Share

MENGAPA

“Mbak, jalan yuk!” ajak Hendri yang baru saja datang.

“Tumben waras, manggil mbak.”

Rena yang sedang mengepel lantai teras langsung memandang tajam pada lelaki yang baru saja membuka helm. Hampir setiap Sabtu pagi Hendri datang ke rumahnya jika tahu ia tak kerja lembur.

“Jangan naik dulu, lantainya masih basah!” cegah Rena yang melihat kaki Hendri hampir naik ke teras rumahnya.

“Ish, pelit banget, sih! Kakiku bersih tahu, Lihat, nih!” Hendri menunjukkan telapak kakinya.

“Diam situ dulu,” perintah Rena sebelum bergegas masuk.

Hampir lima belas menit di dalam rumah, Rena kembali dengan keadaan yang lebih segar karena baru saja mandi. Ia terkejut saat melihat Hendri masih berdiri di tempat yang sama sembari mengutak-atik ponselnya.

“Ngapain kamu masih berdiri di situ? Latihan upacara?” tanya Rena ketus.

“Jangan galak-galak, Mbak! Nanti cepat tua.”

“Emang aku udah tua!”

“Tapi masih cantik, kok.” Hendri mengedip-ngedipkan matanya.

“Duduk! Aku mau ngomong sama kamu.” Rena menjatuhkan bobotn
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status