Share

Tobat

"Siapa, Si?" tanya Mas Damar penasaran.

"Lah kan tahu dari seragamnya? Dokter lah!" Aku tak mengatakan sejujurnya. Biarlah ini menjadi rahasiaku dulu. Toh, palingan Mas Damar tak peduli.

"Oh ... Kenapa si kamu masuk rumah sakit ngga kabarin aku?" Mas Damar kemudian menatap Aziz dan Wulan yang tengah duduk di sofa. "Wulan, Aziz, kenapa ngga beritahu ayah tentang ini?"

Wulan terlihat membisu, sambil sesekali menatap kakaknya. Pasti sudah di setir oleh Aziz dan Wulan dilema.

"Kenapa kalian diam?" tanya Mas Damar kembali.

"Aku yang menyuruh mereka tak mengabarimu, Mas. Aku baik-baik saja!" ujarku agar dia Tek mencerca anak-anak.

Aziz beranjak, kemudian langsung pergi meninggalkan ruangan ini dengan pintu sedikit dibanting.

"Sampai di rawat begini kok bilang ngga papa. Kamu kenapa? Sakit apa?" tanya Mas Damar memberondong.

"Cuma kelelahan saja, Mas. Ini juga udah membaik. Palingan besok sudah boleh pulang." Aku meriah HP, tak ingin terlalu serius menanggapi obrolan bersama Mas Damar.

"Lain
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status