keras ketika Hana memintanya melepaskan dirinya agar bisa hidup tenang dengan bayinya, ia sudah berusaha keras untuk mencari keberadaan Hana hingga menyusulnya ke desa tersebut. Setelah bertemu, mana mungkin Irsyad bisa dengan mudah menyerah untuk melepaskan Hana."Kamu seperti ini, malah membuat aku tersiksa, Mas. Apa kamu memang senang menyiksa perasaan aku?" ucap Hana dengan suara parau."Hana, aku gak bermaksud untuk menyiksa perasaan kamu. Aku juga tersiksa saat kamu pergi membawa anak kita, kamu adalah ketenangan ku, tanpa kamu hidupku terasa kosong. Jadi tolong maafkan aku dan berikan kesempatan kedua untukku," ucap Irsyad.Lelaki tampan itu benar-benar tak lagi memikirkan gengsi dan harga dirinya, ia berkali-kali meminta maaf dan meminta Hana memberinya kesempatan kedua. Namun, sebagai wanita yang pernah terluka tentu saja Hana tak mudah percaya dengan kata-kat

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 59. Kesempatan Irsyad

    Ketegangan di depan warung belum juga reda. Irsyad dan Hilman masih saling melempar tatapan tajam, seperti dua ekor banteng yang siap menyeruduk kapan saja.Tiba-tiba, dari arah jalan, Ibu Hilman muncul dengan langkah cepat. Wajahnya jelas menahan kesal."Hilman!"Suara itu cukup keras untuk membuat Hilman menoleh dan sedikit meredakan ekspresinya."Apa yang kamu lakukan ribut-ribut di sini? Ini urusan rumah tangga orang. Jangan ikut campur!" "Tapi Bu—""Tidak ada tapi. Kamu tahu kan aku nggak suka kamu terlibat urusan begini? Kita pulang." titah ibu Hilman.Hilman menatap Hana sebentar, terlihat berat melepasnya, tapi ia juga tak pernah membantah perintah ibunya. Dengan helaan napas panjang, ia akhirnya mundur, berjalan menjauh bersama sang ibu.Irsyad yang melihat itu merasa mendapat kesempatan. Ia langsung melangkah mendekat kearah Hana, suaranya lebih tenang tapi tetap tegas. "Hana, kita perlu bicara."Hana mundur satu langkah sambil menggendong bayinya menjauh dari Irsyad. Wajah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status