MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA
Bab 17.Setelah apa yang Bima ucapkan kepada Ayu pagi tadi. Bima merasa tidak yakin dengan jawaban Ayu. Bukan karena Bima tak menyukai sosok gadis itu melainkan dari kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Bima bahkan sangat-sangat menyukai sosok gadis yang luar biasa menurutnya. Kata yang baru saja di dengarnya mampu membuat hati tidak yakin akan jawabannya."Apa mungkin? Ayu akan menerimaku, apalagi kalau dia tahu siapa aku sebenarnya?" batin Bima.Namun, Bima tetap memutuskan untuk datang ke rumah Pak jenggot dan bertanya tentang Ayu pada Pak Jenggot. Mungkin saja, Pak Jenggot mampu mengubah pendapat Ayu tentang Bima.Seperti biasa Ayu sedang menunggu kedatangab anak-anak untuk belajar mengaji. Ia juga menyempatkan diri untuk membaca Al-qur'an terlebih dahulu. Bima sangat bahagia sekali bisa melihat Ayu walaupun hanya dari kejauhan. Hatinya terasa berbunga-buMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 18.Bima yang merasa waktu sudah mulai larut, ia pun memutuskan untuk kembali. Ia tak ingin jika nantinya ada gosip tentang dirinya dan juga Ayu."Waktu sudah larut malam, Pak. Sebaiknya saya pamit pulang dulu ya! Supaya Bapak juga bisa beristirahat kembali. Sudah cukup lama kita berbincang-bincang sampai tak terasa waktu sudah semakin larut. Semoga Bapak cepat sembuh ya! Biar bisa kumpul di masjid lagi," ucap Bima yang berdiri dari tempat duduknya."Terima kasih ya, Nak Joko. Kamu sudah mau menjenguk, Bapak. Jika Bapak ada salah sama Nak Joko, mohon untuk di maafkan ya! Mungkin hari esok kita tidak bisa bertemu lagi," ucap Pak Jenggot, spontan membuat Bima terkejut dengan ucapan yang baru saja dilontarkan dari mulut lelaki tua yang saat ini bersamanya."Bapak...!" panggil Ayu yang masih memeluk Bapaknya."Bapak kok ngomong seperti itu! Bapa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 19."Bapak tanya sekali lagi, apa kamu menyukai anak Bapak, Ayu?" Pak Jenggot pun bertanya kembali dengan tenaga yang mulai melemah.Bima yang memang sudah mempersiapkan jawabannya tidak sedikit pun ragu untuk menjawab pertanyaan itu keluar dari mulutnya."Iya, Pak. Saya sangat menyukai anak Bapak dari pertama saya bertemu dengannya waktu Bapak memperkenalkan ia sebagai anak Bapak," jawab Bima dengan lantang.Pak Jenggot pun tersenyum lega setelah mendengar jawaban Bima. Sebelum Bima menjawab, ia sudah menduga apa yang akan di jawab Bima. Akhirnya, ia lega untuk bisa menitipkan Ayu kepada Bima."Alhamdulillah... akhirnya Bapak mendapatkan jawaban yang Bapak inginkan. Ada satu permintaan Bapak, sebelum akhirnya Bapak menutup mata untuk selama-lamanya," ungkapnya dengan nada yang semakin pelan untuk di dengarkan.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 20.Bima segera bergegas untuk melihat. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah? Sampai-sampai suara teriakan dari dalam rumah yang tak lain merupakan suara teriakan dari Ayu yang lain adalah istrinya.Walaupun sempat terjatuh karena berlari untuk mengejar suara yang berasal dari dalam rumah. Setelah memasuki rumah, Bima yang baru saja mendapati istrinya terduduk lemas di lantai sambil menangis dengan memegang sepucuk surat yang ada di tangannya kanannya."Dik! Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Apa yang terjadi?" tanya Bima yang mulai panik. Bahkan ia sambil berlari menghampiri Ayu yang sekarang menjadi istrinya walaupun terjatuh tak perduli. Bahkan ia tak sadar telah memanggil Ayu dengan sebutan, Adik."Hu..uuu...hu...u.uu.."Hanya suara tangisan yang terdengar dari mulut sang istri. Semakin lama semakin keras setelah mendengar a
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 21.#Prov ayuAku yang tanpa sengaja sering berjumpa dengan Mas Joko selalu saja merasakan perasaan aneh terhadapnya. Perasaan yang bahkan tak kurasakan sebelumnya. Apa yang sebenarnya kurasakan saat ini terhadap Mas joko? Aku pun tidak mengetahui jelas, perasaan apa ini sebenarnya? Aku bahkan bingung setiap kali harus berjumpa dengannya. Entah lah, aku bahkan baru mengenalnya seperti seseorang yang terhipnot*s oleh asmara pemikat darinya. Berhubung aku seorang wanita, tentu saja aku harus mampu menyembunyikan rasa ini di hadapannya.Mas Joko yang selalu membeli jualanku dengan jumlah yang cukup banyak. Yang terkadang aku pun bingung, mengapa ia sering membeli jualanku dengan jumlah yang cukup banyak?Pernah aku bertanya padanya, malah jawabannya membuat hatiku semakin bingung. Alasannya, agar aku tak perlu bersusah payah berjualan keliling, ucapnya kala itu.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 22.Tak terasa seminggu sudah setelah kepergian almarhum Pak Jenggot yang lebih tepatnya bapak mertua Bima. Akhirnya tibggal lah mereka berdua di rumah peninggalan almarhum Pak Jenggot. Ya, Bima memutuskan untuk tinggal di rumah mertuanya, agar bisa menemani Ayu yang telah menjadi istrinya selama seminggu. Apalagi status mereka yang sudah menikah, tidak akan ada yang namanya fitnah jika tinggal dalam satu atap.Tak terasa sudah seminggu lamanya mereka sudah sah menjadi sepasang suami dan istri. Mereka bahkan bukan seperti layaknya pasangan suami, istri. Tak pernah sekali pun mereka melakukan hal yang seharusnya menjadi kewajiban sepasang suami, istri.Mereka hanya disibukkan masalah pengurusan semua keperluan setelah kepergian Pak Jenggot ke Sang Pencipta, Allah S.W.T.Bima yang memperhatikan perubahan istrinya, berusaha untuk memaklumi apa yang saat ini dirasakan
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 23.Mereka yang baru saja selesai memakan nasi goreng buatan Ayu tanpa bersisa sebutir nasi pun kembali melanjutkan kemesraan."Mas sangat menyayangi, Adik. Rasanya nggak ingin kehilangan," kata Bima yang menatap wajah Ayu.Tiba-tiba saja Ayu menangis setelah mendengar ucapan Bima. Entah apa yang dipikirkannya saat mendengar ucapan suaminya? Sehingga mengakibatkannya menangis."Adik kok nangis?" tanya Bima merasa bersalah dengan ucapan yang dilontarkannya. Bahkan heran dengan sikap istrinya yang bisa tiba-tiba saja menangis."Adik sedih, Mas! Adik sedih kehilangan Bapak secepat ini. Di saat sekarang Adik makan bareng sama Mas. Bapak tidak ada di sini untuk menyaksikan putrinya bahagia ketika mendengar suaminya mengatakan menyayangi Adik dengan tulus. Bapak nggak bisa lihat, bagaimana Mas memperlakukanAdik? Pilihan Bapak yang saa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 24.#prov Wahyu.Namaku Wahyu. Aku terlahir dari keluarga kaya dan cukup terpandang di kampung tempat kami tinggal. Orang tuaku termasuk orang yang keras dalam hal apapun, termasuk mengenai wanita pilihanku atau untuk pendamping hidupku. Orang tuaku pernah berpesan kepadaku "Jangan buat Papa dan Mamamu malu. Jangan pernah kamu mencari istri yang tidak sederajat dengan kita." Kata-kata itu yang selalu kuingat sampai detik ini. Jangankan untuk berpacaran, bahkan untuk sekedar mendekati yang namanya wanita, jarang kulakukan. Aku yang tahu betul, bagaiman selera orang tuaku? Tentu lebih memilih untuk sendiri dulu, sampai benar-benar ada wanita yang mampu membuka gembok di hatiku.Hingga akhirnya, tanpa sengaja aku bertemu dengan seorang gadis yang berada di kampungku juga. Aku yang sudah cukup lama tinggal di kampung ini, bahkan tak pernah melihatnya. Ternyata aku baru menyadari, jika
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 25.Setelah kepergian laki-laki yang bernama Wahyu. Mereka pun akhirnya kembali masuk ke dalam rumah untuk segera beristirahat. Bima yang melihat istrinya langsung masuk ke dalam kamar yang biasa ia tempati, memutuskan untuk tidur di sofa yang ada di ruangan tengah yang sekarang ia tempati. Ya, sofa yang sudah tak layak pakai lebih tepatnya. Tapi tak masalah asalkan Bima bisa beristirahat. Toh.. selama seminggu ini Bima bahkan tidur di sana dan di sini yang terpenting bisa beristirahat. Bima yang dulunya hidup penuh dengan kemewahan akhirnya sanggup tidur yang terkadang hanya beralaskan tikar saja."Mas...!" panggil Ayu sebelum Bima beranjak ke atas sofa.Deg... g...Panggilan dari istrinya seketika membuat tubuhnya langsung memanas. Kakinya terasa melayang, nafasnya terasa tersendat di tenggorokan. Untuk pertama kalinya Bima merasak