Share

2. tahun 2004

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-03 09:29:39

Biar kukisahkan sedikit tentang si ular berbisa ini, aku tidak tahan untuk tidak  menceritakan latar belakang dirinya dan mengapa aku sangat kecewa padanya

**

Aku Valentina Subroto, putri dari juragan Subroto Wijaya Kusuma, juragan padi sekaligus orang yang paling kaya di desa kami. Sebelum kami memutuskan untuk pindah ke kota dan membangun mansion megah serta bisnis di sana, aku sempat tinggal di desa selama beberapa tahun untuk melanjutkan kebun dan usaha pertanian kakekku.

Saat itu aku sedang kelas 2 SMP dan seperti yang kuceritakan di awal, aku dan Rania berteman sangat dekat karena dia adalah anak asisten rumah tangga kami. Anak yang cantik dan berkulit putih, hidungnya mancung serta matanya besar dengan bulu mata lentik, rambutnya ikal mayang dengan akar yang lurus dan ujung yang bergelombang cantik. Gadis itu mempesona tapi tidak kusangka kalau dia akan menggoda juragannya sendiri.

Saat itu aku dan dia sedang mengerjakan PR, tiba-tiba dia bilang dia haus lantas aku pun mengizinkan dia untuk turun ke bawah dan pergi ke dapur mengambil makanan dan minuman secara leluasa seperti kebiasaannya selama ini.

Entah kenapa setelah ditunggu-tunggu gadis itu tidak kunjung datang, saat itu ibuku sedang pergi keluar desa untuk arisan dan berkunjung  ke rumah warga kampung yang sakit. Ibuku memang punya jiwa sosial tinggi dan dicintai masyarakat sehingga dia sudah seperti tokoh yang sangat dipentingkan dan selalu diundang di momen apa saja, sama seperti ayah. Tapi hari itu ayah tidak ikut karena dia punya pekerjaan dan harus mengurusi beberapa tagihan.

Aku turun ke lantai bawah tapi keadaan di sana sepi-sepi saja, aku panggil Rania tapi tidak ada jawaban sehingga aku pun memutuskan untuk mengedarkan diri dan mencari ke setiap ruangan.

Aku mulai mengarah kepada ruang kerja ayah di mana aku sendiri tidak yakin kalau dia ada di sana. Aku berasumsi bahwa Rania tidak akan berani masuk ke sana karena jelas saja ia tidak punya kepentingan dan urusan untuk berada di ruang pribadi ayahku, kecuali ayah memanggil dan minta kopi.

Tapi karena rasa penasaran dan feeling yang tiba-tiba sangat kencang di dadaku aku memberanikan diri untuk memutar handle pintu dan mendorongnya sedikit untuk mengintip.

Betapa terbelalaknya aku sampai aku tidak bisa mengambil nafas dengan benar, aku melihat Rania yang didudukkan di atas meja kerja ayah sedang berpangutan liar dan mengangkangi ayah. Kedua pahanya terbuka sehingga ayah bisa leluasa memeluk dan mencumbunya terutama mencumbu di bagian dadanya. 

Astagfirullah ... aku benar-benar tidak sanggup menyaksikan pemandangan itu di mana kedua insan beda umur jauh itu, saling meremas dan saling menyentuh, seolah-olah mereka adalah pengantin baru yang penuh gairah dan cinta.

 aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, aku sangat syok dan nyaris tidak bisa bernapas, aku kaget, terkejut dan karena usiaku yang masih muda di mana aku tidak pernah terkontaminasi oleh konten pornografi dan hal-hal yang berbau 21+ ke atas tentu hal itu sangat membuatku ketakutan sekaligus canggung dan malu, aku merasa melecehkan diriku sendiri dan gugup tidak karuan.

Aku berteriak dengan kencang membuat ayahku dan Rania terkejut, para pembantu penjaga dan orang-orang yang sedang memisahkan biji gandum berhamburan dan mendekat ke arahku. Mereka bertanya tentang apa yang terjadi sementara ayah yang panik langsung memberi isyarat dengan lambaian tangannya bahwa aku tidak boleh mengatakan hal yang sebenarnya.

Tapi para pelayanku langsung paham ketika menyaksikan pakaian Rania yang berantakan, ibunya Rania yang sedang menjemur pakaian di belakang langsung menarik putrinya dan membawanya ke belakang lalu menghajarnya bertubi-tubi dengan pukulan dan tendangan, aku sendiri memarahi ayahku, aku menjerit dan menangis di hadapannya tapi di sisi lain aku tidak tega melihat Rania yang dihajar seperti kriminal. Anak itu menjerit dan menggapai-gapai padaku, meminta pertolongan dan ampunan hingga aku pun luluh dan pergi membela dan memaafkannya.

Kulindungi dia dari pukulan ibunya, kuajak dia ke kamarku lalu bertanya kepadanya tentang kronologi kejadian hingga dia sampai bermesraan dengan majikannya sendiri. Dia berlutut di kakiku dan minta maaf juga mengaku khilaf. Aku yang saat itu masih muda dan belum memahami tentang sikap dan kelicikan manusia, kasihan padanya yang melakukan itu demi  uang sekolahnya bisa dibayarkan ayahku.

Aku yang polos malah membelanya dan membenci ayahku. Aku memberinya perlindungan dan berjanji padanya bahwa akulah yang akan membantunya agar bisa sekolah.

Ternyata desas desus perselingkuhan ayah dengan Rania diketahui ibuku, meski aku hanya memergoki mereka sekali ternyata hal itu sudah diketahui Mama berulang kali. Mama menjadi stres dan depresi hingga perlahan-lahan kesehatannya menurun dan akhirnya meninggalkan dunia ini.

Tapi sekali lagi aku yang polos tidak pernah merasa dendam dan menyalahkan orang, aku hanya membenci ayah yang tidak dewasa sebagai pria dewasa, aku membenci perselingkuhan yang dia lakukan dengan memanfaatkan kepolosan seorang gadis. Sementara Rania selalu bersikap murung dan seolah-olah trauma dengan kejadian yang terjadi hingga aku selalu prihatin padanya dan menolongnya.

Tidak kusangka setelah begitu panjangnya episode pertolongan dan perlindungan dariku dia kembali menghianatiku dengan menggoda suamiku! Kurang apa aku dengannya, kurang baik apa pelayananku padanya!?

Sungguh aku ingin menggiling kaca dan menaburkan kaca itu di matanya agar dia buta selamanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   27

    Atas semua keputusan yang kubuat kepada Rania dan suamiku aku tahu aku jahat. Aku sangat betul bahwa perintah untuk menculik dan memperkosa wanita itu akan membuat kehidupannya hancur. Mental dan kewarasannya pasti akan terganggu karena trauma dilecehkan secara seksual bukanlah trauma yang bisa disembuhkan dengan mudah.Kuambil keputusan dingin itu karena aku merasa kalau aku terus melonggarkan keadaan dan membiarkan mereka bermain di atas akalku, maka aku sendiri yang akan merasa rugi.Aku sudah rugi banyak waktu dan uang rugi kepercayaan dan pengorbanan, jadi, Aku tidak mau menggelontorkan lebih banyak dari itu. Aku akan hentikan semua kegilaan ini, sampai di sini saja.*Suamiku pulang, ia mendapati diriku sedang tertidur di atas tempat tidur, ia mengganti pakaiannya lalu berguling memeluk diriku dari belakang. Dia menghidup aroma rambutku sehingga aku bisa merasakan aliran nafasnya di bagian leher belakang. Aku merinding, tapi aku berusaha meredakan gejolak yang ada."Aku mencin

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   26

    "sekarang kau lihat sendiri kan egoisnya suamimu dan betapa buruknya lelaki yang kau pilih beberapa tahun yang lalu!"Mau tidak mau aku harus menerima tudingan dan kemarahan keluargaku. Di saat genting seperti ini seharusnya seorang istri tidak ditinggalkan tapi aku bisa apa dengan lelaki yang sudah buta seperti mas Hendra."Orang yang orientasinya adalah uang sejak awal, tidak akan pernah bisa disentuh dengan perasaan dan keadaan, suamimu adalah contoh lelaki yang tidak punya perasaan," ujar Rendy sepupuku."Aku bisa apa sekarang?""Ya, pertanyaan itu memang bagus. Kau bisa apa, dan seseorang bisa apa untuk menolongmu yang sedang hamil. Kau ditinggalkan dalam keadaan kau membutuhkan pertolongan,"lanjutnya."Kau bisa meninggalkan kami dan mengejarnya jika kau masih ingin bersamanya... tapi sebagai keluarga kami harus mengutarakan kekecewaan dan perasaan kami," ujar bibiku dengan wajah yang sangat serius."... juga, Jangan menyalahkan kami atas betapa sayangnya kami pada dirimu sehingg

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   25

    "Kemana kau bawa gundikmu?"Setelah seharian aku di rumah keluargaku Aku pulang menjelang Maghrib dan berpapasan Dengan Suamiku di ruang makan. Saat itu asisten Tengah menghidangkan makanan ke hadapannya jadi aku segera menghampirinya dan duduk di sampingnya."Seharian kau kemana?""Ke rumah tanteku. Jadi kemana kau bawa Rania.""Aku mengantarnya ke ibunya.""Ke kampung?""Ya."Aku tersenyum getir mendengar suamiku yang rela berkendara 60 KM demi mengantarkan Rania ke rumah orang tuanya. Miris, karena selama menikah denganku ia jarang sekali berkunjung ke rumah keluargaku, sementara dengan kekasih hatinya, ia rela melakukan apa saja."Lucu sekali ya di saat keluargaku yang terdekat ada di kota ini tapi kau tidak pernah menemui mereka sementara bersama keluarga Rania Kau rela meluangkan waktumu.""Aku tidak meluangkan waktu, aku hanya mengantar.""Tetap saja, pengorbanannya jatuhnya sama saja.""Aku sedang makan, jangan mengajakku bertengkar," ujarnya sambil menghelakan napas."Kau di

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   24

    Setelah mengatakan keputusanku aku langsung beranjak masuk ke dalam rumah. Demi mendengar keputusan konyol barusan para asistenku yang sebenarnya tidak pernah ikut campur dalam masalah pribadiku mau tidak mau menunjukkan kekesalan dan kekecewaan mereka."Ibu, kok ibu mengizinkan Pak Hendra mengantarkan Mbak Rania Padahal ibu tahu sendiri kalau mereka berdua adalah mantan, memberikan mereka kesempatan untuk bersama itu artinya secara tidak langsung Ibu mengizinkan mereka untuk merajut tali kasih lagi," ujar asistenku."Aku harus bagaimana, dicegah salah, dibiarkan juga salah.""Tidak masalah untuk bersikap egois Tapi harusnya Ibu memikirkan keputusan yang paling bagus untuk bayi ibu dan kesehatan ibu," lanjutnya."Saya pikir bercerai adalah yang terbaik," lanjut asistenku yang sudah bekerja selama enam tahun itu. Sedikit tidaknya ia bersama kami sejak kami menikah."Tidak, Aku tidak akan bercerai aku akan memastikan anakku punya ayah yang tercatat dalam akta kelahirannya. Aku akan memp

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   23

    Jadi benarkah apa yang dia katakannya kalau Mas Hendra adalah mantan kekasihnya yang dia cintai di masa dia kuliah. Kenapa lelaki itu hanya diam saja dan tidak pernah menceritakan apapun padaku, dia bersikap seakan-akan ia baru saja mengenali Rania dan hanya melakukan hubungan satu malam saja dengan wanita itu, Padahal mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun dan menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya.Hah, aku kecolongan."Jadi, dia kekasihmu.""Itu dulu, sekarang tidak lagi.""Jadi kalian masih menyimpan perasaan satu sama lain sehingga nekat melakukan hubungan di belakangku?""Tidak, aku hanya tidak sengaja berjumpa dengannya lalu kami tak sengaja bernostalgia. Aku rasa itu manusiawi mengingat seseorang yang pernah cinta kita cintai dekat di hati kita," jawab Mas Hendra dengan tenang. Wanita yang sejak tadi terus mendelik dan menatapku dengan penuh kemarahan seolah merasa mendapatkan pembelaan alami dengan menyebut masa lalunya. Ia pandai playing victim membuat

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   22

    Keesokan harinyaPagi-pagi asisten rumah tangga menggedor pintu dan membangunkanku yang sedang tertidur dengan pulas. "Ada apa?""Maaf saya membangunkan Nyonya sebelum waktunya bangun tapi asisten anda sudah menunggu di bawah.""Menunggu di jam enam pagi?" "Iya.""Baiklah," jawabku sambil bergerak menyibak selimut.Aku segera turun dan menemui asistenku, Dia terlihat gelisah dan langsung berdiri begitu melihatku datang."Apa yang terjadi di sini, Bu?" tanya rindi.Rindi menatapku sambil melirik wanita yang masih meringkuk di atas gazebo kami. "Wanita itu memaksa masuk.""Maka lihatlah apa yang dia posting di sosial media tiktok," jawab rindi sambil memutar sebuah tayangan di ipad-nya.Terlihat postingan di mana Rania terlihat berbaring dengan santai lalu mengarahkan kameranya ke arah rumahku dan lantai dua, juga menyoroti kamar kami. Di caption postingannya ia menulis kalau ia sedang bermalam di rumah selingkuhannya Dan menganggap itu sebagai prestasi yang harus dibanggakan.Bukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status