Share

5. tolong

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-03 09:30:56

"Tolong jangan, aku minta maaf, aku tidak sengaja melakukan kesalahan ini. Aku terbawa suasana karena baru saja putus dengan pacarku dan Mas Hendra sangat mirip dengannya. Aku rindu pada Ruli dan tidak kuasa menahan kerinduan itu...." Dia berusaha membela dirinya dengan dalih luka hati dan baru putus. Mantan pacarnya mirip suamiku sehingga dia bebas bercinta dengan mas Hendra sesuka hatinya.

Brak!

Aku menendangnya, menendang wajahnya hingga ia terkejut, melenguh kesakitan sementara suamiku terkejut tapi tak bisa berbuat banyak. Wanita itu merintih sambil menopangkan kepalanya di meja ruang tamu. Dia menangis menahan denyut sakit karena sepatu yang kukenakan telah mengenai keningnya.

"Aku sungguh minta maaf!"

Plak!

Sekali ia mengucapkan sesuatu 2 tamparan mendarat di pipinya. Sebenarnya kalau beraninya mau dia bisa pergi sekarang juga dari rumahku, sebut saja kabur, tapi mungkin karena dia merasa punya hutang budi dan ada tanggung jawab moral jadi dia terus berlutut dan tetap ada di depanku, dia berusaha menyentuh lututku agar aku mau iba dan melepaskannya.

"Sayang, aku mohon jangan begini, salahkan aku saja ...." Mas hendra segera berusaha membujuk agar aku tidak terus menyiksa pacarnya.

Plak!

Bukan dia yang aku pukul, tapi Rania. Aku sengaja melakukan itu agar mas Hendra tahu dampak perbuatannya. Kini sudut bibir wanita penuh pesona itu berdarah, perlahan ia mengusapnya sambil mengusap air mata.

"Sekali saja kau mengucapkan kata-kata, maka aku akan membalas perbuatanmu!" Ujarku sambil menyembah kasar wanita itu lalu mendorongnya hingga dia nyaris saja membentur lagi meja ruang tamu.

"Aku hanya khilaf tolong berhenti memukulku ...."

"Aku tidak percaya kalau kau tidak belajar dari masa lalu dan kesalahanmu. Aku percaya kau punya gangguan jiwa dan punya kepuasan tersendiri saat berhasil menyakiti dan menghianati orang."

"Sayang please...."

"Diam!!!! Jangan sekali bibir itu mengatakan sayang. Aku benci pria munafik yang lebih rendah dari sampah. Kau bahkan bisa meniduri wanita manapun yang kau inginkan, tapi kenapa harus sahabatku?!" teriakku, suaraku menggema hampir ke seluruh rumah yang membuat kedua orang itu bergidik.

"Susah payah Aku mengerjakan tugasku aku berkendara 40 km ke luar kota dengan jalan yang terus berkelok dan menyiksa diri ini. Aku pulang dan membeli bahan makanan dengan antusias berharap bahwa suamiku akan masak makan masakanku dan senang. Tapi apa yang aku dapatkan?!"

"Aku minta maaf ...."

"Tidak, aku tidak akan mengampuni kalian. Aku akan menghancurkan hidup kalian sampai kalian tidak mampu berjalan di tempat umum atau bekerja di tempat mana saja. Aku bisa lakukan itu."

"Jangan gila Valen, aku mohon."

"Beraninya kau bilang aku gila, setelah aku menyaksikan kau berzina!!" Aku kembali marah. Tenagaku terkuras dan aku mulai tersengal karena terus marah dan berteriak.

Perut di bagian bawahku juga mulai sakit dan rasanya tercabik-cabik. Mungkin janinku memberontak, mungkin ia minta  diriku agar berhenti marah dan memberi dia tekanan. Aku ingin berhenti tapi aku tidak bisa, karena begitu kecewanya dan sakit hati ini.

"... Kau lihat kue yang berserakan di sana, pergi dan pungutlah, lalu baca apa tulisan yang tertulis di sana."

Merasa heran dan penasaran mas Hendra segera beralih ke arah kue yang terjatuh di depan pintu kamar kami dan mengangkatnya lalu membacanya. Dia terkejut setelah membaca apa yang ada di sana dan mulai pucat serta ketakutan.

"A-apa kau sedang...."

"Jangan lanjutkan perkataanmu. Aku tidak mau meminta simpati hanya karena aku sedang hamil. Anggap saja aku membuat  bayi ini seorang diri sehingga kau tidak perlu merasa tidak enak atau keberatan denganku."

"Aku sungguh merasa bersalah...."

"Hahahah. Aku ingin sekali tahu motifmu mengapa kau menghianati diriku yang juga mungkin tidak kalah cantik dengan wanita ini... Kenapa kau melakukannya."

"Aku hanya tak bisa menahan diri, aku rindu, karena sudah tidak lama bertemu wanita di tambang sana."

Lucu alasannya tapi itu tidak masuk akal.

"Bukankah kau punya istri?bukankah kau punya aku?"

"Kau terlalu sibuk...."

"Jadi secara tersirat kau ingin bilang perselingkuhanmu adalah kesalahanku?"

Lelaki itu terdiam sambil menunjukkan wajahnya sementara si Wanita masih meringkuk di sudut meja menahan sakit kepala dan wajahnya.

"Ya sudah ... Malam sudah, semua orang harus beristirahat. Kau pulanglah wahai jalang, temui aku di kantor besok pagi-pagi sekali."

"Tolong jangan lakukan sesuatu yang membuat aku kehilangan pekerjaan aku harus membayar cuci darah ibuku setiap minggu, aku mohon."

"Hahaha, kau tahu bahwa hidupnya susah dan aku tahu persis kalau akulah yang membantumu tapi kau tetap melakukan hal keji ini. Mungkin dasarnya karena kau orang rendahan  jadi sikapmu juga rendah. Aku akan memberi hadiah agar kau benar-benar tahu posisimu!"

"Tolong jangan ...." Wanita itu memelas dan menggigil sambil menatap mas Hendra sementara suamiku yang merasa sangat bersalah plus kaget karena aku sedang hamil terdiam membisu dengan muka pucat, terduduk di kursi dengan lemas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   27

    Atas semua keputusan yang kubuat kepada Rania dan suamiku aku tahu aku jahat. Aku sangat betul bahwa perintah untuk menculik dan memperkosa wanita itu akan membuat kehidupannya hancur. Mental dan kewarasannya pasti akan terganggu karena trauma dilecehkan secara seksual bukanlah trauma yang bisa disembuhkan dengan mudah.Kuambil keputusan dingin itu karena aku merasa kalau aku terus melonggarkan keadaan dan membiarkan mereka bermain di atas akalku, maka aku sendiri yang akan merasa rugi.Aku sudah rugi banyak waktu dan uang rugi kepercayaan dan pengorbanan, jadi, Aku tidak mau menggelontorkan lebih banyak dari itu. Aku akan hentikan semua kegilaan ini, sampai di sini saja.*Suamiku pulang, ia mendapati diriku sedang tertidur di atas tempat tidur, ia mengganti pakaiannya lalu berguling memeluk diriku dari belakang. Dia menghidup aroma rambutku sehingga aku bisa merasakan aliran nafasnya di bagian leher belakang. Aku merinding, tapi aku berusaha meredakan gejolak yang ada."Aku mencin

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   26

    "sekarang kau lihat sendiri kan egoisnya suamimu dan betapa buruknya lelaki yang kau pilih beberapa tahun yang lalu!"Mau tidak mau aku harus menerima tudingan dan kemarahan keluargaku. Di saat genting seperti ini seharusnya seorang istri tidak ditinggalkan tapi aku bisa apa dengan lelaki yang sudah buta seperti mas Hendra."Orang yang orientasinya adalah uang sejak awal, tidak akan pernah bisa disentuh dengan perasaan dan keadaan, suamimu adalah contoh lelaki yang tidak punya perasaan," ujar Rendy sepupuku."Aku bisa apa sekarang?""Ya, pertanyaan itu memang bagus. Kau bisa apa, dan seseorang bisa apa untuk menolongmu yang sedang hamil. Kau ditinggalkan dalam keadaan kau membutuhkan pertolongan,"lanjutnya."Kau bisa meninggalkan kami dan mengejarnya jika kau masih ingin bersamanya... tapi sebagai keluarga kami harus mengutarakan kekecewaan dan perasaan kami," ujar bibiku dengan wajah yang sangat serius."... juga, Jangan menyalahkan kami atas betapa sayangnya kami pada dirimu sehingg

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   25

    "Kemana kau bawa gundikmu?"Setelah seharian aku di rumah keluargaku Aku pulang menjelang Maghrib dan berpapasan Dengan Suamiku di ruang makan. Saat itu asisten Tengah menghidangkan makanan ke hadapannya jadi aku segera menghampirinya dan duduk di sampingnya."Seharian kau kemana?""Ke rumah tanteku. Jadi kemana kau bawa Rania.""Aku mengantarnya ke ibunya.""Ke kampung?""Ya."Aku tersenyum getir mendengar suamiku yang rela berkendara 60 KM demi mengantarkan Rania ke rumah orang tuanya. Miris, karena selama menikah denganku ia jarang sekali berkunjung ke rumah keluargaku, sementara dengan kekasih hatinya, ia rela melakukan apa saja."Lucu sekali ya di saat keluargaku yang terdekat ada di kota ini tapi kau tidak pernah menemui mereka sementara bersama keluarga Rania Kau rela meluangkan waktumu.""Aku tidak meluangkan waktu, aku hanya mengantar.""Tetap saja, pengorbanannya jatuhnya sama saja.""Aku sedang makan, jangan mengajakku bertengkar," ujarnya sambil menghelakan napas."Kau di

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   24

    Setelah mengatakan keputusanku aku langsung beranjak masuk ke dalam rumah. Demi mendengar keputusan konyol barusan para asistenku yang sebenarnya tidak pernah ikut campur dalam masalah pribadiku mau tidak mau menunjukkan kekesalan dan kekecewaan mereka."Ibu, kok ibu mengizinkan Pak Hendra mengantarkan Mbak Rania Padahal ibu tahu sendiri kalau mereka berdua adalah mantan, memberikan mereka kesempatan untuk bersama itu artinya secara tidak langsung Ibu mengizinkan mereka untuk merajut tali kasih lagi," ujar asistenku."Aku harus bagaimana, dicegah salah, dibiarkan juga salah.""Tidak masalah untuk bersikap egois Tapi harusnya Ibu memikirkan keputusan yang paling bagus untuk bayi ibu dan kesehatan ibu," lanjutnya."Saya pikir bercerai adalah yang terbaik," lanjut asistenku yang sudah bekerja selama enam tahun itu. Sedikit tidaknya ia bersama kami sejak kami menikah."Tidak, Aku tidak akan bercerai aku akan memastikan anakku punya ayah yang tercatat dalam akta kelahirannya. Aku akan memp

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   23

    Jadi benarkah apa yang dia katakannya kalau Mas Hendra adalah mantan kekasihnya yang dia cintai di masa dia kuliah. Kenapa lelaki itu hanya diam saja dan tidak pernah menceritakan apapun padaku, dia bersikap seakan-akan ia baru saja mengenali Rania dan hanya melakukan hubungan satu malam saja dengan wanita itu, Padahal mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun dan menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya.Hah, aku kecolongan."Jadi, dia kekasihmu.""Itu dulu, sekarang tidak lagi.""Jadi kalian masih menyimpan perasaan satu sama lain sehingga nekat melakukan hubungan di belakangku?""Tidak, aku hanya tidak sengaja berjumpa dengannya lalu kami tak sengaja bernostalgia. Aku rasa itu manusiawi mengingat seseorang yang pernah cinta kita cintai dekat di hati kita," jawab Mas Hendra dengan tenang. Wanita yang sejak tadi terus mendelik dan menatapku dengan penuh kemarahan seolah merasa mendapatkan pembelaan alami dengan menyebut masa lalunya. Ia pandai playing victim membuat

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   22

    Keesokan harinyaPagi-pagi asisten rumah tangga menggedor pintu dan membangunkanku yang sedang tertidur dengan pulas. "Ada apa?""Maaf saya membangunkan Nyonya sebelum waktunya bangun tapi asisten anda sudah menunggu di bawah.""Menunggu di jam enam pagi?" "Iya.""Baiklah," jawabku sambil bergerak menyibak selimut.Aku segera turun dan menemui asistenku, Dia terlihat gelisah dan langsung berdiri begitu melihatku datang."Apa yang terjadi di sini, Bu?" tanya rindi.Rindi menatapku sambil melirik wanita yang masih meringkuk di atas gazebo kami. "Wanita itu memaksa masuk.""Maka lihatlah apa yang dia posting di sosial media tiktok," jawab rindi sambil memutar sebuah tayangan di ipad-nya.Terlihat postingan di mana Rania terlihat berbaring dengan santai lalu mengarahkan kameranya ke arah rumahku dan lantai dua, juga menyoroti kamar kami. Di caption postingannya ia menulis kalau ia sedang bermalam di rumah selingkuhannya Dan menganggap itu sebagai prestasi yang harus dibanggakan.Bukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status