Share

BAB 20: TAMU TAK DIUNDANG

Bila tiap prasangka adalah doa, lebih baik berprasangka yang baik saja.

***

"Aku pulang sendiri aja, Mas."

"Kenapa? Kita barengan aja. Ketemu ibu, mak sama abah. Nanti kalau kamu sendiri pasti mereka tanyain aku ke mana."

"Ya aku jawab kalau kamu kerja." Aira menjawab sambil menyapu sudut mata. Hidungnya tampak memerah serta wajah yang sembab.

"Kamu kenapa, sih, Ra. Aku kadang bingung hadapi kamu. Sedikit-sedikit nangis. Kalau ada masalah, ya, dikasih tau. Aku bukan dukun lho yang bisa menebak setiap pikiran kamu." Raihan terlihat kes menghadapi Aira. Gadis itu masih saja terisak sejak tadi. Rambut jatuh berurai menutupi wajahnya.

Bukannya menjawab, Aira malah semakin tergugu. Dia merasa selama ini Raihan hanya berpura-pura saja.

'Jika memang ia menginginkanku, kenapa hingga detik ini lelaki itu sama sekali belum menyentuhku?' Batin Aira.

"Besok aku antar. Kita pulang sama-sama," ucap Raihan. Kemudian dia berlalu dari kamar meninggalkan Aira sendirian. Gadis itu masih terisak, sama se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status