Share

Cemburu Buta

Pagi telah tiba. Tidak! Ternyata sudah siang. Fery baru bangun pukul sembilan, Ara sudah tidak ada di kamar. Selimut bekas pakai Ara sudah rapi terlipat di ujung bed.

‘Tega sekali, dia. Sampai enggak membangunkan!’ batin Fery.

Lelaki itu mencari-cari pakaian yang semalam dilepasnya, tetapi tidak ada dilantai. Namun, dirinya menyadari bahwa di nakas sudah ada satu setel pakaian bersih. Fery menilik-nilik kemeja garis hijau hitam itu seksama.

“Ini ...,” gumamnya mengeryitkan dahi.

Setelan jeans dan kemeja itu adalah miliknya, pakaian yang dulu awal menikah yang tidak terbawa pulang ke Jakarta.

“Pasti Ara yang sediain,” ucapnya sembari mengulum senyum.

Setelah berpakaian, ia langsung ke kamar mandi mencuci muka.

“Fer? Baru bangun? Ayo makan dulu,” sapa ibu mertuanya ketika Fery keluar kamar mandi.

“I-ya, Bu. Ngomong-ngomong, Ara kemana, Bu?”

“Dia lagi ke rumah Erin. Dua hari lagi dia mau menikah. Jadi, Ara kesana bantu-bantu. Ibu juga sebentar lagi mau ke sana.”

“Ohh,” sahut Fery hanya m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status