Share

Pria Tua Asing

Gejolak amarah dalam diri Aditya jelas tak mudah dihilangkan.

“Sekali lagi kamu bilang bahwa aku ini bajingan, awas. Mungkin aku bajingan, tapi tanpa aku kamu tidak ada apa-apanya. Kamu akan rasakan manfaatnya. Aku tidak pernah seterhina itu.”

Selanjutnya Ditya melangkah masuk ke dalam rumah sembari tetap memegangi lengan Rania. Langkah-langkah panjang pria itu membuat Rania sampai melangkah terseret-seret ke dalam rumahnya sendiri. Ditya membuka pintu rumah dan melangkah masuk diikuti Rania. Pintu kemudian tertutup sampai tak lama kemudian mereka masuk ke dalam kamar dimana cahaya lampu kamar menampilkan bayangan siluet keduanya di gorden.

Bayangan kedua orang itu berhadapan dimana Ditya nampak marah dan berkata-kata sambil menunjuk-nunjuk Rania yang terlihat gentar. Suara kemarahan Ditya hanya terdengar sangat lamat dan Rania sesekali menggeleng dan mengangguk. Dalam keadaan sesenggukan, beberapa saat kemud

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status