Arjuna menatap haru ke arah sepasang ayah dan anak yang sedang berpelukan. Ia tidak pernah menduga ternyata Larissa bersedia memenuhi permintaan Pramudya. Keduanya sama-sama menangis, saling meminta maaf dan diakhiri dengan kalimat Larissa yang mengatakan sebenarnya ia sangat menyayangi ayahnya. Ya, kekecewaan yang dirasakan istri Arjuna telah menutupi rasa sayang itu. Larissa menanamkan pada dirinya sendiri agar bisa membenci Pramudya ketika pria itu lebih memilih wanita lain ketimbang mamanya. Rasa benci berubah menjadi dendam, hingga akhirnya memaksa Larissa untuk melampiaskan dendam tersebut kepada sang ayah juga Wanita selingkuhannya. Namun, kini semuanya telah berakhir. Masing-masing telah menerima hukuman atas apa yang mereka perbuat, meski pada akhirnya tidak ada yang merasa puas karena semuanya terjadi di luar dugaan. "Terima kasih, Nak. Kamu masih mau mengabulkan permintaan Papa," lirih Pramudya setelah pelukan mereka terlepas. "Ya, Pa." Larissa mengangguk dan tersenyu
Keinginan Larissa akhirnya terkabul. Di kehamilan yang kedua ini, Arjuna sangat memanjakannya. Apa pun yang ia minta pasti pria itu turuti, sekalipun Arjuna tengah disibukkan oleh pekerjaan. Memenuhi permintaan sang istri yang sedang ngidam menjadi kesenangan tersendiri bagi pria itu. Arjuna tidak ingin melewatkan moment di mana ia menjadi suami siaga yang siap kapan saja jika sang istri sedang membutuhkannya.Arjuna berubah menjadi suami yang over protektif. Melarang Larissa mengerjakan apa pun, termasuk jika sang istri ingin menyiapkan sarapan untuknya. Terkadang Larissa merasa kesal menghadapi sikap Arjuna yang seperti itu. Namun, jika suaminya sudah berkata demi kesehatan calon bayi mereka, maka Larissa tidak bisa berkutik.Memasuki trimester ke tiga, Larissa makin kewalahan dengan perutnya yang makin membesar. Arjuna sering kali memijat kaki sang istri yang sedikit bengkak, sambil mengusap perut Larissa untuk merasakan pergerakan di dalam sana."Wow, nendangnya kenceng banget, Sa
Melihat wanita yang dicintai bahagia, Regan pun turut berbahagia. Pria itu memutuskan untuk berhenti menjaga Larissa dan kembali fokus pada pekerjaannya dan kehidupannya. Patah hati tidak lantas membuatnya kehilangan semangat. Hidup harus terus berjalan karena masih ada orang tua yang mempunyai harapan besar padanya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore ketika Regan menyudahi pekerjaan dan ingin secepatnya pulang ke rumah. Namun sebelum itu, Regan harus mampir ke toko kue untuk mengambil pesanan sang Mama. Meski sebenarnya ia sudah sangat lelah, tetapi tentu saja Regan tidak berani membantah. Maka, disinilah pria itu sekarang. Di sebuah toko kue yang ternyata adalah tempat Alin, gadis yang beberapa hari lalu adiknya hampir ia tabrak, bekerja. Awalnya Regan tidak menyadari bahwa Alin bekerja di sana. Namun ketika ia tak sengaja mendengar obrolan dua orang pegawai di sana, Regan tidak bisa untuk berpura-pura tidak peduli. "Coba si Alin gak izin. Kita gak bakal kerepotan seperti
Regan menatap mamanya bingung. Pasalnya, sang Mama terus tersenyum setelah ia menceritakan tentang kejadian kemarin sore di rumah Alin dan Raka. Bahkan, sang Mama menggodanya dengan mengatakan bahwa apa yang dikatakan Raka benar. Alin pasti tidak akan menolak kalau ia melamar gadis yatim piatu tersebut. Ah, ada-ada saja.Memang, Regan akui Alin cukup cantik meski gadis itu tidak memakai make up, malah terkesan polos. Namun, ia tidak pernah sekalipun berpikiran sampai ke sana. Perasaannya murni hanya karena kasihan dan ingin melindungi kakak beradik itu dari orang-orang yang ingin mengganggu mereka, seperti pria bernama Awan. Regan mempunyai pikiran buruk tentang pria itu. Sepertinya Awan tidak akan menyerah begitu saja meski Alin sudah jelas-jelas menolaknya. Regan takut Awan akan berbuat nekat dengan menyakiti Alin jika sampai keinginannya tidak kesampaian. "Nanti sore kamu mampir ke toko kue itu lagi ya, Gan. Mama mau pesan lagi buat acara arisan lusa," ucap Marta membuyarkan la
"Larissa!""Larissa, keluar kamu!""Larissa!""Ada apa ini?"Seorang wanita berusia 25 tahun menuruni anak tangga dengan gaya anggun. Ia sama sekali tidak terpengaruh oleh tatapan kebencian yang dilayangkan pria di depannya.Sudah biasa. Ya, Larissa sudah terbiasa mendapatkan tatapan seperti itu dari Arjuna Wiratama, sang suami yang menikahinya tiga tahun yang lalu. Belum pernah sekalipun pria itu bersikap lembut padanya, kecuali ketika di depan Alkana, putra semata wayang mereka yang berusia dua setengah tahun. Arjuna senantiasa bersikap dingin dan datar. Memandang Larissa bak seorang musuh yang sangat ingin ia lenyapkan. Larissa sadar, tidak ada yang bisa diharapkan dari pernikahan tanpa cinta, apalagi dirinya yang telah sengaja menjebak Juna agar mau menikahinya. Juna yang awalnya bersikeras menolak, terpaksa menuruti keinginan Larissa yang mengancamnya akan menyebar foto- foto mereka saat di Hotel. Hingga tiga tahun usia pernikahan mereka, kebencian Juna tidak pernah hilang, bahk
"Ma, kenapa Papa gak datang di hari ulang tahun Rissa?""Ma, siapa wanita dan anak yang bersama Papa?""Papa, jangan pergi!""Papa, jangan tinggalkan Rissa!""Aku mohon, Mas. Jangan tinggalkan kami. Bagaimana aku dan Larissa tanpa kamu?""Maaf, Rumi. Aku tidak bisa bersama kalian lagi.""Tapi kenapa, Mas? Apa kamu lebih memilih perempuan itu daripada istri dan anakmu? Apa karena dia lebih cantik dan kaya hingga kamu tega mengkhianati aku?""Bukan karena itu, Arumi. Jujur saja dia adalah cinta pertamaku. Kini dia sudah bercerai dengan suaminya dan kami kembali dipertemukan. Aku tidak bisa menampik kalau aku masih mencintainya. Wanda tidak ingin menjadi yang kedua dan aku terpaksa harus meninggalkanmu. Sekali lagi maaf. Aku berjanji akan tetap menafkahi kalian meski kita sudah tidak bersama."Larissa menghela napas berat dengan mata terpejam kala ingatannya kembali melayang ke kejadian tujuh tahun yang lalu. Ayahnya pergi meninggalkannya dan sang Mama demi wanita lain. Pramudya sama sek
Juna memijat pelipisnya yang terasa pening. Semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan Larissa yang terlihat berbeda dari biasanya. Sang istri terlihat rapuh. Tidak seperti Larissa yang ia kenal selama ini. Sebenarnya ada apa dengan istrinya? Apakah Larissa pernah mengalami sesuatu yang buruk di masa lalunya?Juna memang tidak pernah bertanya tentang keluarga sang Istri. Bahkan saat mereka menikah pun hanya ada tiga orang yang hadir dari pihak Larissa, termasuk wali hakim yang ditunjuk wanita itu.Ya, Juna baru menyadari ternyata Larissa menggunakan wali hakim saat mereka menikah. Bukan ayah kandung sang istri yang bahkan Juna tidak pernah melihatnya sekalipun. Menikah karena terpaksa ditambah kebenciannya kepada Larissa, membuat Juna tidak peduli akan asal usul keluarga wanita itu. Pun dengan keluarganya yang memang tidak pernah menyetujui pernikahan mereka sejak awal.Kedua orang tua Juna tentu menginginkan putra mereka menikah dengan Renata-- kekasih Arjuna yang berasal dari ke
Luka yang masih basah itu kembali disiram air garam. Larissa merasakan perihnya menusuk hingga ke tulang dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Pramudya. Pria itu masih terlihat bugar di usianya yang sudah berkepala lima. Berbeda jauh dengan mamanya yang terlihat lebih tua dari usia sesungguhnya. Tangan Larissa mengepal. Ini tidak adil bagi mamanya. Pramudya hidup senang dengan bergelimang harta dan didampingi istri yang cantik. Sedangkan Arumi, mamanya menjadi penghuni rumah sakit jiwa akibat ulah orang-orang tidak berperasaan seperti mereka. Lelehan bening yang menerobos keluar hingga mengalir di kedua pipinya ia biarkan. Toh tidak ada yang melihat karena ia sedang menyendiri di taman belakang rumahnya. Sisi rapuh seorang Larissa hanya akan terlihat saat ia sendirian. Sedangkan di hadapan banyak orang, ia akan menjelma menjadi wanita yang tegar dan tangguh, termasuk di hadapan Arjuna. Larissa berdiri sembari memandangi langit malam dengan cahaya bulan. Gaun tidur satin yang ia ken