Share

Bab 7. Hamil

Penulis: Jielmom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 17:00:20

"Sudah putus, Dad, karena ada pelakor diantara kita. Daripada capek-capek ngurusin pelakor, lebih baik aku kasih saja. Pria sempurna menurut Brenda gak cuma dia seorang kok," jawab Karin. Sontak Brenda tertawa mengejek.

"Hahaha, pria sempurna memang gak hanya seorang, tapi kalo gak cepat-cepat diambil, bakal direbut orang. Apalagi, tampan, kaya, pintar. Pokoknya jangan sampai lepas deh!" sindir Brenda. Samantha ikut tertawa, begitu pula dengan Ricardo yang membenarkan perkataan Brenda. Dia teringat bagaimana Samantha dulu begitu menarik perhatiannya ketika istrinya baru saja hamil. Gairah Samantha tidak terlupakan. Apalagi hampir sembilan bulan istrinya harus bedrest karena kehamilannya yang sulit. Hingga akhirnya istrinya melahirkan Karin dan meninggal, otomatis Samantha naik menjadi nyonya, walau dia berasal dari pelayan.

"Sudah, sudah … sebaiknya kita makan malam saja, okey?" tawar Ricardo.

Tuan Ricardo duduk paling ujung, sebelah kiri istrinya dan Karin, sedangkan sebelah kanan Martin yang berhadapan dengan Samantha dan Brenda yang berhadapan dengan Karin.

"Hm, aromanya sangat harum ya Sayang? Mommy sengaja masak enak untuk hari ini," ucap Brenda dengan senyuman dari Samantha yang senang dipuji.

"Ayo Silahkan, dicoba," tawar Ricardo mempersilahkan tamunya untuk makan.

Karin tahu diri, jika makan bersama, dia adalah orang yang mengambil paling terakhir. Dia tahu, keluarganya rakus.

Lauk demi lauk diambil Brenda untuk disajikan kepada Martin dan dirinya sendiri. Begitu juga nyonya Samantha yang mengambilkan untuk suaminya.

"Ini, bersihkan!" ucap Samantha yang memberikan Karin piring lauk yang hanya tersisa potongan daging kecil dan bumbu.

"Ini juga, Kak." Brenda menyerahkan sisa-sisa sayuran salad untuk dimakan Karin.

"Ini ada soup," ujar nyonya Samantha dengan tersenyum menaruh sisa pada mangkuk soup yang hanya beberapa potong lauk di dalamnya.

"Karin, apakah kamu mau ambil laukku? Aku terlalu banyak," ucap Martin yang merasa Karin diperlakukan tidak adil oleh Brenda dan juga ibunya.

"Tidak usah, Sayang. Mommy sengaja masak untukmu. Kalau nanti Karin kurang, dia bisa minta padaku. Betul, Kak?" sindir Brenda.

"Benar apa kata Brenda, Martin. Makan saja dan nikmati makananmu," tambah Samantha.

Karin hanya memandangi makanan yang ada di piringnya, entah kenapa, perutnya bergejolak mencium aromanya. "Daging apa ini?"

Semua orang menikmati makanannya masing-masing, tapi tidak dengan Karin. Bau daging berempah itu memang favorit keluarga, tapi untuk saat ini, perutnya tidak bisa kompromi. Justru aroma rempah dari daging itu membuat Karin mual.

"Maaf," ujar Karin berdiri lalu berlari ke toilet untuk memuntahkan apa yang ada di perutnya. "Hoex … hoex."

"Kenapa Karin? tanya Ricardo.

"Entahlah, dia sepertinya muntah di kamar mandi," jawab Brenda sambil melirik Karin yang masuk ke dalam toilet.

"Seperti orang yang lagi hamil saja, muntah-muntah," celetuk Samantha yang ikut melirik ke arah toilet.

"Hamil?" Brenda terhenyak, lalu memandang Martin dengan tatapan tajam dan matanya seolah-olah sedang mempertanyakannya.

"Iya, hamil. Mommy gak ingin ya,kalian berdua-duaan, trus hamil diluar nikah. Itu aib!” celetuk Samantha sambil melirik ke arah toilet.

“Sayang, sepertinya kita harus bicara.” Brenda menarik tangan Martin setelah selesai makan.

“Ada apa?”

“Cepat kemari!” Dorong Brenda ke teras depan rumah agar tidak terdengar oleh keluarganya.

“Dengar! Apa kamu yang menghamili Karin?” tanya Brenda langsung.

“Apa? Kamu menuduhku?”

“Bukankah kamu masih kekasihnya ketika kita bersama? Apalagi kamu ingin menikahinya. Jadi, katakan terus terang padaku!”

“Tidak! Aku tidak pernah tidur dengan Karin! Hanya samamu saja aku tidur!” jawab Martin.

“Benar? Ucapanmu bisa dipercaya?”

“Tentu saja!”

“Baik. Aku ingin membuktikan apakah Karin hamil atau tidak!” Brenda masuk ke dalam rumah dan ke kamarnya, mengambil alat tes kehamilan yang selalu dia simpan, karena dia suka tidur dengan pria.

Karin kembali dengan keadaan pucat dan duduk untuk kembali makan. Disingkirkan daging berempah itu dan mengambil lauk yang menurutnya aman.

“Apakah kamu ingin sesuatu yang lebih segar?” tanya Samantha.

“Apa itu?”

“Mungkin mangga muda.”

“Apakah ada? Aku akan mencarinya di lemari es,” jawab Karin yang berjalan ke lemari es untuk mencari mangga muda.

Samantha mendelik memperhatikan Karin yang benar-benar sedang mencari mangga muda.

“Sayang, sepertinya anakmu gejala hamil,” bisik Samantha pada suaminya, Ricardo.

“Bagaimana bisa kamu menyimpulkan hal itu?”

“Kita buktikan saja dengan tespek ini,” ujar Brenda sambil memperlihatkan benda pipih ditangannya.

“Kamu dapat darimana?” tanya Ricardo curiga.

“Hanyak untuk jaga-jaga saja, Dad, aku membelinya.”

“Sini! Mommy yang akan menyuruh Karin menggunakannya.”

Samantha menghampiri Karin dan menyeretnya ke kamar mandi.

“Mommy! Apa yang kamu lakukan?”

“Masuk ke kamar mandi, dan taruh urinmu pada cup ini,” perintah Samantha pada Karin. “Cepat, aku tunggu!”

“Tapi untuk apa?”

“Jangan banyak bicara, lakukan saja!”

Karin masuk ke dalam toilet, membawa cup plastik kecil untuk menampung urinnya.

“Nih!” Karin menyerahkan cup kecil berisi urin itu kepada ibu tirinya, Samantha. Dan dengan menjepit hidungnya, Samantha membawa cup itu ke samping dan menaruhnya pada meja, kemudian memasukkan tespek pada cup itu.

Karin pun penasaran dengan apa yang diperbuat ibu tirinya. “Astaga! Apakah aku hamil?” Di dalam hati, Karin mulai menghitung berapa lama dia sudah tidak haid.

“Aha!!” Teriak nyonya Samantha bersorak kegirangan dan sambil menyindir memperlihatkan benda pipih itu ke suaminya.

Brenda, Martin, Tuan Ricardo dan juga Karin, mengikuti gerakan Samantha.

“Anak daddy, hamil!! Ini buktinya!”

“Apa?” tanya Karin tidak percaya.

“Hamil?” tuan Ricardo naik pitam, anak dari istri pertamanya sudah berbuat aib di keluarganya, ditambah disini ada tamu yang mengetahui aib Karin.

Martin yang hanya menyimak pun kaget mendengar Karin hamil. Brenda dan Samantha walaupun kaget tapi hanya bisa diam.

“Daddy gak percaya kalau kamu bisa hamil, Karin! Katakan, dengan siapa kamu melakukannya!”

Karin ketakutan, dan dia mencoba mengingatnya.

“Katakan siapa pria bajing*n itu!” hardik Ricardo.

“Aku … aku tidak mengenalnya.”

“Apa?” Dengan emosi yang meluap, Ricardo menampar pipi Karin.

“Katakan kepadaku. Siapa? Jangan kamu melindunginya! Dia harus bertanggung jawab!”

Karin terdiam, yang dia ingat ketika malam itu dia memergoki Brenda dengan Martin, dia langsung ke pub dan bertemu dengan orang yang membantunya muntah, lalu kejadian itu dia hanya mengingat potongan-potongan bayangan yang terjadi pada waktu itu.

“Plak!” Karin terhuyung hampir jatuh jika tangannya tidak memegang kursi yang ada disampingnya.

Karin berlutut di kaki ayahnya sambil meminta maaf. “Maafkan aku, Dad.”

Pipi Karin kembali di tampar oleh ayahnya. “Jika kamu tidak mau memberitahukan siapa ayahnya, maka lebih baik gugurkan kandunganmu itu!”

“Gak, Dad! Janin ini tidak bersalah! Aku yang bersalah! Aku gak akan menggugurkannya!” sanggah Karin sambil menangis memeluk kaki ayahnya.

Samantha dan Brenda hanya saling berpegangan tangan melihat Ricardo marah kepada Karin. Martin sendiri merasa tidak tega melihat Karin ditampar dan dimarahi ayahnya, tapi dia kecewa dengan Karin. Selama dia berpacaran dengan Karin, setiap kali Martin ingin mencoba mencicipi Karin, Karin selalu berusaha menolaknya karena selalu mengatakan keperawanannya hanya diberikan untuk suaminya kelak. Kenyataannya, Karin hamil dengan pria lain.

“Gugurkan, Karin! Kamu sudah mempermalukan keluarga ini!” Disiramnya Karin dengan teh yang diminumnya kemuka Karin, lalu Ricardo pergi meninggalkannya.

Samantha dan Brenda hanya bisa menaruh tangan pada mulutnya karena baru kali ini Ricardo sebegitu marahnya.

“Dad! Walaupun aku tidak tahu siapa yang menghamiliku, aku tidak akan pernah menggugurkan kandunganku ini! Janinku tidak bersalah!”

Ricardo yang sudah berjalan, berhenti, lalu berbalik kembali menghampiri Karin. “Kalau begitu, mulai sekarang jangan anggap aku ini ayahmu lagi!” ancam Ricardo meninggalkan Karin sendirian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 22. Kabur

    “Karin!!”Karin melihat daddy-nya berserta berapa orang laki-laki berlari di antara lorong rumah sakit. Melihat itu, Karin bergegas melambaikan tangan untuk menarik perhatian mobil taksi yang lewat agar berhenti.“Jangan kabur, Karin!” terdengar kembali suara Ricardo berteriak sambil mencoba menahan Karin agar tidak masuk ke dalam mobil.Mobil taksi berhenti tepat di depan Karin, dan langsung saja, Karin masuk ke dalamnya. “Cepat, Pak! Pergi dari sini!” perintahnya.“Tunggu!!” Ricardo tiba di tempat Karin berdiri, namun sayang Karin sudah masuk ke dalam mobil dan melaju menjauhi area rumah sakit.“Sial!!” umpat Ricardo beserta 2 orang bersamanya sambil terengah-engah karena berlari.“Jadi gimana tuan Ricardo?”“Gimana-gimana apanya? Kalian sudah lihat kalau Karin sudah pergi!!” makinya kepada kedua orang itu.Ricardo pusing. Kali ini dia sudah membawa Elmer ke rumah sakit dan membawa penghulu untuk langsung meni

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 21. Baju Rajut Si Kembar

    “Suster, maaf, apakah bajunya perlu diganti dengan milik pribadi?” tanya Ehan pada salah satu perawat yang ada disana.Perawat memperhatikan baju rajut yang dipakai oleh bayi-bayi Ethan. Berwarna biru dan pink, benar-benar seperti memang dibuat untuk mereka.“Maaf, Tuan, rumah sakit tidak mempunyai baju rajut bayi. Mungkin ini dipersiapkan oleh nyonya sendiri untuk mereka.”Ethan manggut-manggut, mengerti. Mungkin dia pikir, walaupun Safira tidak menyukai anak-anak, tapi pasti setidaknya dia menyayangi anaknya sendiri, makanya dia mempersiapkan baju rajut ini untuk mereka. Ethan tersenyum melihatnya. “Baiklah Suster, kami pamit. Terima kasih semuanya.”Ethan tidak menyangka Safira memperhatikan juga bayi-bayinya. Selama ini dia yang antusias membeli keperluan bayi dibantu oleh Erick asisten pribadinya.“Erick, ternyata Safira perhatian juga dengan si kembar,” ujar Ethan tersenyum melihat si kembar dengan baju rajutannya.“Apa nyonya sudah mulai menyadari dirinya sebagai ibu?” tanya Er

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 20. Lahirnya si Kembar (2)

    “Mungkin karena kembar, tandanya ikutan sama,” jawab perawat tersenyum sambil membawa bayi itu untuk kembali dibersihkan.“Untuk sementara, bayi-bayinya diobservasi terlebih dahulu karena prematur. Kita tunggu sampai dokter anak datang,” ujar dokter Herman memberitahu.“Baik, dok.”“Setelah dibawa ke ruang rawat inap, obat biusnya akan mulai habis. Mulai berlatih untuk bergerak miring kiri kanan, jika sudah tidak terasa sakit, baru berlatih duduk dan berjalan. Prosesnya dua sampai tiga hari, jadi jangan dipaksakan, oke?”Karin kemudian dibawa ke ruang rawat inap dan didampingi oleh Brenda yang menunggunya selama proses melahirkan.“Brenda, terima kasih sudah menemaniku selama proses persalinan ini,” ucap Karin dengan tulus.“Puas kamu Karin? Setelah gagal menikah dengan tuan Elmer, maka sebaiknya pergi jauh dari kehidupan aku dan suamiku. Bukankah kamu juga bukan lagi anak dari daddy?” ejek Brenda.Karin menghela napas panjang. “Baiklah, aku akan pergi dari kehidupan kalian.”“Bagus,

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 19. Lahirnya Si Kembar

    “Lihat Nyonya? Itu adalah ibu dari bayi-bayi kembar yang akan dilahirkan. Ketubannya pecah dan harus segera dioperasi. Namun pasien pingsan ketika dibawa kemari. Beruntung rumah sakit yang dipilih adalah rumah sakit milik ayahku. Jadi aku bisa memakai dua ruangan ini menjadi satu. Untuk proses persalinan ibu si kembar agak sulit, jadi penanganannya cukup lama. Harap bersabar yah.”“Baiklah dokter. Lakukan saja tugasmu. Aku bisa melakukan hal yang lain,” ucap Safira sambil mengeluarkan gawainya dan memainkannya.Dua jam berlalu, Karin sudah melahirkan bayi kembar prematur, dan dibawa oleh perawat ke ruangan Safira. “Ini, bayi kembar Anda, Nyonya,” ucap dokter Herman sambil tersenyum.“Apakah ibunya selamat?”“Yah. Sempat mengalami krisis, tapi beruntung bisa terlewati,” ucapnya tersenyum. “Baiklah, kabari suamiku, kalau aku sudah melahirkan.”***“Selamat tuan Ethan, istri anda sud

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 18. Karin Tertangkap

    Elmer mendatangi keluarga Ricardo, dan sambil tersenyum menyeringai menepuk pundak Ricardo, “Aku senang kita bekerjasama. Jika putrimu ketemu, maka 30% saham akan aku kembalikan jika dia menjadi istriku.”Ricardo hanya tersenyum lirih mendengar ucapan Elmer. “Akan saya temukan putri saya.”“Baik. Aku tunggu maksud baikmu. Sekarang, kita tunggu laporan dari Robert,” ucapnya.***Hari sudah beranjak sore. Perut Karin sudah mulai lapar. Mau tidak mau Karin harus keluar dari kapel itu. Jam hampir menunjukkan pukul setengah lima sore. Karin keluar mengendap-endap agar tidak diketahui orang luar, walau tidak bisa dipungkiri pakaiannya terlalu mencolok untuk dipakai berjalan-jalan. Setiap mata memandang kepadanya, seolah-olah mempertanyakan kepada dirinya untuk apa dia memakai gaun pengantin.“Itu dia!” Seseorang berteriak dari kejauhan.Karin menengok ke arah sumber suara. Seorang berpakaian

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 17. Karin Kabur

    “Berhenti, Nona?” tanya supir kaget.“Ya. Tolong jangan buat saya lebih dari sekedar ancaman, Pak. Karena bisa saja, cutter ini menusuk leher Bapak. Tolong berhenti!” ancam Karin.Mau tidak mau, supir memperlambat laju kendaraannya dan menepi. Karin keluar dari mobil dan menyuruh supir itu tetap berjalan ke Hotel tempatnya menikah.Karin segera mempercepat langkahnya. Dia ingat di sekitar daerah situ ada kapel kecil dekat tempat dia bersekolah dulu. Ketika Karin sekolah dasar, disamping sekolahnya itu bersebelahan dengan biara suster, dan ada kapel yang selalu buka 24 jam di bagian depannya. Setiap kali dirinya dibully oleh Brenda dan teman-temannya, dia selalu menyendiri setelah menjambak atau memukul Brenda. Karin tumbuh menjadi anak yang sedikit liar karena membela harga dirinya. Dia menyendiri agar kuat menghadapi ayah dan ibu tirinya jika pulang dan Brenda mengadu.Kali ini, setelah beber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status