Home / Rumah Tangga / MANTAN WITH BENEFIT / Mellow Mug Coffe ☕

Share

Mellow Mug Coffe ☕

Author: DityaR
last update Last Updated: 2025-08-02 17:56:43

Sorenya, aku pesan Grabcar ke pusat kota. Cepat atau lambat aku harus punya mobil sendiri, sih. Soalnya mengambil SUV aku di Jogja, sekarang jelas bukan pilihan terbaik. Lagi pula, aku ingin mulai lagi dari nol. Aku enggak mau kalau nanti Alzian melihatku menyetir mobil itu terus teringat dengan aku yang dulu.

Grabnya menurunkanku di alun-alun kota, dan mataku langsung menemukan caffe, Mellow Mug.

Sebenarnya, aku sudah lama ingin mampir ke sini, bertemu Sage juga. Aku teringat dia saat minggu lalu ketika enggak sengaja melihat Alzian lagi minum kopi di situ, dan sekilas bayangan Sage dan tokonya muncul lagi di kepalaku.

Aku pun masuk ke sana buat mencoba beberapa jenis kopi.

“Khalisa!” serunya saat aku membuka pintu. Dia langsung meninggalkan pelanggan yang lagi dia layani, lari mengelilingi meja kasir dan kasih aku pelukan paling hangat.

“Hei.” Aku balas pelukannya.

Bagaimana bisa Papa-Mamaku enggak cinta sama kota ini?

Sage mundur sedikit, tangannya masih di lenganku. “Kamu kudu dij
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTAN WITH BENEFIT   Kelas Melukis di Panti Jompo 🖼️

    Aku enggak mau merahasiakan hubungan kita, tapi aku juga enggak siap buat jadi bahan gosip kalau nantinya gagal.“Kamu nyamannya gimana?” Aku usap rambutnya, memasukan rambut yang lepas ke balik telinga.“Apa pun keputusan kamu."“Aku pengen kita jujur aja, deh. Mending gitu daripada orang-orang ngarang cerita sendiri.”Dia tersenyum, menempel ke badanku. “Berarti kita jadian lagi, dong.”“Kalau kamu mau.”“Aku selalu mau jadi wanitamu, Alzian.”Dia menciumku lagi, terus masuk.“Ayo. Mereka gak gigit, kok,” kataku sambil geleng-geleng mengikutinya.Sumpah, aku bakal mengikuti dia bahkan kalau dia mau lompat dari tebing. Karena begitu cintanya aku.Cuma butuh lima menit, buat menyesal ikut Khalisa malam ini.“Dia makin cantik ya, kamu gak lihat?” kata Shaenette di samping aku.Aku terjepit di antara dia sama Lanon.“Iya. Kelihatan lebih percaya diri.”Aku cuma mengangguk, duduk di kursi melukis.“Dia emang pintar ngatur acara ginian,” kata nenekku.Dia bicara ke Shaenette, sok-sokan se

  • MANTAN WITH BENEFIT   Sentuhan Kilat II 🔥

    ”Aaahh … aaa ... ada yang …aaauuhh …mau ... uuhh … keluaaaarrrhh!” katanya dengan napas yang enggak beraturan.”Eh? Oh … keluarin aja nggak apa-apa!” jawabku sambil terus memainkan Kismis Mungilnya.Sesaat kemudian tubuhnya bergetar hebat dan menegang. Khalisa mencengkeram tangan kananku kuat sekali, hingga kuku-kukunya menancap dan melukai tanganku. Luka-luka itu berdarah, tapi hal itu enggak kupikirkan. Aku menikmati saat-saat Khalisa klimaks dengan senyumannya.”A ... apa yang barusan itu?”tanyanya dengan napas tersengal.”Loh? Kamu enggak ingat?” Aku balik bertanya.”Nggak … emang apaan?” ujarnya lemas, kehabisan tenaga.”Itu orgasm3 … masa sih kamu juga amnesia sama hal ini?” tanyaku heran.”Ooh … maaf ... aku ga ingat soal begituan …tapi ... rasanya enak banget … gak bisa dijelasin pakai kata-kata.” Khalisa tersenyum.Aku meringis saat tanganku yang luka bergesekan dengan handuk yang kukenakan. Ada sepuluh

  • MANTAN WITH BENEFIT   Sentuhan Kilat I 🔥

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴ Aku tergeletak di sofa setelah seharian kerja. “Gak nyangka kamu bakal diganggu sama mereka.”“Dia maksa aku, lho! Katanya dulu aku yang suka maksa mereka buat ikut acara beginian,” kata Khalisa sambil telentang di atasku, terus menciumku. “Dan kamu juga biasanya ikut, katanya sih gitu.”“Aku gak mau, ah. Mereka berdua tuh debat mulu, berisik banget.”“Apa yang harus aku lakuin biar kamu mau ikut?”Dia mulai gerak-gerakan tubuhnya dan gesek-gesek ke selangkanganku.“Lanjut aja kayak gitu terus, kita gak bakal pergi ke mana-mana.” Tanganku langsung menahan pinggulnya.“Gimana kalau nanti aku kasih kamu goyangan kecil?”Dia duduk, menarik kausnya sampai kelihatan perut.“Gak ada gunanya kalau kita gak bisa tuntasin,” keluhku sambil menurunkan dia dari pangkuanku, terus pergi buat mandi.***“Sumpah ya, tempat ini kayak kuburan setelah jam enam,” kata Khalisa.Saat di tangga, aku berhenti sebentar. “Kamu udah ngobrol sama Mamamu hari ini?”Senyumnya langsung hilang. “

  • MANTAN WITH BENEFIT   Mellow Mug Coffe ☕

    Sorenya, aku pesan Grabcar ke pusat kota. Cepat atau lambat aku harus punya mobil sendiri, sih. Soalnya mengambil SUV aku di Jogja, sekarang jelas bukan pilihan terbaik. Lagi pula, aku ingin mulai lagi dari nol. Aku enggak mau kalau nanti Alzian melihatku menyetir mobil itu terus teringat dengan aku yang dulu.Grabnya menurunkanku di alun-alun kota, dan mataku langsung menemukan caffe, Mellow Mug.Sebenarnya, aku sudah lama ingin mampir ke sini, bertemu Sage juga. Aku teringat dia saat minggu lalu ketika enggak sengaja melihat Alzian lagi minum kopi di situ, dan sekilas bayangan Sage dan tokonya muncul lagi di kepalaku.Aku pun masuk ke sana buat mencoba beberapa jenis kopi.“Khalisa!” serunya saat aku membuka pintu. Dia langsung meninggalkan pelanggan yang lagi dia layani, lari mengelilingi meja kasir dan kasih aku pelukan paling hangat.“Hei.” Aku balas pelukannya.Bagaimana bisa Papa-Mamaku enggak cinta sama kota ini?Sage mundur sedikit, tangannya masih di lenganku. “Kamu kudu dij

  • MANTAN WITH BENEFIT   Telepon Mama 📞

     ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku keluar ke halaman depan buat menelepon Mama, sambil berharap pemandangan indah yang ada di depan mataku ini bisa membantuku untuk tetap tenang saat aku bilang ke Mama kalau aku balikan lagi sama Alzian.  Aku, sih enggak suka kalau semua orang ikut campur urusanku, tapi yang pasti rahasia ini enggak bakal bertahan lama. Kalau sampai Mama mendengarnya dari orang lain, bisa-bisa dia marah besar. Dia angkat di dering ketiga. Itu tandanya dia lagi sibuk. Biasanya, sih Mama langsung angkat dalam sekali dering, kadang setengah dering saja sudah diangkatnya, karena dia sebegitu over-nya sama aku. “Khalisa?” jawabnya, seperti menyangka orang lain yang menelepon dari HP-ku. “Hey, Ma.” “Kamu gimana? Udah ingat-ingat lagi?” Aku diam sebentar, “Aku ingat pernikahanku.” “Bagus,” jawabnya datar banget. “I

  • MANTAN WITH BENEFIT   Morning Kiss 🔥

    Aku lagi di dapur, menyiapkan bekal makan siang buat kerja, saat Khalisa turun dari kamar. Sudah beberapa hari aku betah di sini, walaupun sebenarnya ingin banget terus bareng dia, tapi aku tetap harus kerja. Lagipula, hari ini dia mau bicara ke Mamanya. Aku rasa itu bakal seperti melempar macan tutul sama rusa ke kandang yang sama. Aku tuang kopi buat dia, terus aku dorong pelan ke arahnya di atas meja. Bukannya mengambil, dia malah langsung mendekatiku. Semalam dia ganti baju tidur, pakai tank top sama celana pendek, katanya dia merasa lebih panas waktu tidur bareng aku daripada sendirian. “Pagi, cantik,” sapaku sambil menciumnya. Dia melingkarkan tangan di pinggangku. “Tadi pagi aku mau bangunin kamu pakai bl0wj0b, tapi kamu udah keburu nguras tenagaku semalam.” Sial, kita berdua sudah seperti kelinci gila. Untungnya dia pakai IUD, kalau enggak aku sudah bolak-balik cari kondom, minimal tiga kali, dan sepertinya namaku bakal masuk acara gosip si Derrin. “Eh, kenapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status