Share

Bab 30

"Aiswa, makan yang banyak Sayang! Abis itu minum obat, biar cepat sembuh!" bujukku pada Aiswa yang masih susah makan.

Namun putriku itu hanya menggeleng lemah. Menolak suapan dariku.

"Mulut Aiswa pahit, Ma! Ais ga selera makan," tolaknya.

"Ais bobok lagi aja ya, Ma?" imbuhnya lagi bertanya sambil membetulkan posisi kepalanya yang menyender pada bantal yang sengaja ditumpuk agak tinggi.

Kuhela napas panjang. Bingung harus dengan cara apalagi membujuknya agar mau makan. Perut Aiswa masih kosong, sedangkan dia harus meminum obatnya pagi ini.

"Aiswa makan bareng sama Om, yuk! Om bawain bubur spesial buat Aiswa."

"Om Tan Tan!" kata Aiswa setengah berseru. Matanya yang masih sayu sedikit berbinar menatap pintu.

Aku menoleh mengikuti arah pandangan Aiswa. Mataku menyipit, heran saja melihat pria itu tiba tiba sudah berdiri di ambang pintu.

"Ais tahu ga kalau Om Tan Tan lagi belajar jadi Chef. Nah, nanti Mama sama Aiswa yang jadi Jurinya. Sapa nanti Juri yang paling bagus bakal dapet hadiah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status