Share

169. terlalu baik

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 11:54:27

Kupikir selama ini aku sudah terlalu baik dengan Irsyad dan Elsa. Kalau ditelisik lebih jauh, aku sudah hidup di antara orang orang toxic, penjahat yang bahagia di atas kebahagiaan orang lain, panen keceriaan dengan menyusahkan dan bikin masalah.

Kusadari aku memang terlalu baik, terlalu banyak mengalah membuatku kesal sendiri dan akhirnya sadar apa yang seharusnya kuambil dan pelajaran apa yang seharusnya kuberi. Dan ya, Irsyad selama ini sudah sukses atas sokonganku, bagaimana jika aku tak lagi menyokong dan membantunya? Kita kira apa yang akan terjadi.

Bagaimana kalau kuberi pelajaran pada Elsa, pelajaran yang akan dia ingat sehingga trauma seumur hidup? Atau orang lain yang telah menyakiti hidupku, namun ... Ah sudahlah, kadang pikiran jahat itu terbesit dan membuatku ingin bertindak di luar nalar.

"Stop memikirkan mereka yang menyakitiku, memaafkan jauh lebih baik dan melapangkan. Tapi, jika aku tak bisa menahannya, mungkin aku bisa mencoba," gumamku sambil merebahkan diri di kasur.

Aku masih di rumah ibu hingga pagi ketiga di kampung ini. Waktu menunjukkan pukul delapan ketika tanpa sengaja aku terbangun kesiangan oleh dering ponselku.

Tanpa menatap layarnya kuangkat panggilan dan dengan cepat kujawab.

"Halo, assalamualaikum," sapaku.

"Walaikum salam, Aisyah!" Sungguh malas aku menjawab panggilan orang dari seberang sana. Siapa lagi orangnya kalau bukan Irsyad.

"Mengapa kau libatkan mantan suamimu dengan urusan kita, tak bisa kita menyelesaikan sendiri?" tanyanya penuh penekanan.

"Tentu, justru panggilanmu ini membuat aku semakin bersemangat dan ingin segera berjumpa untuk menyelesaikan urusan yang tertunda."

"Apakah kau ingin aku menandatangani surat cerai? Jangan berharap aku akan mengabulkan permintaanmu yang itu."

"Tunggu dulu jika kau tidak mengabulkannya bukan hanya aku yang rugi karena statusnya yang digantungkan tapi kau juga!"

"Aisyah, jangan kekanakan!"

"Cukup irsyad, aku akan bergerak dan pulang secepatnya untuk membicarakan apa yang harusnya kita bicarakan. Baiklah, karena hari sudah beranjak siang, aku akan bangun dan mandi, selamat siang!" ucapku sambil menutup panggilan.

Kubangkitkan diri, duduk sejenak sembari mengumpulkan kesadaran dan pikiran diri. Kuraih handuk di rak gantung lalu masuk ke kamar mandi dan menyegarkan diri. 

Setelah berpakaian rapi dan berjilbab, aku bergabung ke ruang tengah, minta izin pada orang tua untuk pulang ke kota mengurusi sekolah anak yang tertinggal beberapa hari dan memindahkan mereka ke kecamatan lagi lalu menemui suami laknat yang sudah menyusahkan hidupku.

"Kau yakin akan pergi? Tidak takutkah akan tertahan di sana?"

"Apa yang harus ditakutkan ibu? jika dia berani menyekapku, maka dia seolah menyeret dirinya sendiri ke dalam penjara."

"Sebaiknya sepupumu Lili menemani."

"Jangan Bu, aku tak mau merepotkan, lili juga punya pekerjaan seperti Ira, jadi saya tak akan menyusahkannya."

"Ibu hanya takut terjadi pertikaian," balas Ibu.

"Tidak akan, jangan khawatir."

*

Mobilku melaju lancar  di jalan berkelok, tak lama  menikung ke kanan, lalu masuk ke jalan raya provinsi yang lurus seperti jalan tol. Kunaikkan kecepatan dan berkendara dengan hati hati. Kuestimasikan waktu bahwa aku harus sampai dalam dua jam ke depan. Aku harus bicara dengan guru Raihan dan Zahra lalu baru menemui Irsyad.

*

Kupangkirkan mobil tepat di bawah pohon lalu menyusuri halaman yang begitu besar dengan tiga gedung yang saling bersambungan membentuk letter U, dengan masing masing bangunan berlantai tiga dan megah. Itulah sekolah Raihan dan Zahra. Sekolah elit modern berbasis agama. Kutemui guru lalu menyampaikan maksud kedatangan untuk mengurus kepindahan.

Tidak menyulitkan bagiku untuk mendapatkan surat pindah, karena ini bukan jadwal ujian dan mungkin sudah pertolongan Tuhan, surat pindah terbit dalam setengah jam. Beres dengan urusan anak anak, kutinggalkan sekolah itu lalu melaju pergi ke resto tempat Irsyad berada.

Seperti biasa kuletakkan mobik di parking area, pelayan yang melihatku datang langsung menyapa dan bersikap ramah, tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi antara aku dan bos mereka.

"Bapak ada?"

"A-ada Bu, kebetulan baru datang," jawab pemuda itu. Dia merasa heran, mungkin karena pikirnya, kami suami istri satu rumah, masak tidak tahu pasangannya ada di mana.

"Baiklah saya akan ke atas," jawabku.

"Baik, Bu." Kususuri ruangan penuh meja bertaplak putih lalu naik meniti tangga memutar seperti spiral. Menuju ruangan yang difungsikan sebagai kantor suamiku. 

Tok .... tok.

Pintu kuketuk dan kudapati dia sedang duduk di meja kerjanya. Nampak klimis dengan rambut yang ditata dengan Pomade dan kelihatan segar sekali. Tidak terlihat bahwa dia sedang susah ditinggal istri.

"Aisyah kau sudah datang?"

"Ya, aku sudah datang," balasku.

"Syukurlah, aku benar benar ingin minta maaf," ucapnya bangun dari tempat duduk dan berusaha menyongsong diri ini.

Kuisyaratkan tangan agar dia tetap berdiri di tempatnya. Kupandangi matanya dengan aksen bahwa aku menghindari kontak fisik.

"Aku tahu aku salah, aku mohon berilah aku kesempatan, aku tidak berselingkuh, Aish, aku hanya terbawa suasana dan memeluknya!" Sungguh kalimat Irsyad sangat menyakiti hatiku. Aku membuang muka untuk menyembunyikan air mata, luka yang ada di dada seakan semakin dicungkil dan menganga.

Aku seharusnya tidak perlu mendengarkan semua itu.

"Cukup, tak perlu dikatakan, aku sudah memaklumi hal itu sebagai hasrat alami kalian sebagai mantan yang pernah saling mencintai. Kalau begitu, Aku ingin langsung saja bicara Irsyad."

"Bicara apa?"

"Aku ingin menarik semua modal usaha dan investasi yang sudah kuberikan padamu, aku sudah menghitung totalnya dan akan kukirimkan via WA padamu.'"

Sungguh terkejut dia mendengarkan ucapanku, pria itu tertegun sambil menelan ludah dan ekspresinya yang tadi begitu bersemangat langsung pucat pasi dan ketakutan.

"A-aisyah, a-aku tidak percaya dengan pendengaranku, kupikir kau salah ucap...."

"Aku tak salah ucap, aku minta kau kembalikan semua uangku!"

"Mana mungkin bisa mengembalikan semuanya sekarang bukankah kita baru saja menggelontorkan 500 juta untuk membangun cabang baru bahkan openingnya saja baru dua Minggu, belum bisa mengembalikan modal awal, belum lagi uang yang lain."

"Apa boleh buat aku membutuhkannya!"

"Kau tidak membutuhkannya Aisyah. Kau hanya ingin menyusahkanku dan membuat diri ini jera!"

"Aku tidak peduli! Kau bisa menganggapnya demikian jika pikiranmu mengarah seperti itu! Yang pasti, hal yang ingin ku tekankan adalah kau harus segera mengembalikan uangku, karena aku akan menggunakannya untuk merenovasi rumah dan menambah modal usaha di pertanianku."

"Katakan padaku bagaimana aku mengembalikan uang sebanyak itu dalam waktu dekat sementara kau tahu sendiri bagaimana operasional restoran dan keuntungannya yang harus diputar dan dikelola dengan benar."

"Aku yakin pengaturan dan manajemen mu bagus. Kurasa kau juga punya tabungan atau bila perlu jual saja cabang yang baru kau buka! Aku ingin kau kembalikan uangku, totalnya tujuh ratus juta."

"Ya ampun kejam sekali ....."

"Kau juga kerja menyakitiku dengan perselingkuhanmu, kau menjijikkan dan tak bisa diharapkan, Irsyad. Kau benar benar membuatku sadar akan  definisi penyesalan."

"Ya Allah, kata kata itu sadis sekali, Aisyah, aku tak habis pikir."

"Kembalikan saja uangnya!" Balasku beranjak meninggalkan tempat itu. "Dalam seminggu."

"Aku tak mau! Uang itu kuambil saat kau masih menjadi istriku dan wajar saja kalau pasangan berbagi kehidupan dan uang. Aku tidak merasa kau menganggapnya seperti hutang!"

Apa? Coba dengar apa yang dia katakan sekarang! beraninya dia dan dengan tanpa malu-malunya ia berkata bahwa wajar saja mengambil keuntungan dariku? Tamparan yang seperti apa lagi yang akan menyadarkannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    222

    "Sebenarnya aku sama sekali tidak berniat untuk mengusik keputusan Maura, dia bilang sebaiknya kami berpisah dan kurasa Itu sudah keputusan final.""Tidak mungkin semudah itu dia melupakan anda, kemarin dia begitu bahagia. Begitu bangga dan cantik saat berdampingan dengan anda. Apakah anda sungguh ingin melepaskannya? Saya rasa anda juga punya cinta yang sama untuknya.""Jujur saja, aku agak ragu melihat sifatnya yang tidak bijak seperti tempo hari itu. Aku seorang duda yang punya anak dan tujuanku menjalin hubungan adalah menghadirkan sosok istri sekaligus ibu yang dibutuhkan oleh putra-putriku. Jika dia masih kekanak-kanakan, maka aku ragu dia bisa berdampingan dengan anakku.""Fakta yang tidak Anda ketahui bahwa Raihan anakku pernah tinggal bersamanya selama beberapa bulan dan dia terlihat begitu bahagia dengan ibu sambungnya. Aku tidak melihat ke pura-puraan di wajah Raihan, karena Maura selalu berusaha menuruti kehendak putraku. Kurasa dia ibu yang baik, Meski mungkin dia tukang

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    221

    "Kau sudah pulang, Bunda?" tanya suamiku saat mendapati diri ini sore hari sudah ada di rumah."Ya, aku baru saja sampai.""Sebenarnya siapa yang kau temui Sayang?" tanya suamiku dengan ungkapan lembut, aku langsung terkejut dan tersanjung mendengar pertanyaan selembut itu."Aku menemui pejabat notaris dan pengurus akta tanah.""Lalu siapa lagi, sayangku?""Tidak ada.""Kau yakin?""Hmm, iya.""Bola matamu mengembang, tandanya kau sedang berbohong.""Tidak sungguh.""Baiklah, Sayang. Aku menghargainya," jawab Mas Hamdan sambil mengulum senyum."Tapi, aku juga ingin mengakui sesuatu dengan sukarela, kuharap kau tak marah, dan menerima semuanya dengan hati terbuka," ujar Mas Hamdan penuh rahasia."Apa itu?""Ini adalah titipan dari orang yang kutemui siang tadi, dia berkendara jauh hanya untuk menemuiku dan menitipkan tas ini," ucap Mas hamdan. Aku terkejut, dia mengeluarkan kantong goodie bag yang cukup familiar dan uang yang ada di dalamnya masih utuh."I-ini, dari mana?""Maura.""Ke

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    220

    Kurasaa saat ini tubuh wanita berumur 22 tahun itu tak mampu menahan beban bobotnya, dia boleh jadi akan tumbang mendengar ucapanku. Wanita bekulit putih bersih dengan wajah bak model Pakistani itu pasti linglung mendapat pukulan jawaban seperti tadi. Terbukti ia diam saja kemudian.Aku tahu, aku tidaklah lebih cantik darinya, dalam hal penampilan dia unggul, tapi, pelayanan, tentu akulah yang pertama dan paling paham tentang kemauan Mas hamdan. "Oke, Maura, jika ini akan membuatmu senang, maka mari akhiri saja," ucapku."Caranya bagaimana?" jawabnya parau. Kurasa kini tenggorokan wanita itu tersendat kering."Kita bertemu besok, di kediamanmu, aku akan membawa apa yang kau inginkan.""Tidak usah repot repot!" ucapnya."Cukup tunggu saja aku!" tegasku.Setelah mematikan ponsel, kutarik napas dalam lalu aku beralih ke kamar. Kususul segala sesuatu yang akan kuprrlukam besok untuk menemui wanita itu.Sebenarnya, tak pula harus payah terlalu jauh menjerumuskan diri, tapi karena ini be

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    219

    Sejak terakhir kali bertemu Maura bayangan wanita itu seolah terus menghantui, membuat diri ini tidak nyaman, perasaanku jadi tidak aman dan was was akan hati suamiku dan bagaimana tingkah lakunya di kemudian hari.Harusnya ketika pasangan sudah berpisah dan memilih untuk menjalani kehidupan masing-masing maka tidak ada alasan lagi untuk menghubungi apalagi sampai meminta uang, terlebih saat sang mantan suami sudah punya istri dan bahagia dengan kehidupannya, tidak ada alasan untuk meminta bantuan kecuali benar-benar terdesak atau memang tidak punya malu."Astaga, aku banyak membuang waktu dengan memikirkan Maura," gumamku sambil bangkit dari sofa ruang tv lalu membereskannya. Kulanjutkan tugas membersihkan rumah dan dapur sambil menunggu cucianku kering di dalam mesin cuci otomatis.*Usai melipat pakaian, aku langsung mandi dan ganti baju, rencananya aku akan menuju kebun untuk memeriksa pekerja yang sedang menggali kolam ikan yang baru. Aku harus mengantarkan makanan dan minuman a

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    218

    "Kau itu hanya mantan dan tetaplah bersikap seperti mantan, jangan coba-coba untuk merayu atau memanfaatkan kebaikan Hamdan lagi!""Aku juga tak Sudi!" balasnya sambil membuang muka.Sebenarnya aku gemas sekali ingin menjambaknya namun aku menahan diri untuk tidak mengotori tanganku.Semua orang yang ada di tempat itu membeku dan tidak bisa memberikan komentar apapun atas percakapan dan kejadian yang baru saja lewat. Semua orang terpana, lalu memandang kepada Maura yang pergi begitu saja."Ayo pergi." Mas Hamdan menarik tanganku sambil berbisik."Iya, ayo, tidak ada gunanya tetap di sini," jawabku. Kami berjalan beriringan meninggalkan kafe, dan meski di sana ada beberapa karyawan dan satpam, mereka tidak memberikan komentar apapun atau berusaha hendak mengusir kami. Mereka semua terdiam membisu.*"Aku tidak mengira bahwa kau membaca pesan yang dikirimkan Maura ke ponselku,"ucap Mas Hamdan saat kami berada di dalam mobil."Maafkan Aku, aku tidak sengaja melihatnya sekelebatan lalu se

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    217

    "Mas kau ada waktu sore nanti tidak?""Aku selalu punya waktu untukmu memangnya kenapa?""Uhm, begini, aku punya janji dengan seorang teman, dan Aku ingin kau mengenalnya agar kita menjalin bisnis. Bisakah kau menemaniku bertemu dengannya?""Laki-laki atau perempuan?"tanya Mas Hamdan dengan alis yang terangkat sebelah seakan-akan dia ingin menunjukkan kecemburuan jika itu memang adalah laki-laki."Perempuan Mas ...""Alhamdulillah kalau begitu," jawab Mas Hamdan puas.Usai menandaskan kopi di dalam cangkirnya, suamiku lantas bangkit dan menciumi pipi ini lalu berpamitan untuk pergi bekerja."Aku harus ke ruko pagi sekali karena ada beberapa paket kargo penting yang harus diawasi pengirimannya.""Iya, hati hati di jalan," jawabku. Karena waktu bergulir begitu cepat dan tidak terasa Ini sudah musim hujan lagi aku selalu tidak lupa untuk mengingatkan suami agar selalu membawa payung di dalam mobilnya."Bawa payung, aku tahu bahwa kau sangat sensitif terhadap cuaca dingin, jadi jangan bia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status