"Tolong jangan, aku minta maaf, aku tidak sengaja melakukan kesalahan ini. Aku terbawa suasana karena baru saja putus dengan pacarku dan Mas Hendra sangat mirip dengannya. Aku rindu pada Ruli dan tidak kuasa menahan kerinduan itu...." Dia berusaha membela dirinya dengan dalih luka hati dan baru putus. Mantan pacarnya mirip suamiku sehingga dia bebas bercinta dengan mas Hendra sesuka hatinya.
Brak! Aku menendangnya, menendang wajahnya hingga ia terkejut, melenguh kesakitan sementara suamiku terkejut tapi tak bisa berbuat banyak. Wanita itu merintih sambil menopangkan kepalanya di meja ruang tamu. Dia menangis menahan denyut sakit karena sepatu yang kukenakan telah mengenai keningnya. "Aku sungguh minta maaf!" Plak! Sekali ia mengucapkan sesuatu 2 tamparan mendarat di pipinya. Sebenarnya kalau beraninya mau dia bisa pergi sekarang juga dari rumahku, sebut saja kabur, tapi mungkin karena dia merasa punya hutang budi dan ada tanggung jawab moral jadi dia terus berlutut dan tetap ada di depanku, dia berusaha menyentuh lututku agar aku mau iba dan melepaskannya. "Sayang, aku mohon jangan begini, salahkan aku saja ...." Mas hendra segera berusaha membujuk agar aku tidak terus menyiksa pacarnya. Plak! Bukan dia yang aku pukul, tapi Rania. Aku sengaja melakukan itu agar mas Hendra tahu dampak perbuatannya. Kini sudut bibir wanita penuh pesona itu berdarah, perlahan ia mengusapnya sambil mengusap air mata. "Sekali saja kau mengucapkan kata-kata, maka aku akan membalas perbuatanmu!" Ujarku sambil menyembah kasar wanita itu lalu mendorongnya hingga dia nyaris saja membentur lagi meja ruang tamu. "Aku hanya khilaf tolong berhenti memukulku ...." "Aku tidak percaya kalau kau tidak belajar dari masa lalu dan kesalahanmu. Aku percaya kau punya gangguan jiwa dan punya kepuasan tersendiri saat berhasil menyakiti dan menghianati orang." "Sayang please...." "Diam!!!! Jangan sekali bibir itu mengatakan sayang. Aku benci pria munafik yang lebih rendah dari sampah. Kau bahkan bisa meniduri wanita manapun yang kau inginkan, tapi kenapa harus sahabatku?!" teriakku, suaraku menggema hampir ke seluruh rumah yang membuat kedua orang itu bergidik. "Susah payah Aku mengerjakan tugasku aku berkendara 40 km ke luar kota dengan jalan yang terus berkelok dan menyiksa diri ini. Aku pulang dan membeli bahan makanan dengan antusias berharap bahwa suamiku akan masak makan masakanku dan senang. Tapi apa yang aku dapatkan?!" "Aku minta maaf ...." "Tidak, aku tidak akan mengampuni kalian. Aku akan menghancurkan hidup kalian sampai kalian tidak mampu berjalan di tempat umum atau bekerja di tempat mana saja. Aku bisa lakukan itu." "Jangan gila Valen, aku mohon." "Beraninya kau bilang aku gila, setelah aku menyaksikan kau berzina!!" Aku kembali marah. Tenagaku terkuras dan aku mulai tersengal karena terus marah dan berteriak. Perut di bagian bawahku juga mulai sakit dan rasanya tercabik-cabik. Mungkin janinku memberontak, mungkin ia minta diriku agar berhenti marah dan memberi dia tekanan. Aku ingin berhenti tapi aku tidak bisa, karena begitu kecewanya dan sakit hati ini. "... Kau lihat kue yang berserakan di sana, pergi dan pungutlah, lalu baca apa tulisan yang tertulis di sana." Merasa heran dan penasaran mas Hendra segera beralih ke arah kue yang terjatuh di depan pintu kamar kami dan mengangkatnya lalu membacanya. Dia terkejut setelah membaca apa yang ada di sana dan mulai pucat serta ketakutan. "A-apa kau sedang...." "Jangan lanjutkan perkataanmu. Aku tidak mau meminta simpati hanya karena aku sedang hamil. Anggap saja aku membuat bayi ini seorang diri sehingga kau tidak perlu merasa tidak enak atau keberatan denganku." "Aku sungguh merasa bersalah...." "Hahahah. Aku ingin sekali tahu motifmu mengapa kau menghianati diriku yang juga mungkin tidak kalah cantik dengan wanita ini... Kenapa kau melakukannya." "Aku hanya tak bisa menahan diri, aku rindu, karena sudah tidak lama bertemu wanita di tambang sana." Lucu alasannya tapi itu tidak masuk akal. "Bukankah kau punya istri?bukankah kau punya aku?" "Kau terlalu sibuk...." "Jadi secara tersirat kau ingin bilang perselingkuhanmu adalah kesalahanku?" Lelaki itu terdiam sambil menunjukkan wajahnya sementara si Wanita masih meringkuk di sudut meja menahan sakit kepala dan wajahnya. "Ya sudah ... Malam sudah, semua orang harus beristirahat. Kau pulanglah wahai jalang, temui aku di kantor besok pagi-pagi sekali." "Tolong jangan lakukan sesuatu yang membuat aku kehilangan pekerjaan aku harus membayar cuci darah ibuku setiap minggu, aku mohon." "Hahaha, kau tahu bahwa hidupnya susah dan aku tahu persis kalau akulah yang membantumu tapi kau tetap melakukan hal keji ini. Mungkin dasarnya karena kau orang rendahan jadi sikapmu juga rendah. Aku akan memberi hadiah agar kau benar-benar tahu posisimu!" "Tolong jangan ...." Wanita itu memelas dan menggigil sambil menatap mas Hendra sementara suamiku yang merasa sangat bersalah plus kaget karena aku sedang hamil terdiam membisu dengan muka pucat, terduduk di kursi dengan lemas."Ikut denganmu sekarang juga, karena aku sudah muak!" ujarku sambil menarik Mas Hendra dengan paksa."Kemana kita?" tanya Pria itu dengan bingung."Akan kukembalikan kau ke rumah ibumu agar kau leluasa berbuat apa yang kau inginkan.""Jangan begitu Valentina, ini akan jadi masalah besar.""Masalah besar untukmu tapi bukan masalah untukku.""Kita akan malu.""Itu aibmu, bukan aibku!" balasku sambil meraih kunci mobil, kuseret dia dengan paksa. Ia tak berdaya bertahan, ia tahu kalau aku sudah marah, maka akan sulit meredakan perasaanku kecuali dia mengalah dan diam sampai aku reda."Tolong jangan begini, aku bisa bermalam di rumah temanku atau di hotel Tapi tolong jangan antarkan aku ke hadapan ayah dan ibuku. Mereka Bisa syok dan kena serangan jantung.....""Maka, kaulah penyebab dari semua itu mas Mengapa aku harus memikirkan dampaknya, kalau kau sendiri saja berbuat tanpa memikirkan konsekuensi?!""Astaghfirullah...." Lelaki itu sudah tidak berdaya berdebat denganku, mengikutiku yan
"Jadi kenapa kau diam saja Mas Apakah kau tidak bisa menjawab pertanyaanku? Kenapa kau bisa menyembunyikan uang sebanyak itu tanpa sepengetahuanku? bagaimana kalau terjadi apa-apa padamu? berarti uang itu hanya akan tertimbun saja di bank tanpa pernah jatuh ke tanganku sebagai istrimu yang sah?!" Aku mengutarakan semua pertanyaan panjang lebar itu dengan emosi."Lalu ... Kau tahu sendiri aku sangat tidak suka permainan yang berbau online karena itu adalah judi. Kenapa kau terlibat sejauh itu? Kalau sudah banyak kau menyembunyikan rahasia di belakangku dan sekarang kau malah berjudi dan berselingkuh, hah, lengkap sekali Mas!""Bukan begitu Sayang!""Diam!"Aku semakin emosi begitu dia menyebutku dengan ungkapan sayang. Aku benar-benar jijik padanya Kenapa bisa-bisanya dia ingin bersikap mesra padaku padahal aku sedang di mode serius berbicara padanya."Itu hanya sarana intertain, hanya hiburan, Aku sengaja menyimpannya dan aku tidak menyangka kalau aku akan punya keuntungan.""Bukankah
"sumpah aku tidak ingin merebut suamimu kami hanya tidak sengaja melakukan hal itu karena terbawa suasana, aku bersumpah kalau aku tidak punya rasa apa-apa pada dirinya.""Oh ya?""Ya.""Kumohon, jangan ambil dulu aset dan barangmu....""Demi apa, agar kau bisa menjual dan membawanya kabur?" tanyaku."Tidak, aku hanya sedang membutuhkannya kau tahu sendiri Ibuku sakit sehingga selama ini Aku gagal menabung dan tidak bisa membeli rumah.""Jadi kau halalkan semua cara agar tetap hidup? boleh aku tahu, apa yang kau dapatkan dari suamiku.""Tidak ada.""Di bank seseorang tidak dibenarkan untuk memeriksa rekening orang lain, tapi aku punya kemampuan dan akses untuk itu, karena punya orang-orang yang dekat denganku. Maukah aku memeriksa mutasi rekening ataukah aku harus memaksamu untuk jujur?""Jangan!" Wanita itu mengangkat tangannya sejajar dengan dada dengan maksud untuk menghentikan diriku. Aku memicingkan mata melihatnya lalu timbul sebuah pertanyaan di benakku, kenapa dia begitu pan
Bersama dengannya yang satu mobil denganku, aku menyeretnya ke ruanganku dan memaksa dia duduk di sana lalu ku panggil para staf dan akunting untuk jadi saksi percakapan kami."Lihat semua berkas-berkas ini lihat semua dana proyek itu ada banyak sekali dana yang Kau hilangkan dan kau selewengkan.""Aku tidak mengambil kecuali apa yang diberikan sebagai biaya operasional," jawabnya mengelak. Kan ku dan tetap berusaha tenang Padahal aku bisa menangkap di wajahnya kalau dia tengah panik."Lihat proyek iklan dan Videotron simpang enam tahun lalu, uang yang terpakai hanya 400 juta sementara dana anggarannya 450 juta, setelah kutotalkan, aku kemudian tidak menemukan laporan ke mana sisa uang itu. Ironisnya, kau adalah penanggung jawabnya, jadi aku ingin kau menjelaskan kepadaku ke mana uang itu kalau memang kau tidak korupsi!"Wanita cantik dengan rambut sepinggang itu menelan ludah, Iya menatapku menatap mataku yang penuh dendam dan kebencian. Dia tahu betul bahwa aku melakukan ini karena
Bersama dengannya yang satu mobil denganku, aku menyeretnya ke ruanganku dan memaksa dia duduk di sana lalu ku panggil para staf dan akunting untuk jadi saksi percakapan kami."Lihat semua berkas-berkas ini lihat semua dana proyek itu ada banyak sekali dana yang Kau hilangkan dan kau selewengkan.""Aku tidak mengambil kecuali apa yang diberikan sebagai biaya operasional," jawabnya mengelak. Kan ku dan tetap berusaha tenang Padahal aku bisa menangkap di wajahnya kalau dia tengah panik."Lihat proyek iklan dan Videotron simpang enam tahun lalu, uang yang terpakai hanya 400 juta sementara dana anggarannya 450 juta, setelah kutotalkan, aku kemudian tidak menemukan laporan ke mana sisa uang itu. Ironisnya, kau adalah penanggung jawabnya, jadi aku ingin kau menjelaskan kepadaku ke mana uang itu kalau memang kau tidak korupsi!"Wanita cantik dengan rambut sepinggang itu menelan ludah, Iya menatapku menatap mataku yang penuh dendam dan kebencian. Dia tahu betul bahwa aku melakukan ini karena
Aku tidak tidur sepanjang malam untuk mengatur rencana esok hari. Ku hubungi bosku dan meminta izin agar aku bisa memutasi Rania dari posisinya dan memindahkannya menjadi asisten pribadiku. Aku akan membuat Dia merasakan definisi menjadi pembantu yang sebenarnya. Dulu aku memperlakukan dia seperti saudaraku dan tidak pernah membiarkan orang lain memperlakukan dia sebagai pembantu apalagi merendahkannya tapi sekarang aku akan menjadikan dia budak di mana ia tidak akan bernapas kecuali atas izin ku.Melakukan perbuatan itu kepada suamiku bisa-bisanya dia menggali lelaki yang jelas-jelas adalah milikku di mana aku mencintainya dan dia tahu persis bahwa Hendra adalah milikku. Aku tidak menyangka pula kenapa suamiku mau terpincut dengan sahabatku. Tapi aku tidak bisa heran karena Rania memang punya kemampuan untuk menggoda dengan cara yang paling mematikan, ia luar berbisa, ia seperti mantra yang bisa membunuh tanpa menyentuh.Aku harus lakukan sesuatu."Aku sudah selesai dengan pekerjaa