Share

TAMU TAK DI UNDANG

Author: Suare Hening
last update Last Updated: 2023-08-08 19:34:43

Aku baca pesan chat dari Shella.

{Dewi, hallo shay, foto itu beneran suami lu bukan? kalau iya, lagi sama siapa sich wi? sorry kepo} dengan emot dua tangan menangkup.

Aku binggung menjawab, apa aku harus membuka aib suamiku, balasan apa yang akan kuketik untuk Shella?

Akhirnya kubalas pesan chat Shella.

{kamu lagi dimana Shell? ceritanya panjang, ketemuan aja yuk kalau longgar, nanti aku cerita, tapi sekarang titip sesuatu boleh nggak?}

Send.

Ting!

{Masih di Mall, lagi makan sama suami juga anak aku, suami lu juga, tapi nggak liat gue, lu mau titip apa?}

{Pesenin kuah seblak aja satu ember, terus tolong siram ke mereka berdua, aku penakut soalnya} dengan emot sedih dan menangkupkan dua tangan.

Send.

Shella mengirim chat dengan banyak emot tertawa.

Ting!

{jangan alim terus Dewi, ayo belajar sama gue, jadi perempuan pemberani, bar-bar, jangan mau harga diri lu di diinjak-injak terus, selagi benar lawan dong} dengan emot kepala yang sedang marah.

{Aku nggak tau Shella, harus gimana, ini rencana mau ke pengadilan agama, urus perceraian, tapi aku nggak tau caranya, takut juga sendirian ke pengadilan, takut bisa pergi tapi nggak bisa pulang} balasku dengan emot kepala sedih lalu emot tersenyum.

Send.

Ting!

{Yang gue tahu, fotocopy berkas berkas pernikahan, surat nikah dua-duanya, kartu keluarga, KTP, memang kapan mau ke pengadilan? chat gue ya, gue siap bantu, nanti diurus sama pengacara gue, kalau lu nggak balik, nggak ada besti yang bisa gue cerewetin} balas Shella.

{Beneran Shella, lu mau anter? Makasih Besti, eummach} Aku membalas chat shella dengan memberi banyak emot mencium.

Send.

Ting!

{Ih, Lebay, udah, gue cabut dulu ya, dah kelar makan nich anak-anak, oh ya Dewi, jangan lupa ya, hubungi gue kalau butuh bantuan}

{Alhamdulilah, siap Besti}

send.

Shella tak lagi menjawab, mungkin sedang perjalanan pulang, aku tahu keluarga Shella di kota tempat tinggal aku, Kakeknya seorang pensiunan polisi, pamannya Didik juga kepala polisi di kota ini.

Sejenak aku terdiam, beberapa menit tadi, aku tersenyum dan merasakan berkurang rasa sesak di dada saat bergurau dengan Shella, aku sedikit terhibur, apa ini berarti aku harus sering sering berkumpul lagi dengan sahabat-sahabat alumni sekolahku, jalin silaturahmi lagi walau hanya lewat group WA.

Setelah berumah tangga kami jarang kontak lagi, apalagi aku yang hidupnya pas-pasan, waktuku habis tercurah untuk mencari rezeky menafkahi anak-anakku.

Gegas aku berdiri, membuka pintu, lemari, membuka laci kecil lagi didalamnya, mengambil berkas- berkas yang diperlukan untuk pengajuan perceraian, setelah lengkap surat-surat asli kukumpulkan, aku bersiap diri untuk ke foto copy-an dan ke balai desa meminta surat pengantar, kurasa foto yang di kirim Shella tadi dan Screenshot-an chat mesra Bang Danu dan Renita cukup untuk bukti.

Aku ambil helm dan ku-stater maticku, melesat dengan kecepatan sedang ke arah yang kutuju, sesampainya di fotocopian aku harus menunggu, masih ada tujuh orang pengantri.

Aku berdiri menunggu giliran.

"Mb Dewi?" Seseorang memanggil namaku dan menepuk pundakku, aku menoleh, mencari suara yang memanggilku.

"Eum, Mb Surya ya? Yang punya depot sego soto dan rawon itu ya?" tebakku sambil mengingat, kalau tak salah dia teman alumni bang Danu, mereka sekelas, aku pernah di ajak makan di rumah makannya.

"Iya Mbak, masak lupa he he he, kok sendirian? Nggak sama Danu? Mau foto Copi?" tanyanya.

"Iya Mbak, ini," jawabku sambil memperlihatkan berkas yang mau di fotocopy.

Mbak Surya melihat berkas yang aku perlihatkan, lalu bertanya.

"Mau pengajuan hutang ke bank ya? Kok ada surat nikahnya?"

Aku menggeleng lemah, mungkin aku harus jujur dengan Mbak Surya, karena aku merasa, mungkin saja dia tahu banyak tentang pelakor dalam rumah tanggaku.

"Bukan mbak, ini buat pengajuan cerai," ujarku sambil tersenyum ke arahnya dan menunggu reaksinya

Seperti dugaanku, Mbak Surya terlonjak kaget sambil menepuk badanku lebih keras dari tadi.

"Loh, Yang bener Mbak Dewi, jangan bercanda ah, kalian itu pasangan serasi dan harmonis loh, nggak pernah denger ribut-ribut, ahh ... nggak percaya aku mbak," ujarnya.

Aku meringis memegang lenganku, bekas tepukan Mbak Surya, sakit, tapi aku tahu dia nggak sengaja, itu reflek karena rasa terkejutnya.

Aku nyalakan ponselku, kubuka galeri, kucari foto yang Shella kirim lalu kutunjukkan ke Mbak Surya.

Lagi lagi Mbak Surya terkejut, matanya melotot, mulutnya menganga dan tangannya mencubit lenganku dengan keras karena terkejut lagi.

"Aduh Mbak Surya, sakit," ujarku sambil pura-pura memberengut, kok ada ya orang kaget seperti ini, pikirku, wong kaget terus tangannya enteng mukul badan orang lain.

Orang-orang yang mengantri menoleh ke arah kami, karena teriakan Mbak Surya, aku tersenyum kecut, mempersilahkan mereka duluan, biar aku dan Mbak Surya belakangan, lalu kutarik tangannya untuk sedikit menjauh dari orang-orang.

"Ini 'kan Renita, mantan pacarnya di SMP dulu, bener-bener gila Danu sama Renita, sudah pada punya pasangan sah, kayak gini kelakuannya," sungutnya.

Aku lanjut bertanya.

"Yang aku heran, beraninya mereka umbar kemesraan nggak ada takut dan malunya loh Mbak, terus suami Renita ini nggak tau gitu, istrinya selingkuh?"

"Suaminya nggak pernah kelihatan, kalau reuni sekolah nggak pernah dibawa, kabarnya sich katanya, suaminya sudah tua, Renita itu Istri ke dua, tapi yang jelas suaminya Kerja di luar negeri, di jepang sih dengerku. Sudah tahunan, hartanya banyak, beli sawah dan tanah dimana-mana," Jelasnya panjang lebar.

"Ooooh ... sepertinya Renita ini kesepian kali ya Mbak, makanya cari pelampiasan he he," gurauku walau mataku mulai memerah lagi.

"Orang bodoh, nggak sadar kalau buat mainan, sudahlah Dewi, lelaki bajingan dan murahan begitu buang aja, kamu masih cantik, cari lagi yang baru, semoga dapat yang lebih baik ya, Aamiin yra, eh ... tapi kalau Danu tiba-tiba insyaf gimana? Kamu mau balikan nggak?" tanyanya.

Aku tertawa melihat ekspresi Mbak Surya yang ikut gemas bin jengkel dengan Danu dan Renita

Aku mencolek dagunya genit mengajaknya bercanda.

"Cari yang baru aja kali ya, aku juga pengen coba punya suami baru, kalau Allah masih kasih jodoh lagi."

Ucapanku disambut tawa tergelak dari Mbak Surya, dan lagi-lagi dia memukul lenganku, lalu aku gandeng tangannya untuk memberikan berkas yang mau di fotocopi pada pemilik fotocopy.

Setelah bertukar nomor W******p dengan Mbak Surya, aku bergegas ke kantor desa meminta surat pengantar.

Alhamdulillah semua dipermudah dengan bukti foto yang kubawa, lalu aku bergegas pulang.

Saat memasuki halaman rumahku yang tak berpagar, aku melihat dua orang telah menungguku, duduk di kursi kayuku yang ada di depan rumah, setelah dekat, diperhatikan lagi, ternyata kakak Iparku Bang Rizal dan Ibu mertua.

Keningku mengerut, mungkinkah kedatangan mereka untuk membahas masalah rumah tanggaku, kenapa Bang Danu tak ikut datang? Sekedar melihat anaknya.

Dadaku berdetak kencang lagi, jujur aku tak ingin bertemu, aku takut berdebat dan menangis lagi, namun aku mau kemana lagi? Aku tetap harus menemui mereka, harus siapkan mental menghadapinya.

Setelah kutepikan maticku, kuhampiri mereka, menyalaminya, mencium punggung tangan Ibu mertuaku, lalu membukakan pintu rumah dan mempersilahkan mereka masuk dan duduk.

Sebagai tuan rumah aku harus menghormati tamu yang masuk ke rumahku.

"Mau minum apa? Ibu, Abang, aku kebelakang dulu ya, siapin minum," kataku yang tiba tiba merasakan canggung menghadapi Ibu mertua dan kakak Iparku, tampa sadar aku memposisikan diriku sebagai orang asing sekarang.

Mereka berdua mengangguk, sepertinya agak gugup juga.

Lalu aku permisi kebelakang menyiapkan teh manis hangat, lalu keluar dan mempersilahkan minum.

Aku duduk di depan mereka, aku diam menunggu mereka mengawali bicara, mulutku rasanya enggan bicara, hilang respekku pada mereka sejak tau mereka sekeluarga kompak menyembunyikan perselingkuhan suamiku, aku lirik dari ujung mataku, Ibu mertuaku hanya diam termenung, seperti pasrah saja.

Selama ini beliau tak jahat dan julid padaku, Ibu memang tak banyak bicara dari dulu, aku paham dan mengerti apa yang dirasakan seorang ibu, dia bukan ingin membela anaknya, tapi hati seorang ibu yang akan selalu merangkul, melindungi dan memaafkan anak- anaknya, sebesar apapun kesalahannya, termasuk perselingkuhan, ibu tetap diam karena pilihan anaknya, yang bisa membuat mas Danu bahagia dan nyaman, tampa peduli ada hati yang tersakiti, buat apa juga mereka peduli padaku, toh aku hanya dianggap orang lain di keluarga mereka.

"Dewi, kedatangan kita hari ini pertama-tama untuk silahturahmi, yang kedua ingin penjelasan tentang hubungan kamu dan Danu," ujar Abang Iparku, memulai percakapan.

Aku masih terdiam, aku menata hatiku untuk meredam gemuruh karena emosi di dadaku, dan air mata yang ingin lolos dari pelupuk mata, kutahan sekuat mungkin.

Berkali-kali kutarik napas dan kuhembuskan perlahan agar tetap tenang.

"Apa saja yang sudah kalian dengar dari Bang Danu, mau penjelasan apa lagi, kami sudah sepakat berpisah, aku secepatnya mengajukan perceraian," jelasku tegas.

Ibu mertuaku akhirnya bicara setelah menghela napas panjang.

"Begini Nduk, Dewi, kemaren tiba-tiba Danu bilang mau cerai, minta restu."

Ibu terdiam sejenak, menghela dan menghembuskan nafas dengan gusar.

"Ibu mana yang mau merestui anaknya bercerai? Ibu nggak setuju."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
semangat Mbak Dewi harus cepat dan gasken untuk CERAI jangan ada Pertimbangan lagi
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
emang emaknya danu gak tau anaknya bajingan?
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
kenapa nggak setuju? apa ibu mertua dewi nggak tau kalau anaknya selingkuh? ih nyebut nama dewi aku kok jadi gimana ya, namanya sama ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU    RASA SYUKUR

    Happy ending Bab terakhir Orang-orang yang ada di ruangan semua terdiam. Menunggu, kata-kata apalagi yang akan mereka dengar dari Danu dan Pisca, yang mereka tau selama ini mereka hanya teman kerja, tidak pernah lihat mereka berdua aneh-aneh dan terlihat seperti orang jatuh cinta."Tidakkkk! Kita harus menikah Danu, aku sudah tinggalkan suami aku demi kamu, jadi kamu tidak boleh menikah dengan yang lain, kamu hanya menikah dengan aku, sekarang juga aku akan datang ke rumah yang kamu tinggali, kamu dimana sayang? Kamu harus pergi bersamaku," teriak Renita panik.Pisca yang sudah menahan jengkel dari tadi, langsung mengambil alih ponsel di tangan Danu."Hai, Tante cantik, apa kabar?Lama nggak jumpa kita ya, kok masih suka marah-marah aja sih?" ledek Pisca terkekeh mendengar nada Renita yang emosi.Yang lain justru mendengarkan dengan tegang dan penasaran."Heh, siapa kamu? Gadis ingusan? Nggak usah suka ikut campur urusan orang," hardik Renita."Loh, kalau urusan orang lain aku nggak s

  • MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU    BENING DAN CAHAYA , SELAMAT DATANG

    Di Apartemen Renita.Renita menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa, kepalanya terasa pening karena terlalu banyak menangis.Wanita itu memejamkan mata sambil bersandar di sofa, menarik dan membuang nafas berkali-kali untuk menenangkan hatinya.Yang sudah terjadi ya sudahlah, pikirnya, kalau Hendra tidak memaafkan dan tak mencintai dirinya lagi, masih ada Danu yang selalu mengejarnya, sekarang fokus bagaimana cara menghubungi Danu lagi dan menjauhkannya dari Pisca.Renita mencari ponselnya untuk menghubungi Amel, menanyakan apakah sudah berhasil menjalankan perintah."Argh," teriak Renita gusar."Mati lagi baterainya." Renita segera meraih ponselnya untuk di cash.Beberapa menit menunggu dengan tak sabar wanita itu segera membuka layar ponselnya."Hah, akhirnya," pekik Renita senang setelah membaca chat masuk dari putrinya, Amel.Di rumah sakit, Dewi tersenyum bahagia memandang putri kembarnya, Dewa menyuapinya makan dengan penuh perhatian dan sayang, sedari tadi pria itu sibuk mengurus

  • MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU    DESIR DESIR BAHAGIA

    Pisca akhirnya memberikan nomor ponsel dia, Pak Satpam juga Danu, dia merasa pria itu juga pasti tak mau berdiam diri selama tinggal di rumah ini walau statusnya bukan lagi sebagai pekerja.Danu pasti tetap merawat bunga-bunga di taman yang sudah bertahun-tahun dirawatnya bila keluarga Pak Bahtiar sedang di luar negeri, siapa tahu cincinnya ditemukan oleh lelaki itu, pikir Pisca.Dengan senang hati Amel kembali bergabung ke temen-temennya, ternyata tidak susah juga melakukan permintaan Mamanya, lumayan dapat 10 juta, bisiknya dalam hati, namun ada juga rasa heran di hati, untuk apa Mamanya meminta nomor ponsel Ayah kandung Ardi, apa mereka saling mengenal? Tanya Amel dalam hati.Amel membuka layar ponselnya ingin segera mengabarkan pada sang Mama, bahwa misinya berhasil.Namun nomor ponsel Renita tak tersambung juga, berkali-kali dicoba tetap saja tidak tersambung.--++++terimakasih readers, besok bab terakhir, tamatAmel tidak tahu bila orang tuanya bertengkar hebat dan ponsel Reni

  • MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU    TALAK UNTUK RENITA

    "Mm-mas Hen dra," ujar Renita tergagap karena masih diliputi rasa terkejut."Kenapa gugup? Kenapa langsung pucat kaya maling tertangkep begitu? Apa video ini rupanya yang bikin kamu gelisah dari tadi?" Hendra bertanya pelan namun tatapan matanya tajam.Hendra mengarahkan ponsel yang dia pegang ke wajah Istrinya, menampakan video status Amel."Ada Danu rupanya, kamu rindu sekali dengan kekasih gelapmu itu? Sampai sebegitu bingungnya, hingga nekad menyuap banyak uang pada putrimu untuk mendapatkan keinginanmu," sindir Hendra, menegur istrinya tajam."Tenang Mas Hendra, semuanya bisa dibicarakan baik-baik, jangan salah paham dulu ya, aku bisa jelaskan," bujuk Renita dengan lembut dan manja berusaha meluluhkan kemarahan suaminya.Namun Hendra menepis tangan Renita yang berusaha merengkuhnya, lelaki yang merasa tersakiti itu, hatinya tak lagi sama seperti yang dulu. Sosok seorang suami yang manis, mengalah dan penyayang kini berubah menjadi sosok sadis dan penuh kebencian.Wajah Renita ya

  • MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU    TERBONGKARNYA PERSELINGKUHAN

    Keluarga Hendra yang awalnya begitu menyayangi Renita karena masih ada ikatan saudara, kini berbalik jadi membenci istrinya setelah mengetahui perbuatannya mampu menyakiti hati Hendra, mereka hanya membenci kelakuannya yang berselingkuh dengan beberapa pria dan bersenang-senang dengan pria-pria itu dari hasil kerja keras suaminya. Padahal selama ini Hendra memuliakan Renita bak ratu, menuruti dan mencukupi semua kebutuhan dan keinginan Istri juga anak-anak nya, mereka adalah dunia dan kebahagiaan Hendra.Setelah mengetahui perselingkuhan Renita dengan berganti-ganti lelaki bahkan sampai menghidupi dan mencukupi pria yang bersamanya, membuat hati Hendra tercabik cabik, sementara dirimya banting tulang mencari nafkah demi untuk membahagiakannya, istrinya malah membahagiakan pria lain.Keluarga Hendra yang tak terima, mereka terus mengirim beberapa bukti berupa foto-foto Renita yang terciduk diam-diam oleh keluarga atau tetangga dan teman-teman Hendra yang melihat istrinya sedang jala

  • MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU    KECURIGAAN SUAMI RENITA

    Begitu pun Dewa, Dewi dan keluarga yang lain juga fokus melihat ke arah sang pengantin putri, dengan penasaran yang sama seperti Danu.Tiara memandang wajah Pak Danu lekat, lalu berkata."Ayah Danu Syaputra, aku Tiara Bahtiar, aku sekarang anakmu juga, sekarang boleh 'kan aku memanggilmu Papa Danu? Atau Ayah Danu?" tanya Tiara dengan mengulas senyum di wajah bening dan cantiknya.Danu masih diam, terpukau tak percaya dengan pendengarannya."Terimakasih, Papa Danu, sudah menghadirkan Kak Ardi ke dunia ini dan menjadi penjaga serta imamku di dunia dan akhirat, Ayahku sekarang ada tiga, Ayah Bahtiar, Ayah Dewa dan tambah lagi Ayah Danu, jadi bertambah lagi orang yang akan menyayangi aku," ujar Tiara, lalu membungkukkan badan sambil mengambil tangan Danu dan mencium punggung tangan lelaki itu dengan takzim."Masya Allah," terdengar beberapa suara yang memuji apa yang Tiara lakukan, putri seorang pengusaha sukses, tidak malu mengakui mantan supir pribadinya selama ini sebagai Ayah Mertu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status