Biar kukisahkan sedikit tentang si ular berbisa ini, aku tidak tahan untuk tidak menceritakan latar belakang dirinya dan mengapa aku sangat kecewa padanya
** Aku Valentina Subroto, putri dari juragan Subroto Wijaya Kusuma, juragan padi sekaligus orang yang paling kaya di desa kami. Sebelum kami memutuskan untuk pindah ke kota dan membangun mansion megah serta bisnis di sana, aku sempat tinggal di desa selama beberapa tahun untuk melanjutkan kebun dan usaha pertanian kakekku. Saat itu aku sedang kelas 2 SMP dan seperti yang kuceritakan di awal, aku dan Rania berteman sangat dekat karena dia adalah anak asisten rumah tangga kami. Anak yang cantik dan berkulit putih, hidungnya mancung serta matanya besar dengan bulu mata lentik, rambutnya ikal mayang dengan akar yang lurus dan ujung yang bergelombang cantik. Gadis itu mempesona tapi tidak kusangka kalau dia akan menggoda juragannya sendiri. Saat itu aku dan dia sedang mengerjakan PR, tiba-tiba dia bilang dia haus lantas aku pun mengizinkan dia untuk turun ke bawah dan pergi ke dapur mengambil makanan dan minuman secara leluasa seperti kebiasaannya selama ini. Entah kenapa setelah ditunggu-tunggu gadis itu tidak kunjung datang, saat itu ibuku sedang pergi keluar desa untuk arisan dan berkunjung ke rumah warga kampung yang sakit. Ibuku memang punya jiwa sosial tinggi dan dicintai masyarakat sehingga dia sudah seperti tokoh yang sangat dipentingkan dan selalu diundang di momen apa saja, sama seperti ayah. Tapi hari itu ayah tidak ikut karena dia punya pekerjaan dan harus mengurusi beberapa tagihan. Aku turun ke lantai bawah tapi keadaan di sana sepi-sepi saja, aku panggil Rania tapi tidak ada jawaban sehingga aku pun memutuskan untuk mengedarkan diri dan mencari ke setiap ruangan. Aku mulai mengarah kepada ruang kerja ayah di mana aku sendiri tidak yakin kalau dia ada di sana. Aku berasumsi bahwa Rania tidak akan berani masuk ke sana karena jelas saja ia tidak punya kepentingan dan urusan untuk berada di ruang pribadi ayahku, kecuali ayah memanggil dan minta kopi. Tapi karena rasa penasaran dan feeling yang tiba-tiba sangat kencang di dadaku aku memberanikan diri untuk memutar handle pintu dan mendorongnya sedikit untuk mengintip. Betapa terbelalaknya aku sampai aku tidak bisa mengambil nafas dengan benar, aku melihat Rania yang didudukkan di atas meja kerja ayah sedang berpangutan liar dan mengangkangi ayah. Kedua pahanya terbuka sehingga ayah bisa leluasa memeluk dan mencumbunya terutama mencumbu di bagian dadanya. Astagfirullah ... aku benar-benar tidak sanggup menyaksikan pemandangan itu di mana kedua insan beda umur jauh itu, saling meremas dan saling menyentuh, seolah-olah mereka adalah pengantin baru yang penuh gairah dan cinta. aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, aku sangat syok dan nyaris tidak bisa bernapas, aku kaget, terkejut dan karena usiaku yang masih muda di mana aku tidak pernah terkontaminasi oleh konten pornografi dan hal-hal yang berbau 21+ ke atas tentu hal itu sangat membuatku ketakutan sekaligus canggung dan malu, aku merasa melecehkan diriku sendiri dan gugup tidak karuan. Aku berteriak dengan kencang membuat ayahku dan Rania terkejut, para pembantu penjaga dan orang-orang yang sedang memisahkan biji gandum berhamburan dan mendekat ke arahku. Mereka bertanya tentang apa yang terjadi sementara ayah yang panik langsung memberi isyarat dengan lambaian tangannya bahwa aku tidak boleh mengatakan hal yang sebenarnya. Tapi para pelayanku langsung paham ketika menyaksikan pakaian Rania yang berantakan, ibunya Rania yang sedang menjemur pakaian di belakang langsung menarik putrinya dan membawanya ke belakang lalu menghajarnya bertubi-tubi dengan pukulan dan tendangan, aku sendiri memarahi ayahku, aku menjerit dan menangis di hadapannya tapi di sisi lain aku tidak tega melihat Rania yang dihajar seperti kriminal. Anak itu menjerit dan menggapai-gapai padaku, meminta pertolongan dan ampunan hingga aku pun luluh dan pergi membela dan memaafkannya. Kulindungi dia dari pukulan ibunya, kuajak dia ke kamarku lalu bertanya kepadanya tentang kronologi kejadian hingga dia sampai bermesraan dengan majikannya sendiri. Dia berlutut di kakiku dan minta maaf juga mengaku khilaf. Aku yang saat itu masih muda dan belum memahami tentang sikap dan kelicikan manusia, kasihan padanya yang melakukan itu demi uang sekolahnya bisa dibayarkan ayahku. Aku yang polos malah membelanya dan membenci ayahku. Aku memberinya perlindungan dan berjanji padanya bahwa akulah yang akan membantunya agar bisa sekolah. Ternyata desas desus perselingkuhan ayah dengan Rania diketahui ibuku, meski aku hanya memergoki mereka sekali ternyata hal itu sudah diketahui Mama berulang kali. Mama menjadi stres dan depresi hingga perlahan-lahan kesehatannya menurun dan akhirnya meninggalkan dunia ini. Tapi sekali lagi aku yang polos tidak pernah merasa dendam dan menyalahkan orang, aku hanya membenci ayah yang tidak dewasa sebagai pria dewasa, aku membenci perselingkuhan yang dia lakukan dengan memanfaatkan kepolosan seorang gadis. Sementara Rania selalu bersikap murung dan seolah-olah trauma dengan kejadian yang terjadi hingga aku selalu prihatin padanya dan menolongnya. Tidak kusangka setelah begitu panjangnya episode pertolongan dan perlindungan dariku dia kembali menghianatiku dengan menggoda suamiku! Kurang apa aku dengannya, kurang baik apa pelayananku padanya!? Sungguh aku ingin menggiling kaca dan menaburkan kaca itu di matanya agar dia buta selamanya."Ikut denganmu sekarang juga, karena aku sudah muak!" ujarku sambil menarik Mas Hendra dengan paksa."Kemana kita?" tanya Pria itu dengan bingung."Akan kukembalikan kau ke rumah ibumu agar kau leluasa berbuat apa yang kau inginkan.""Jangan begitu Valentina, ini akan jadi masalah besar.""Masalah besar untukmu tapi bukan masalah untukku.""Kita akan malu.""Itu aibmu, bukan aibku!" balasku sambil meraih kunci mobil, kuseret dia dengan paksa. Ia tak berdaya bertahan, ia tahu kalau aku sudah marah, maka akan sulit meredakan perasaanku kecuali dia mengalah dan diam sampai aku reda."Tolong jangan begini, aku bisa bermalam di rumah temanku atau di hotel Tapi tolong jangan antarkan aku ke hadapan ayah dan ibuku. Mereka Bisa syok dan kena serangan jantung.....""Maka, kaulah penyebab dari semua itu mas Mengapa aku harus memikirkan dampaknya, kalau kau sendiri saja berbuat tanpa memikirkan konsekuensi?!""Astaghfirullah...." Lelaki itu sudah tidak berdaya berdebat denganku, mengikutiku yan
"Jadi kenapa kau diam saja Mas Apakah kau tidak bisa menjawab pertanyaanku? Kenapa kau bisa menyembunyikan uang sebanyak itu tanpa sepengetahuanku? bagaimana kalau terjadi apa-apa padamu? berarti uang itu hanya akan tertimbun saja di bank tanpa pernah jatuh ke tanganku sebagai istrimu yang sah?!" Aku mengutarakan semua pertanyaan panjang lebar itu dengan emosi."Lalu ... Kau tahu sendiri aku sangat tidak suka permainan yang berbau online karena itu adalah judi. Kenapa kau terlibat sejauh itu? Kalau sudah banyak kau menyembunyikan rahasia di belakangku dan sekarang kau malah berjudi dan berselingkuh, hah, lengkap sekali Mas!""Bukan begitu Sayang!""Diam!"Aku semakin emosi begitu dia menyebutku dengan ungkapan sayang. Aku benar-benar jijik padanya Kenapa bisa-bisanya dia ingin bersikap mesra padaku padahal aku sedang di mode serius berbicara padanya."Itu hanya sarana intertain, hanya hiburan, Aku sengaja menyimpannya dan aku tidak menyangka kalau aku akan punya keuntungan.""Bukankah
"sumpah aku tidak ingin merebut suamimu kami hanya tidak sengaja melakukan hal itu karena terbawa suasana, aku bersumpah kalau aku tidak punya rasa apa-apa pada dirinya.""Oh ya?""Ya.""Kumohon, jangan ambil dulu aset dan barangmu....""Demi apa, agar kau bisa menjual dan membawanya kabur?" tanyaku."Tidak, aku hanya sedang membutuhkannya kau tahu sendiri Ibuku sakit sehingga selama ini Aku gagal menabung dan tidak bisa membeli rumah.""Jadi kau halalkan semua cara agar tetap hidup? boleh aku tahu, apa yang kau dapatkan dari suamiku.""Tidak ada.""Di bank seseorang tidak dibenarkan untuk memeriksa rekening orang lain, tapi aku punya kemampuan dan akses untuk itu, karena punya orang-orang yang dekat denganku. Maukah aku memeriksa mutasi rekening ataukah aku harus memaksamu untuk jujur?""Jangan!" Wanita itu mengangkat tangannya sejajar dengan dada dengan maksud untuk menghentikan diriku. Aku memicingkan mata melihatnya lalu timbul sebuah pertanyaan di benakku, kenapa dia begitu pan
Bersama dengannya yang satu mobil denganku, aku menyeretnya ke ruanganku dan memaksa dia duduk di sana lalu ku panggil para staf dan akunting untuk jadi saksi percakapan kami."Lihat semua berkas-berkas ini lihat semua dana proyek itu ada banyak sekali dana yang Kau hilangkan dan kau selewengkan.""Aku tidak mengambil kecuali apa yang diberikan sebagai biaya operasional," jawabnya mengelak. Kan ku dan tetap berusaha tenang Padahal aku bisa menangkap di wajahnya kalau dia tengah panik."Lihat proyek iklan dan Videotron simpang enam tahun lalu, uang yang terpakai hanya 400 juta sementara dana anggarannya 450 juta, setelah kutotalkan, aku kemudian tidak menemukan laporan ke mana sisa uang itu. Ironisnya, kau adalah penanggung jawabnya, jadi aku ingin kau menjelaskan kepadaku ke mana uang itu kalau memang kau tidak korupsi!"Wanita cantik dengan rambut sepinggang itu menelan ludah, Iya menatapku menatap mataku yang penuh dendam dan kebencian. Dia tahu betul bahwa aku melakukan ini karena
Bersama dengannya yang satu mobil denganku, aku menyeretnya ke ruanganku dan memaksa dia duduk di sana lalu ku panggil para staf dan akunting untuk jadi saksi percakapan kami."Lihat semua berkas-berkas ini lihat semua dana proyek itu ada banyak sekali dana yang Kau hilangkan dan kau selewengkan.""Aku tidak mengambil kecuali apa yang diberikan sebagai biaya operasional," jawabnya mengelak. Kan ku dan tetap berusaha tenang Padahal aku bisa menangkap di wajahnya kalau dia tengah panik."Lihat proyek iklan dan Videotron simpang enam tahun lalu, uang yang terpakai hanya 400 juta sementara dana anggarannya 450 juta, setelah kutotalkan, aku kemudian tidak menemukan laporan ke mana sisa uang itu. Ironisnya, kau adalah penanggung jawabnya, jadi aku ingin kau menjelaskan kepadaku ke mana uang itu kalau memang kau tidak korupsi!"Wanita cantik dengan rambut sepinggang itu menelan ludah, Iya menatapku menatap mataku yang penuh dendam dan kebencian. Dia tahu betul bahwa aku melakukan ini karena
Aku tidak tidur sepanjang malam untuk mengatur rencana esok hari. Ku hubungi bosku dan meminta izin agar aku bisa memutasi Rania dari posisinya dan memindahkannya menjadi asisten pribadiku. Aku akan membuat Dia merasakan definisi menjadi pembantu yang sebenarnya. Dulu aku memperlakukan dia seperti saudaraku dan tidak pernah membiarkan orang lain memperlakukan dia sebagai pembantu apalagi merendahkannya tapi sekarang aku akan menjadikan dia budak di mana ia tidak akan bernapas kecuali atas izin ku.Melakukan perbuatan itu kepada suamiku bisa-bisanya dia menggali lelaki yang jelas-jelas adalah milikku di mana aku mencintainya dan dia tahu persis bahwa Hendra adalah milikku. Aku tidak menyangka pula kenapa suamiku mau terpincut dengan sahabatku. Tapi aku tidak bisa heran karena Rania memang punya kemampuan untuk menggoda dengan cara yang paling mematikan, ia luar berbisa, ia seperti mantra yang bisa membunuh tanpa menyentuh.Aku harus lakukan sesuatu."Aku sudah selesai dengan pekerjaa