"Oh iya, lusa aku harus kembali ke Jakarta bertemu kedua orang tuaku. " ucap Raka seketika membuat Alina terkejut.
"Lalu kapan pulang?"Tanya Alina menatap Raka."Alina aku berangkat saja belum kamu sudah nanya pulang, pasti kamu takut yah aku tinggal lama-lama?" ledek Raka pada Alina."Kenapa aku harus takut?"Tanya alina sembari membuang nafas kasar."Aku hanya bingung nanti yang bantu aku jualan gamis siapa" jawab Alina cuek."Hanya itu?"tanya Raka menatap tajam Alina."Ayolah Raka kita bersahabat sudah lama, lagipula kamu tidak pernah kejakarta kan? Kenapa sekarang mau pulang?" Tanya Alina cemas."Aku rindu dengan mamahku, karena sejak dia menikah lagi aku jarang sekali mengabarinya apalagi menemuinya. " Jawab Raka"Mamah kamu menikah lagi? Pasti papah kamu selingkuh yah kaya ayah aku dulu. " sahut Alina menyeka sudut matanya, seolah merasa bahwa semua ayah itu sangat jahat, selalu mementingkan hawa nafsunya hingga rela meninggalkan istri dan juga anaknya."Bukan gitu Alina Dzakiya" Raka melebarkan matnya seolah kesal dengan ucapan wanita yang ada dihadapannya tersebut"Lalu apa?" Tanya Alina penasaran."Papahku meninggal saat aku masih kecil saat usia 10 tahun papahku adalah pria yang setia dan mamah sangat mencintai papah, tapi yang aku sesalkan mamah secepat itu memutuskan menikah lagi dengan rekan kerja yang baru saja dia temui, itulah alasannya aku memilih tinggal diBogor ikut dengan kakek nenekku. Lagipula aku punya adik perempuan dari mereka sangat menyebalkan. " papar Raka menjelaskan pada Alina tentang latar belakangnya.Selama ini, Alina memang tidak pernah tahu tentang latar belakang keluarga Raka seperti apa karena dia hanya mengetahui bahwa Raka ikut dengan nenek dan kakeknya di Bogor hanya karena kedua orang tua Raka yang sedang sibuk. Dan saat ini Raka sudah menjelaskan tentang alasannya kenapa dia tinggal di bogor bersama nenek dan kakeknya membuat hati Alina tersentuh karena ternyata masih ada pria baik seperti Raka yang begitu sangat menghormati setiap keputusan dari orang tuanya. Sedangkan Alina dia sama sekali masih belum bisa memaafkan kesalahan dari ayahnya yang masih begitu menyakitkan untuknya."Udah dong jangan sedih masa laki-laki nangis. " celoteh Alina membuat Raka tersenyum.Gadis ceria itu memang selalu saja membuat Raka tersenyum, dia tahu bagaimana cara membuat Raka bahagia, oleh sebab itu Raka tidak ingin kehilangan Alina dari hidupnya bahkan, dia tidak mau alina bersama seorang pria yang tidak tepat, apalagi dengan latar belakang keluarga Alina yang membuat dia sampai trauma dalam pernikahan hingga sampai dengan detik ini. Makanya Raka tidak mau jika Alina suatu saat nanti mengalami hal yang sama dengan apa yang dilakukan ayahnya terhadap sang ibu."Yasudah aku pamit yah, kamu semangat kerjanya nanti kalau kamu kangen telpon aku aja" ucap Raka menatap AlinaAlinapun tersipu malu dengan perlakuan Raka terkadang pria itu selalu saja membuat Alina Salah tingkah di depannya meskipun seperti itu namun Alina tetap saja takut jika perasaannya lebih dari sekedar sahabat terhadap Raka.***"Assalamualaikum ibu." peluk Alina pada ibunya dari arah belakang."Wa'alaikumsalaam nak, kamu ngagetin ibu." jawab sang ibu menaruh pisah kembali ke meja, karena awalnya ingin memasak untuk makan malam.Sang Ibu tidak lagi mempertanyakan perihal apakah putrinya itu mau menikah atau tidak karena dia tidak bisa memaksakan perasaan Alina sendiri yang masih sangat menyimpan trauma dalam hidupnya terlebih trauma tersebut diakibatkan oleh ayah kandungnya sendiri yang membuat sang Ibu memaklumi semua hal tersebut."Kamu sepertinya lagi bahagia?" Tanya sang ibu ikut merasakan kebahagiaan putrinya."Tadi habis ketemu Raka , dia cuman mau pamit untuk pulang ke Jakarta menemui kedua orang tuanya. "jawab alina sambil mengambil secangkir air minum dan duduk di meja makan."Raka itu adalah anak yang baik dia juga sopan terhadap ibu, ibu sangat menyukai dia dari kecil apalagi kamu dan dia sudah bersahabat sejak lama dan Ibu berharap Raka akan menjadi sumber kebahagiaan untuk kamu Alina "ucap sang Ibu membuat Alina terkejut."Tapi apa mungkin ya Bu Raka itu tidak punya pacar di sana karena secara dia itu adalah pria yang sangat sempurna mempunyai segalanya siapa sih yang tidak mau menjadi pendamping dalam hidupnya "ujar Alina dengan raut wajah sedih."Kamu mencintainya?" Tanya sang ibu seketika membuat Alina gugup."Enggak lah bu Raka sahabat aku dari kecil mana mungkin aku jatuh cinta." jawab Alina meyakinkan ibunya."Kalian kan memang sahabat dari kecil tapi kan setelah dewasa belum tentu perasaan itu tetap menjadi sebuah perasaan kepada sahabat atau lebih dari itu. "ucap kembali ibunya"Sudah yah Bu, lagipula aku hanya ingin Raka tetap menjadi sahabat baik aku, Aku tidak mau suatu saat nanti persahabatan kita hancur hanya karena Alina memiliki perasaan lebih terhadap Raka ataupun sebaliknya bahkan yang paling Alina takut kan jika suatu saat nanti ada kata perceraian antara Alina dan juga Raka jika memang Alina dan Raka berjodoh. "papar Alina dengan raut wajah sedih.Sang Ibu sangat paham bagaimana hati Putri semata wayangnya begitu sangat terluka tentang sebuah pernikahan dan perceraian bahkan dalam benaknya semua pria itu hampir sama sama seperti ayahnya yang berselingkuh dengan wanita lain meninggalkan anak dan istri begitu saja demi mengejar kebahagiaannya sendiri.Namun, entah mengapa dia percaya bahwa Raka adalah pria yang tepat untuk putrinya meskipun memang sampai detik ini dia tidak pernah tahu apakah mereka memiliki perasaan satu sama lain atau hanya sekedar sahabat. jika memang hanya Alina yang memiliki perasaan itu sang Ibu tidak ingin putrinya terluka dalam mencintai seseorang. Karena selama ini ibunya hanya ingin melihat Alina Bahagia tidak bernasib sama seperti dirinya bahkan mungkin Alina akan menemukan pria yang mampu menjaga dia dan menjaga kesetiaan dalam hidupnya.Karena tidak mudah menjalin sebuah ikatan pernikahan jika hanya didasari oleh cinta saja sedangkan kepercayaan dan kesetiaan adalah pondasi utama dalam menjalin sebuah hubungan terutama dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang sangat panjang.Selesai mengobrol dengan sang Ibu Alina langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat dinding langit kamar yang sangat tertata rapi foto dia dan raka dari kecil hingga sampai dewasa, dia tidak pernah sekalipun jauh dari Raka makanya untuk pertama kalinya dia dan Raka berpisah karena Raka harus menemui orang tuanya di Jakarta. perpisahan sementara yang begitu sangat indah. karena Alina percaya bahwa Raka pasti akan kembali dia tetap menjadi pria yang paling membuat Alina bahagia meskipun memang mereka tidak memiliki ikatan apapun bahkan tidak pernah tahu perasaan satu sama lain."Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?