Share

Secret Scarlett #1

Suara deburan ombak terdengar di luar ruangan. Aku terbangun di sebuah kamar besar yang lampunya lumayan redup. Sekilas ku ingat apa yang terjadi sebelum aku bangun. Aku tertidur di pesawat lalu bangun dikamar besar ini? Aku yakin pasti ini ulah Om Kevin.

Aku pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar itu. Rasanya segar ketika tubuhku mulai terguyur oleh air yang mengalir dengan deras dari sebuah shower.

"Olivia! Ayo siap-siap, sebentar lagi kita berangkat!" panggil seseorang wanita dari luar kamar. Aku sangat mengenal suara wanita itu, dia adalah Gehna Febrilio adik kandungnya Om Kevin. Kedudukanya di Secret Scarlett hampir sama dengan kakaknya.

"Iya, Kak!" jawabku sambil menyudahi mandiku yang lumayan menyegarkan. Beberapa menit berpakaian, aku keluar kamar dengan memakai jumpsuit berwarna hitam, jaket dengan bahan jeans, sepatu hitam dengan hak 2cm, dan tas tidak terlalu besar untuk membawa dokumen-dokumen penting.

Kutemui Om Kevin dan Kak Gehna yang sedang duduk di ruang tamu dengan suasana yang terlihat serius. Aku mengurungkan niatku untuk mendekati mereka. Tapi kak Gehna melihaku dan memintaku untuk duduk disebelah.

"Ada apa Kak? Om?" tanyaku pada mereka bedua dengan nada yang ikut serius. 

"Kamu kenal dengan Arvin Leotanos?" tanya balik kak Gehna padaku. Aku berpikir sejenak, mengingat-ingat nama seseorang yang diucapkan oleh kak Gehna.

"Ya! Aku ingat nama itu, dia adalah salah satu Bos dari pencuri yang lumayan hebat Eropa," ucapku setelah memikirkan nama yang disebut tadi. "Ada apa dengannya kak?" Aku bertanya lagi pada kak Gehna. Tidak ada salahnya bertanya bukan jika sedang dilanda penasaran. 

"Dia mengetahui rencana kita, ku pikir di kelompok kita ada yang berkhianat!" sindir Kak Gehna sambil tersenyum licik.

"Sudah, bahasnya nanti saja. Kita harus berangkat sekarang!" ujar Om Kevin dengan mengambil kunci mobilnya yang tergantung dibalik pintu keluar. Om Kevin menghentikan langkahnya sejenak lalu menatapku dengan senyum yang terlihat mengejek. "Olivia! Kamu terlalu cantik. Jaga dirimu dengan baik ya! Disana banyak para bajingan bodoh" Om Kevin mengedipkan sebelah matanya lalu bejalan keluar apartemen.

"Cih... Om-om kurang bercermin!" Gumamku kesal. Aku mengambil tasku, lalu berjalan keluar mengikuti kedua bosku yang sudah terlebih dulu melangkah.

                                ****

Setelah hampir 2 jam perjalanan ke Markas Utama Secret Scarlett. Mobil yang kami kendarai tiba disebuah halaman besar dengan pemandangan gedung mewah di depannya. Dihalaman itu berjejer para pelayan yang siap menyambut kami dan yang lainnya.

Tiga orang pelayan yang pakaiannya beda dari yang lain mendekat kearah kami. Ia membukakan pintu mobil kami bertiga.

"Selamat datang, Mr. Kevin!, Mrs.Gehna, dan Mrs. Olivia" sambut ketiga pelayan tersebut sambil membungkukkan badan mereka. Sekilas kulihat leher salah satu pelayan yang ada di dekatku. Dilehernya terdapat jahitan yang lumayan panjang, aku yakin bahwa didalam jahitan itu terdapat sebuah BOM MICRO yang sudah di tanam Om Kevin.

Kami bertiga berjalan di selembar karpet merah yang terhampar panjang ke arah pintu. Saat hampir sampai di depan pintu, seorang laki-laki yang tingginya hampir sama dengan Om Kevin mendekat ke arah kami lalu merangkul pundak Om Kevin. Terlihat dari wajah lelaki duda beranak satu itu ekspresi tidak suka. 

"Lepaskan tangan kotormu itu dari pundakku!" ucap Om Kevin dengan nada dingin dan sangat datar.

Aku yang melihat hanya mengerutkan dahiku. Siapa laki-laki ini? Selama aku bekerja tidak pernah melihatnya sekalipun. Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke arahku. Lalu dia tersenyum licik sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Cukup manis!" ucapnya singkat tapi mengandung arti berbahaya. Om Kevin yang menyadari perlakuannya langsung bertindak.

"Cukup si brengsek itu yang kau ambil. Yang satu ini jangan!" ujar Om Kevin dengan memberikan senyum iblisnya. Rasanya mengerikan ketika Om Kevin tersenyum seperti itu. Aura kejam dan bengis yang selama ini tersembunyi seakan dengan tiba-tiba keluar.

"Hei ... Santai bro! Kita lihat saja sampai mana dia akan bertahan dengan sikap dinginmu itu," ucap Om yang tidak ku ketahui namanya itu. Pertanyaan-pertanyaan yang terlintas sejak tadi kini terjawab dengan sangat jelas. Om Kevin mengepalkan tangannya dengan keras seakan siapa melayangkan pukulan ke arah sang pengganggu itu.

"Lagi-lagi kasus perselingkuhan!" ucapku dalam hati. Tanpa sadar sebelah bibirku terangkat untuk tersenyum.

"Ayo masuk!" Kak Gehna membuatku tersadar dari lamunanku. Ditariknya tanganku menuju ruang rapat. Langkah kakinya yang jenjang membuatku sulit untuk menyeimbangi langkahnya.

"Kak pelan-pelan!" pintaku pada kak Gehna yang wajahnya terlihat sedang emosi. Kak Gehna menghentikan langkahnya lalu menatapku datar.

"Jangan dengarkan, dan jangan terpengaruh oleh omongan laki-laki busuk itu! Ingatlah bahwa Bos mu adalah kakakku!" ucap kak Gehna dingin sambil melangkahkan kembali kakinya dengan pelan. 

Kami sampai di ruang rapat, saat aku masuk pandangan orang-orang yang ada di dalam ruangan itu tertuju padaku. Rasa canggung dan risih datang secara tiba-tiba. Mereka satu persatu membicarakan ku kepada orang yang berada disamping mereka. Sekilas kudengar apa yang mereka bicarakan meskipun dengan suara pelan.

"Oh...Jadi itu anak buah kesayangan Mr. Kevin! Cantik sih, matanya yang biru juga mengagumkan. Tapi paling-paling cuman jadi peliharaannya Mr. Kevin! Terlebihkan sekarang Mr. Kevin sudah jadi duda," ucap salah satu wanita yang ada di ruangan itu.

"Di ruangan ini banyak yang lebih cantik dan dewasa daripada anak kecil itu. Mana mongkin Mr. Kevin suka sama wanita yang kekanak-kanakan seperti dia. Kudengar sih ya! Siapa sih namanya? Oliv bukan sih? Dia itu punya trik pencurian yang luar biasa. Bahkan kita yang sudah senior pun tidak akan bisa menebak apa yang ada di dalam otaknya itu. Dan kudengar lagi dia punya IQ 150, makanya dia dipanggil si Jenius" ucap wanita lainnya. Aku tersenyum ketika mendengar beberapa kata pujian yang keluar dari mulutnya yang lumayan busuk bagiku.

"Aku harus berhati-hati! Di ruangan ini dipenuhi orang-orang bermuka dua. Mulut mereka dipenuhi dengan fitnah belaka!" ucapku dalam hati sambil menarik kursi yang berada dekat dengan tempat duduk para pemimpin Secret Scarlett. Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi dan tegap mendekat ke arahku dengan membawa sebuah kotak.

"Mrs. Olivia! Tolong tunjukkan undangan anda!" pinta lelaki tersebut. Ku ambil undangan tersebut dari dalam tasku lalu kutunjukkan padanya. Dia mengangguk lalu men scan Kode QR yang ada di balik undangan itu. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah alat seperti gelang dengan teknologi canggih. Dipakaikan nya gelang itu ke lengan ku.

"Untuk apa gelang ini Tuan?" tanyaku penasaran pada lelaki di hadapanku ini.

"Ini tanda bahwa Anda berhadir disini. Gelang ini tidak bisa dilepas sampai acara rapat selesai. Liat dilayar itu, sudah tertera sebuah data berisi data penting dan rahasia pribatu Nyonya! Jadi jangan mencoba keluar dari ruangan ini sebelum acara ditutup!" jelasnya dingin sambil membungkukkan badannya sambil berlalu pergi. Aku yang mendengar penjelasannya hanya bisa mengerutkan keningku. Emang siapa juga yang mau pergi dari ruangan semegah ini?.

"Semua tamu yang berhadir diminta berdiri! Pemimpin Secret Scarlett akan memasuki ruangan" beritahu seorang MC dari balik mimbar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status