Share

Sebuah Keputusan

Aku menelan ludah dan menarik diri jadi tegak. Perlahan bangkit dan berjalan ke arahnya. Tangannya yang masih terkepal itu hendak kuraih, tapi dia menghalangi. Matanya masih berkilat mengerikan.

Dia menarikku. Merengkuhku dalam pelukan erat. Aroma khas tubuhnya langsung menyergap.

Tiba-tiba dia menggendongku dan berjalan ke arah ranjang. Meletakkan tubuhku dengan sangat hati-hati, seolah yang ada di tangannnya kini adalah boneka porselen. Mudah hancur saat diperlakukan salah.

Dia mendekatkan wajah kami. Matanya menatap lekat, dan memberi pesan yang sangat kukenal. Detik berikutnya dia telah sangat menuntut.

"Terima kasih," bisiknya lembut setelah kami selesai.

Aku tak menjawab. Ini kali pertama penyatuan kami sejak aku hamil. Kali pertama pula dia melakukannya di tengah gelombang amarah

"Aku nggak akan pernah memaafkan diri sendiri, kalau sampai Hana menyakitimu, Wid."

Aku menatap ke dalam mata kelamnya. Bukankah sakit tak hanya tersebab laku, tapi juga kata, pikirku. Setelah ini, b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
g usah sok2an baik dan perhatian sama madu mu. dan g usah ikut campur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status