“Apa kau dari tadi mendengarkan percakapanku?” tanya Jordan.
“Kamu pikir aku tidak bisa Bahasa asing, wanita semacam aku ini apa tidak terlihat kalau bisa Bahasa asing bagimu?” tanya Meikha tersinggung.
“Baguslah, kalau kamu mengerti. Jadi kau bisa paham dengan keadaanku saat ini?” tanya Jordan sambil menatap tajam ke arah Meikha.
“Aku masih belum paham Tuan?” Meikha tidak tahan dengan tatapan intimidasi dari Jordan. Dia menghindari tatapan Jordan dengan menatap ke arah lain.
“Siapa namamu?”
“Meikha.”
“Kamu pasti lahir di bulan Mei?”
“Bukan.”
“Lalu kau lahir bulan apa?”
“Tidak tahu.”
“Kenapa tidak tahu. Sangat aneh jika tidak tahu tanggal lahir sendiri?”
“Aku tidak punya tanggal lahir. Karena aku besar di panti asuhan.”
“Apa. Jadi kau anak yatim piatu?&
Jordan masih berada di depan gerbang rumah sewa milik Meikha. Sebenarnya dia masih ingin berbicara dengan Meikha.Karena dia terlihat mencurigakan di depan gerbang rumah sewa yang khusus untuk para gadis. Seorang laki-laki datang menghampirinya.“Maaf, ada perlu apa ya, malam-malam mondar-mandir di depan rumah orang?”“O maaf Pak, akum au bertemu dengan pacarku. Tapi aku tidak boleh masuk,” jawab Jordan.“Rumah itu memang tidak boleh ada laki-laki yang masuk!” jawab orang itu.“Iya Pak, saya tahu.”“Kalau begitu, silakan pergi dari sini. Daripada kamu dicurigai sebagai pencuri!”“Pen-pencuri?” Jordan marah.Tiba-tiba ponsel Jordan berbunyi. Dan dia melihat di layar ponselnya kalau itu nomor kontak Meikha yang meneleponnya.“Halo!”“Tuan, lebih baik Anda pulang dan jangan memancing keributan di sini, aku tidak enak denga
Jordan tiba di depan gedung Van Boss. Dia turun dari mobil Alex. Dengan langkah percaya diri dia pun melangkah menuju ke dalam gedung itu. Terlihat barisan para karyawan yang siap menyambut kedatangannya.Jordan sudah memamerkan wajah tidak Sukanya dengan cara penyambutan mereka.“Selamat datang di Van Boss Jakarta Tuan Jo, saya Zoe wakil direktur!” seorang perempuan berusia seperti Ester menyambutnya dan menyalami Jo.Jo merasa tidak nyaman, dia segera melepas tangan Zoe. Dia tersenyum sinis dan kemudian menatap semua karyawan lainnya dengan tatapan aneh.Semua orang menunggu cemas kata pertama yang akan keluar dari mulut pemimpin mereka yang baru itu.Jordan menatap semua barisan karyawan itu dengan tatapan tidak suka.“Kerjalah yang benar. Selama aku di sini, yang tidak bisa bekerja sesuai standarku siap-siap dikeluarkan!”Begitulah kalimat pertama yang diucapkan Jordan pada semua orang d
“Cepat carikan aku sekretaris yang baru. Kalau bisa jangan wanita!” ucap Jordan pada Alex yang hendak meninggalkan ruangannya.Tapi Jordan langsung menatap Alex dengan tatapan menyelidik. Dia tersadar, kenapa dia tidak memilih Alex saja sebagai sekretarisnya yang baru. Dia bukan wanita, dan dia juga sudah mengetahui sedikit rahasianya.“Alex, kau saja yang menggantikan Starlie!” titah Jordan tiba-tiba.“APA BOS? SAYA MENJADI SEKRETARIS?” Alex terkejut dan tidak mengira jika Jordan menunjuknya langsung.“Kenapa, bukannya kau ingin menjadi karyawan tetap di sini?” tanya Jordan.“Itu benar. Tapi menjadi seorang sekretaris, aku tidak punya pengalaman di bidang itu Bos,” jawab Alex.“Itu pekerjaan yang mudah Alex. Bagaimana kau sedia kan?” tanya Jordan.Alex terlihat kebingungan mendengar tawaran Jordan. Dengan wajah meringis dia menatap wajah Jordan yang arogan sedang
Jordan ditemani Alex memilih sebuah mobil di show room. Alex yang diminta Zoe untuk mengawasi segala gerak-gerik Jordan sedikit was-was karena takut ketahuan kalau dia menjadi mata-mata Bu Zoe.Perangai Jordan yang gampang marah tentu saja membuat Alex harus berhati-hati dalam bekerja.“Alex, bagaimana menurutmu dengan mobil ini?” tanya Jordan meminta pendapatnya tentang jenis mobil yang dia pilih.“Ah itu bagus Bos, mobilnya sangat cocok dengan Bos yang futuristic,” jawab Alex.“Apa maksudmu. Kau mengejekku?” tanya Jordan dengan wajah yang tidak suka dengan jawaban Alex yang seperti itu.“Bukan begitu Bos!”“Aku justru tidak suka dengan model dan body mobilnya. Kenapa kau malah menyamakanku dengan mobil itu.” Jordan mendengkus kesal sambil berlalu di hadapan Alex untuk mencari jenis mobil yang lain.Alex menghela napas panjang karena sepertinya menghadapi orang seperti Jorda
“Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar!” teriak seorang laki-laki berwajah arogan melemparkan dokumen ke depan seorang perempuan muda yang berdiri di depannya.“Maaf Boss. Kita tidak bisa menghubungi orang itu. Jadi kami menggantinya dengan orang lain,” jawab perempuan itu dengan suara yang gemetaran. Jelas kalau dia sedang ketakutan.“Kau pikir ini layak untuk diterbitkan?” bentak laki-laki yang dipanggil bos itu.“Akan aku ganti lagi Boss. Kita akan coba menemukan lagi orangnya,” jawab perempuan itu mengambil serakan kertas yang dilempar bosnya.“Kalau dua hari ini tidak berhasil menemukannya. Siap-siap mengundurkan diri dari perusahaan ini!” ucap laki-laki itu sambil menunjukkan telunjuknya ke arah pintu. Agar anak buahnya itu segera keluar dari ruangannya.Perempuan itu dengan wajah yang merah meninggalkan ruangan bosnya. Dia mencengkram kertas dengan kuat sebagai gantinya dia ingin
Jordan kemudian masuk ke dalam sebuah kamar yang sudah dipesankan Hans untuknya. Dan katanya gadis itu sudah menunggunya di sana.“Hai, selamat datang Tuan?”Jordan menatap gadis yang akan menemaninya tidur. Sepertinya gadis itu masih muda, dan mata Jordan langsung menangkap gelagat aneh dari gadis itu.“Namaku Katy, Tuan.” Gadis itu kemudian mendekat ke arah Jordan. Kaki Jo mundur ke belakang karena gadis itu sungguh agresif.‘Hans, gadis macam apa yang kau bawa ini?’ gumam Jo dalam hatinya.Katy mendekat dan mencoba melepaskan pakaian Jordan. Tapi Jordan mengambil respon cepat.“Apa yang mau kau lakukan?” bentak Jo dengan suara keras. Teriakannya itu membuat kaget gadis itu.“Mundur!” ucap Jordan dengan wajah yang marah.“Tuan, kenapa Anda membentak saya?” tanya Katy.Jordan menghirup udara dengan kesal. Mood-nya kembali buruk karena sikap agresif
Jordan memarahi habis-habisan Hans yang sudah mendatangkan seorang gadis yang sembarangan mau menyentuh tubuhnya.“Maaf Jo, waktu itu aku tidak bisa menghubungi Christy.”“Lalu, apa kau berhasil membujuk Natalie?” tanya Jordan.“Dia tidak mau lagi menemanimu tidur. Dia akan menikah.”“Bagaimana dengan Christy?” tanya Jordan.“Terakhir kali Christy menemanimu, apa kau masih ingat?” tanya Hans.“Kenapa memangnya?” tanya Jo.“Kau tidak ingat kalau kau sudah membuat kesalahan?” tanya Hans.Jordan mengerutkan alisnya. Mencoba mengingat-ingat kesalahan apa yang sudah dia perbuat pada Christy.“Aku tidak berbuat kesalahan apa pun,” jawab Jordan.Hans mendesis kesal karena Jordan sama sekali tidak ingat, atau sama sekali dia tidak menyadari kalau dia sudah berbuat kesalahan pada Christy. Sehingga Christy tidak mau berkomunikasi
Van Boss adalah majalah mode dan lifestyle terkenal yang berpusat di New York dan memiliki cabang di berbagai negara, salah satunya Van Boss membuka cabangnya di Jakarta, Indonesia. Baru setahun berjalan rupanya Van Boss di Jakarta belum bisa mencapai sukses seperti yang diharapkan oleh Van Boss di pusatnya yaitu di New York. Dan Pemimpin Redaksi di sana malah tersandung kasus pemakaian Narkoba. Dan pada akhirnya Van Boss Indonesia terancam ditutup dan tidak akan beroperasi lagi. Menyikapi situasi itu, Ester sebagai pemilik dan pendiri Van Boss meminta Jordan Land pergi ke sana. Meskipun Jordan sedikit keberatan, tapi sepertinya Ester memang mempunyai alasannya dia mengirimnya ke sana. Alasan pertama mungkin Jo orangnya perfectionis, segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kemauan dan keinginannya tak akan luput dari kemarahannya. Siapa pun itu mau pegawai laki-laki dan perempuan, Jo tak akan sungkan memarahinya jika pekerjaan mere