Share

MELAWAN PELAKOR
MELAWAN PELAKOR
Penulis: Anik Safitri

1

MELAWAN PELAKOR

"Maaf, anda siapa? Ada perlu apa?" tanya seorang wanita dengan wajah masam di meja resepsionis yang ku ketahui bernama Clara dari ID Card yang dia pakai.

Aku hanya menggeleng pelan. Yang aku tahu dulu resepsionis nya bernama Aisyah. Wanita cantik, berhijab dan sopan. Bukan seperti wanita di depanku yang berpakaian terlalu terbuka dan berwajah ketus.

"Saya mau bertemu Pak Ridwan, pimpinan di kantor ini," jawabku dengan senyum yang kupaksakan.

"Sudah ada janji?" tanyanya lagi tanpa menoleh ke arahku justru asyik bermain handphone di tangannya. Aku sampai heran kenapa bisa Mas Ridwan mempekerjakan resepsionis seperti ini.

"Tidak perlu janji saya istrinya,"

Resepsionis itu langsung mendongak ke arahku dengan melongo. Aku kira dia sadar dengan perlakuannya barusan lalu meminta maaf dan merasa bersalah. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Dia menahan tawa namun tidak bisa, lalu dilepaskanya dengan terbahak-bahak. Dia menertawakanku.

"Ada yang lucu?" tanyaku tajam.

"Mbak, kalau halu jangan berlebihan. Malu atuh. Mana ada istri bos penampilan kayak pembantu gitu."

Aku memang terbiasa berpakaian sederhana. Memakai gamis dan jilbab syar'i.

"Berapa nomor id card kamu? Sini biar saya catat. Suami saya mempekerjakan orang yang salah."

Aku mencatat nomor id dan namanya. Dia tambah terbahak-bahak mendengarnya. Kemudian mengambil gagang telepon.

Tiba-tiba dua orang satpam datang.

"Ada apa bu?" tanya satpam itu kepada Clara.

"Bawa orang gila ini keluar," perintahnya masih dengan terkekeh.

Aku balikan badan dan kedua satpam itu hanya menunduk penuh hormat.

"Kenapa kalian diam saja?" bentak Clara.

"Bu Anisa. Istri Pak Ridwan. Kenapa harus diusir? Kami permisi," pamitnya.

Pak Kodir dan Pak Salam adalah dua orang satpam yang mengabdi bahkan saat ayah masih menjabat. Clara menatapku getir penuh penyesalan.

"Bu, saya min..,"

"Nasib kamu ada disini," ucapku penuh penekanan seraya menunjukan kertas yang sudah aku tulisi nomor dan nama ID Card nya. Aku pun melengang masuk dengan bebas.

Aku lihat karyawan yang wara wiri sama sekali tidak aku kenal. Banyak juga karyawan yang justru asyik ngobrol. Bagaimana sebenarnya Mas Ridwan memimpin ini ? Apakah Mas Ridwan merombaknya tanpa seijinku? Mereka benar-benar asing bagiku. Yang masih tetap hanyalah Pak Kodir dan Pak Salam, satpam yang menjaga di depan tadi.

"Mbak," panggil seseorang. Aku membalikan badan.

"Kalau mau melamar menjadi cleaning service bukan disitu lantainya tapi di sini di lantai satu," tegurnya saat aku akan menaiki lift.

Aku hanya tersenyum sinis tanpa mengindahkan ucapanya. Aku terus menuju lantai empat. Ruangan suami ku.

Ruangan pucuk pimpinan hanya disekat tembok kaca. Jadi orang lain bisa mengawasi aktivitas bos. Tetapi alangkah terkejutnya aku saat keluar dari lift. Terdapat sebuah pintu yang dikunci untuk menuju lantai empat.

Aku telpon Pak Kodir. Tampak ia ketakutan diseberang sana. Setelah aku ancam untuk memberhentikan dia karena perusahaan ini milik ayahku bukan punya Mas Ridwan, dia mau memberi kunci cadangan. Aku terkejut karena penataan ruang telah berubah drastis. Ruangan direktur utama hanya berhadap-hadapan dengan meja yang ku duga meja sekertarisnya. Jadi di lantai tiga ini hanya ada ruangan bos dan sekertaris. Kenapa Mas Ridwan merombak sejauh ini. Lalu dimana sekertarisnya berada? Kenapa mejanya kosong?

Aku terbelalak kaget saat mendapati suamiku tengah disuapi oleh seorang perempuan memakai rok diatas lutut dengan sikap yang genit. Naudzubillah. Jadi selama ini suami ku selingkuh dibelakangku. Padahal ayahku memasrahkan perusahaan padanya setelah meninggal dunia. Ini kah balasanya?

Baik tenang. Marah-marah ataupun melabraknya bukan solusi terbaik walau ada selaksa air mata yang terbendung. Kalau mereka bisa bermain api dengan cantik di belakangku, aku juga bisa dengan cantik membalasnya.

Ketika orang lain baik terhadapku, aku akan memperlakukanya jauh lebih baik. Tetapi jika dia sudah jahat terhadapku, mau sudah menjadi gelandangan dan makan sampah sekali pun aku tidak akan berhenti.

Tunggu pembalasan dan perlawananku ya sayang...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status