Share

Bab 14

“Mbak Mia? Kamu beneran Mbak Mia ‘kan?” ucap suara yang kudengar berasal dari sebelah kanan.

Aku menoleh ke asal suara. Terdiam sejenak sambil mencerna siapa sebenarnya yang menyapa?

“Irna?”

“Iya inin‘kan Mbak Mia, ya?”

Gadis itu mendekat ke arahku. Rupanya dia Irna---anak kedua dari Paman. Waktu aku menikah dulu, dia baru saja mau lulus SMA. Rupanya kini dia sudah memakai seragam kerja.

“Mbak Mia sekarang jualan nasi goreng?” tanyanya.

“Iya Irna. Kamu sudah kerja?” Aku menatapnya.

“Iya, Mbak! Oh iya, kenapa gak pernah maen ke rumah?” tanyanya.

“Iya nanti kapan-kapan maen,” jawabku datar.

Padahal bukan apa-apa. Di rumah itu yang menganggapku manusia hanya Irna. Selebihnya aku seolah dianggap keset dan benalu yang numpang hidup saja.

Paman dan Bibi hanya kerap memeras tenagaku. Sedangkan Saskia---kakaknya Irna malah lebih parah. Aku bahkan seolah menjadi orang yang tidak ada harga di matanya. Usianya yang satu tahun lebih tua dariku menjadikannya semena-mena.

“Pesan nasi gorengnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status