Share

6. tidak

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-03 09:31:31

"Tidak, kumohon Valen...."

"Mulai besok kau akan jadi asisten pribadi yang akan mengikutiku kemana mana, kau  tidak bisa bergerak  kalau aku tidak memerintahkan, pergi dan datang sesuai dengan jadwalku dan tidak pulang kalau aku tidak perintahkan."

"Apa?"

"Kau ingat Aku punya wewenang? Kalau kau tidak tahan maka aku akan menunggu suatu pengunduran dirimu dalam satu jam ke depan."

"Aku mohon jangan,"  ucap wanita itu sambil menangis dan memeluk kakiku. Ada meja kaca dengan ornamen buah yang terbuat dari kristal. Ingin sekali aku memecahkan kristal itu lalu kusuapkan ke dalam mulutnya hingga dia mengunyah kaca dan robek tenggorokannya. Aku muak mendengar dia yang terus minta maaf dan memelas padahal dia wanita yang sangat licik dan kejam.

"... Pekerjaan itu satu-satunya penopang hidupku."

"Atau biar ku sarankan padamu pekerjaan yang lebih mudah dan dapat uang lebih banyak. Lebih mudah dan tak butuh effort yang keras."

Wanita itu terdiam sampai menatapku ddengan lekat, dia nampaknya menunggu kelanjutan perkataan aku.

"Kau bisa jadi pelacur, atau nikahi duda kaya yang sudah tua Bangka. Di kantor karena dengan modal kecantikan dan ngangkang saja kau sudah dapat banyak uang."

Wanita itu menangis dengan air mata buaya sama dia menutup mulutnya dan menggeleng keras. Dengan sikapnya yang seperti itu dia terus mendesak agar mas Hendra membela dan turun tangan membujukku.

"Cukup Valen, ini kesalahanku karena aku tidak bisa menahan diri pada sahabatmu."

"Kau dan dia sama saja Mas. Atau ... Biar ku sarankan agar kalian menikah saja karena kalian cocok dan satu frekuensi."

"Tidak jangan begitu, aku mohon maaf dan tidak akan mengulanginya asal kau mau memberiku kesempatan. Ingatlah apa yang akan terjadi pada keluarga kita kalau terjadi guncangan dalam rumah tangga ini? Aku akan dimarahi orang tua beserta aku pun akan malu pada ayahmu dan mendiang ibumu...."

"Hahaha, bicara tentang kedua orang tuaku... Si jalang  inilah yang sudah membuat ibuku meninggal. Ibuku  depresi karena seorang bocah yang sudah dia berikan kasih sayanh malah menggoda suaminya, dia malu atas skandal itu sampai akhirnya jatuh sakit dan merana seumur hidup. Sekarang maukah kalian berdua kubalaskan dendamnya dan membuat kalian juga merana seumur hidup?!"

"Jangan!!" Dua manusia hina itu bicara serentak sambil melambaikan tangan mereka dengan maksud menolak gagasanku.

Prang!

Wadah lilin kristal terjatuh, mungkin dia turut terguncang atas pembicaraan dan  peristiwa memalukan yang terjadi di rumah ini. Aku memungut pecahan kaca lalu menggenggamnya dengan tanganku.

"Demi nyawa ibuku dan kebaikanku di masa lalu serta pengorbanan yang telah kuberikan dengan tulus. Aku akan membalasmu Rania."

"Jangan Val...."

"Cukup, pulanglah, jangan berani bertemu Hendra lagi, karena kalau kau nekat, aku akan membunuhmu."

"Maafkan aku val, aku ga nyangka akan ketahuan..."

Waw, jadi kalau tidak ketahuan dia akan terus melakukan perbuatannya. Sepertinya pelacur satu ini harus diberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga. 

Besok adalah rapat meeting bersama kepala direksi dan staf staf dari cabang yang tersebar di kota ini. Aku berencana untuk mempermalukannya di sana. Aku akan membuat hidupnya tersiksa seperti yang sudah ia lakukan kepada diriku dan keluargaku. Masih utama Aku bukan saja suamiku tapi si jalang yang sudah kuanggap sebagai sahabat itu.

Kini aku malu menyebutnya sahabat, aku merutuki diriku pernah membantu seseorang yang ternyata bahkan tidak tahu arti ungkapan terima kasih. Aku telah mengorbankan separuh hidupku untuk menolong ular berbisa yang pada akhirnya mematuk tuannya sendiri. Aku tidak habis pikir dan yakin kalau Rania sudah gila, karena dia sama sekali tidak punya empati atau rasa bersalah. Yang dia pedulikan hanya Karir dan kelanjutan hidupnya. Sedangkan perasaanku yang berkhianati ataukah rasa bersalahnya sama sekali tidak dia pikirkan.

Sungguh memalukan.

Kini wanita yang sudah kuusir itu beranjak perlahan meninggalkan ruang keluarga. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam maka pasti suasana di sekitar komplek dan jalanan tempat tinggalku sangat sepi.

Aku yakin wanita itu takut pulang sendiri atau takut menunggu sendirian di hati karena di sana banyak pemabuk yang bisa saja mengganggunya.

"Pergi dan antarkan sampah ini ke pembuangan. Aroma busuknya menyengat di rumah ini dan auranya membuat diriku sial. Aku tidak mengerti entah kau buta atau bagaimana sampai tidak bisa membedakan mana batu berharga dan mana kotoran di dalam lumpur. Enyahlah!" Hardikku dengan kesal. 

Meski aku sudah menyuruh mas Hendra mengantar selingkuhannya tapi tetap saja suamiku bergeming dan ketakutan. Bagaimanapun aku adalah istrinya dan Aku menguasai setengah hidupnya. Dia tidak akan berani beranjak dari ruang tengah untuk pergi mengantarkan Rania.

"Aku pulang ya aku minta maaf..."

"Jika sudah sampai di rumah cuci kelaminmu dari kotoran dan dosa," ucapku sambil masih meremas pecahan kaca di tanganku. Aku sangat sakit hati sampai-sampai tidak merasakan benda tajam itu menusuk telapak tanganku.

Aku hampiri dia yang masih berdiri di depan pintuku, kubalurkan dadanya dengan kaca dan darah yang berlumuran di tanganku hingga dada dan leher wanita itu merah, juga kacanya menusuk kulitnya hingga membuat dia mendesis sakit.

"Ini hadiah pertama," ucapku sambil tersenyum dan membukakan pintu lalu membiarkan dia pergi.

Tunggu saja apa yang akan aku lakukan besok pagi.

*

Kini tinggal aku dan suamiku di dalam rumah kami. Dia terus bersujud dan minta ampun kepadaku sementara aku sama sekali tidak mendengarkannya. Alih alih membiarkan dia istirahat dan tidur, aku malah memintanya untuk membereskan kamar, mengganti sprei dan bed cover, membersihkan dan menyapu lalu mencuci kamar mandi.

Di saat semua pekerjaan itu sudah selesai aku kembali memberinya pekerjaan lain, dan aku berencana melakukannya sampai fajar menjelang agar dia tahu rasa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   27

    Atas semua keputusan yang kubuat kepada Rania dan suamiku aku tahu aku jahat. Aku sangat betul bahwa perintah untuk menculik dan memperkosa wanita itu akan membuat kehidupannya hancur. Mental dan kewarasannya pasti akan terganggu karena trauma dilecehkan secara seksual bukanlah trauma yang bisa disembuhkan dengan mudah.Kuambil keputusan dingin itu karena aku merasa kalau aku terus melonggarkan keadaan dan membiarkan mereka bermain di atas akalku, maka aku sendiri yang akan merasa rugi.Aku sudah rugi banyak waktu dan uang rugi kepercayaan dan pengorbanan, jadi, Aku tidak mau menggelontorkan lebih banyak dari itu. Aku akan hentikan semua kegilaan ini, sampai di sini saja.*Suamiku pulang, ia mendapati diriku sedang tertidur di atas tempat tidur, ia mengganti pakaiannya lalu berguling memeluk diriku dari belakang. Dia menghidup aroma rambutku sehingga aku bisa merasakan aliran nafasnya di bagian leher belakang. Aku merinding, tapi aku berusaha meredakan gejolak yang ada."Aku mencin

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   26

    "sekarang kau lihat sendiri kan egoisnya suamimu dan betapa buruknya lelaki yang kau pilih beberapa tahun yang lalu!"Mau tidak mau aku harus menerima tudingan dan kemarahan keluargaku. Di saat genting seperti ini seharusnya seorang istri tidak ditinggalkan tapi aku bisa apa dengan lelaki yang sudah buta seperti mas Hendra."Orang yang orientasinya adalah uang sejak awal, tidak akan pernah bisa disentuh dengan perasaan dan keadaan, suamimu adalah contoh lelaki yang tidak punya perasaan," ujar Rendy sepupuku."Aku bisa apa sekarang?""Ya, pertanyaan itu memang bagus. Kau bisa apa, dan seseorang bisa apa untuk menolongmu yang sedang hamil. Kau ditinggalkan dalam keadaan kau membutuhkan pertolongan,"lanjutnya."Kau bisa meninggalkan kami dan mengejarnya jika kau masih ingin bersamanya... tapi sebagai keluarga kami harus mengutarakan kekecewaan dan perasaan kami," ujar bibiku dengan wajah yang sangat serius."... juga, Jangan menyalahkan kami atas betapa sayangnya kami pada dirimu sehingg

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   25

    "Kemana kau bawa gundikmu?"Setelah seharian aku di rumah keluargaku Aku pulang menjelang Maghrib dan berpapasan Dengan Suamiku di ruang makan. Saat itu asisten Tengah menghidangkan makanan ke hadapannya jadi aku segera menghampirinya dan duduk di sampingnya."Seharian kau kemana?""Ke rumah tanteku. Jadi kemana kau bawa Rania.""Aku mengantarnya ke ibunya.""Ke kampung?""Ya."Aku tersenyum getir mendengar suamiku yang rela berkendara 60 KM demi mengantarkan Rania ke rumah orang tuanya. Miris, karena selama menikah denganku ia jarang sekali berkunjung ke rumah keluargaku, sementara dengan kekasih hatinya, ia rela melakukan apa saja."Lucu sekali ya di saat keluargaku yang terdekat ada di kota ini tapi kau tidak pernah menemui mereka sementara bersama keluarga Rania Kau rela meluangkan waktumu.""Aku tidak meluangkan waktu, aku hanya mengantar.""Tetap saja, pengorbanannya jatuhnya sama saja.""Aku sedang makan, jangan mengajakku bertengkar," ujarnya sambil menghelakan napas."Kau di

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   24

    Setelah mengatakan keputusanku aku langsung beranjak masuk ke dalam rumah. Demi mendengar keputusan konyol barusan para asistenku yang sebenarnya tidak pernah ikut campur dalam masalah pribadiku mau tidak mau menunjukkan kekesalan dan kekecewaan mereka."Ibu, kok ibu mengizinkan Pak Hendra mengantarkan Mbak Rania Padahal ibu tahu sendiri kalau mereka berdua adalah mantan, memberikan mereka kesempatan untuk bersama itu artinya secara tidak langsung Ibu mengizinkan mereka untuk merajut tali kasih lagi," ujar asistenku."Aku harus bagaimana, dicegah salah, dibiarkan juga salah.""Tidak masalah untuk bersikap egois Tapi harusnya Ibu memikirkan keputusan yang paling bagus untuk bayi ibu dan kesehatan ibu," lanjutnya."Saya pikir bercerai adalah yang terbaik," lanjut asistenku yang sudah bekerja selama enam tahun itu. Sedikit tidaknya ia bersama kami sejak kami menikah."Tidak, Aku tidak akan bercerai aku akan memastikan anakku punya ayah yang tercatat dalam akta kelahirannya. Aku akan memp

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   23

    Jadi benarkah apa yang dia katakannya kalau Mas Hendra adalah mantan kekasihnya yang dia cintai di masa dia kuliah. Kenapa lelaki itu hanya diam saja dan tidak pernah menceritakan apapun padaku, dia bersikap seakan-akan ia baru saja mengenali Rania dan hanya melakukan hubungan satu malam saja dengan wanita itu, Padahal mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun dan menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya.Hah, aku kecolongan."Jadi, dia kekasihmu.""Itu dulu, sekarang tidak lagi.""Jadi kalian masih menyimpan perasaan satu sama lain sehingga nekat melakukan hubungan di belakangku?""Tidak, aku hanya tidak sengaja berjumpa dengannya lalu kami tak sengaja bernostalgia. Aku rasa itu manusiawi mengingat seseorang yang pernah cinta kita cintai dekat di hati kita," jawab Mas Hendra dengan tenang. Wanita yang sejak tadi terus mendelik dan menatapku dengan penuh kemarahan seolah merasa mendapatkan pembelaan alami dengan menyebut masa lalunya. Ia pandai playing victim membuat

  • MENGGILING KACA DI WAJAH PEREBUT KEKASIHKU   22

    Keesokan harinyaPagi-pagi asisten rumah tangga menggedor pintu dan membangunkanku yang sedang tertidur dengan pulas. "Ada apa?""Maaf saya membangunkan Nyonya sebelum waktunya bangun tapi asisten anda sudah menunggu di bawah.""Menunggu di jam enam pagi?" "Iya.""Baiklah," jawabku sambil bergerak menyibak selimut.Aku segera turun dan menemui asistenku, Dia terlihat gelisah dan langsung berdiri begitu melihatku datang."Apa yang terjadi di sini, Bu?" tanya rindi.Rindi menatapku sambil melirik wanita yang masih meringkuk di atas gazebo kami. "Wanita itu memaksa masuk.""Maka lihatlah apa yang dia posting di sosial media tiktok," jawab rindi sambil memutar sebuah tayangan di ipad-nya.Terlihat postingan di mana Rania terlihat berbaring dengan santai lalu mengarahkan kameranya ke arah rumahku dan lantai dua, juga menyoroti kamar kami. Di caption postingannya ia menulis kalau ia sedang bermalam di rumah selingkuhannya Dan menganggap itu sebagai prestasi yang harus dibanggakan.Bukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status