"Tidak, kumohon Valen...."
"Mulai besok kau akan jadi asisten pribadi yang akan mengikutiku kemana mana, kau tidak bisa bergerak kalau aku tidak memerintahkan, pergi dan datang sesuai dengan jadwalku dan tidak pulang kalau aku tidak perintahkan." "Apa?" "Kau ingat Aku punya wewenang? Kalau kau tidak tahan maka aku akan menunggu suatu pengunduran dirimu dalam satu jam ke depan." "Aku mohon jangan," ucap wanita itu sambil menangis dan memeluk kakiku. Ada meja kaca dengan ornamen buah yang terbuat dari kristal. Ingin sekali aku memecahkan kristal itu lalu kusuapkan ke dalam mulutnya hingga dia mengunyah kaca dan robek tenggorokannya. Aku muak mendengar dia yang terus minta maaf dan memelas padahal dia wanita yang sangat licik dan kejam. "... Pekerjaan itu satu-satunya penopang hidupku." "Atau biar ku sarankan padamu pekerjaan yang lebih mudah dan dapat uang lebih banyak. Lebih mudah dan tak butuh effort yang keras." Wanita itu terdiam sampai menatapku ddengan lekat, dia nampaknya menunggu kelanjutan perkataan aku. "Kau bisa jadi pelacur, atau nikahi duda kaya yang sudah tua Bangka. Di kantor karena dengan modal kecantikan dan ngangkang saja kau sudah dapat banyak uang." Wanita itu menangis dengan air mata buaya sama dia menutup mulutnya dan menggeleng keras. Dengan sikapnya yang seperti itu dia terus mendesak agar mas Hendra membela dan turun tangan membujukku. "Cukup Valen, ini kesalahanku karena aku tidak bisa menahan diri pada sahabatmu." "Kau dan dia sama saja Mas. Atau ... Biar ku sarankan agar kalian menikah saja karena kalian cocok dan satu frekuensi." "Tidak jangan begitu, aku mohon maaf dan tidak akan mengulanginya asal kau mau memberiku kesempatan. Ingatlah apa yang akan terjadi pada keluarga kita kalau terjadi guncangan dalam rumah tangga ini? Aku akan dimarahi orang tua beserta aku pun akan malu pada ayahmu dan mendiang ibumu...." "Hahaha, bicara tentang kedua orang tuaku... Si jalang inilah yang sudah membuat ibuku meninggal. Ibuku depresi karena seorang bocah yang sudah dia berikan kasih sayanh malah menggoda suaminya, dia malu atas skandal itu sampai akhirnya jatuh sakit dan merana seumur hidup. Sekarang maukah kalian berdua kubalaskan dendamnya dan membuat kalian juga merana seumur hidup?!" "Jangan!!" Dua manusia hina itu bicara serentak sambil melambaikan tangan mereka dengan maksud menolak gagasanku. Prang! Wadah lilin kristal terjatuh, mungkin dia turut terguncang atas pembicaraan dan peristiwa memalukan yang terjadi di rumah ini. Aku memungut pecahan kaca lalu menggenggamnya dengan tanganku. "Demi nyawa ibuku dan kebaikanku di masa lalu serta pengorbanan yang telah kuberikan dengan tulus. Aku akan membalasmu Rania." "Jangan Val...." "Cukup, pulanglah, jangan berani bertemu Hendra lagi, karena kalau kau nekat, aku akan membunuhmu." "Maafkan aku val, aku ga nyangka akan ketahuan..." Waw, jadi kalau tidak ketahuan dia akan terus melakukan perbuatannya. Sepertinya pelacur satu ini harus diberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga. Besok adalah rapat meeting bersama kepala direksi dan staf staf dari cabang yang tersebar di kota ini. Aku berencana untuk mempermalukannya di sana. Aku akan membuat hidupnya tersiksa seperti yang sudah ia lakukan kepada diriku dan keluargaku. Masih utama Aku bukan saja suamiku tapi si jalang yang sudah kuanggap sebagai sahabat itu. Kini aku malu menyebutnya sahabat, aku merutuki diriku pernah membantu seseorang yang ternyata bahkan tidak tahu arti ungkapan terima kasih. Aku telah mengorbankan separuh hidupku untuk menolong ular berbisa yang pada akhirnya mematuk tuannya sendiri. Aku tidak habis pikir dan yakin kalau Rania sudah gila, karena dia sama sekali tidak punya empati atau rasa bersalah. Yang dia pedulikan hanya Karir dan kelanjutan hidupnya. Sedangkan perasaanku yang berkhianati ataukah rasa bersalahnya sama sekali tidak dia pikirkan. Sungguh memalukan. Kini wanita yang sudah kuusir itu beranjak perlahan meninggalkan ruang keluarga. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam maka pasti suasana di sekitar komplek dan jalanan tempat tinggalku sangat sepi. Aku yakin wanita itu takut pulang sendiri atau takut menunggu sendirian di hati karena di sana banyak pemabuk yang bisa saja mengganggunya. "Pergi dan antarkan sampah ini ke pembuangan. Aroma busuknya menyengat di rumah ini dan auranya membuat diriku sial. Aku tidak mengerti entah kau buta atau bagaimana sampai tidak bisa membedakan mana batu berharga dan mana kotoran di dalam lumpur. Enyahlah!" Hardikku dengan kesal. Meski aku sudah menyuruh mas Hendra mengantar selingkuhannya tapi tetap saja suamiku bergeming dan ketakutan. Bagaimanapun aku adalah istrinya dan Aku menguasai setengah hidupnya. Dia tidak akan berani beranjak dari ruang tengah untuk pergi mengantarkan Rania. "Aku pulang ya aku minta maaf..." "Jika sudah sampai di rumah cuci kelaminmu dari kotoran dan dosa," ucapku sambil masih meremas pecahan kaca di tanganku. Aku sangat sakit hati sampai-sampai tidak merasakan benda tajam itu menusuk telapak tanganku. Aku hampiri dia yang masih berdiri di depan pintuku, kubalurkan dadanya dengan kaca dan darah yang berlumuran di tanganku hingga dada dan leher wanita itu merah, juga kacanya menusuk kulitnya hingga membuat dia mendesis sakit. "Ini hadiah pertama," ucapku sambil tersenyum dan membukakan pintu lalu membiarkan dia pergi. Tunggu saja apa yang akan aku lakukan besok pagi. * Kini tinggal aku dan suamiku di dalam rumah kami. Dia terus bersujud dan minta ampun kepadaku sementara aku sama sekali tidak mendengarkannya. Alih alih membiarkan dia istirahat dan tidur, aku malah memintanya untuk membereskan kamar, mengganti sprei dan bed cover, membersihkan dan menyapu lalu mencuci kamar mandi. Di saat semua pekerjaan itu sudah selesai aku kembali memberinya pekerjaan lain, dan aku berencana melakukannya sampai fajar menjelang agar dia tahu rasa."Ikut denganmu sekarang juga, karena aku sudah muak!" ujarku sambil menarik Mas Hendra dengan paksa."Kemana kita?" tanya Pria itu dengan bingung."Akan kukembalikan kau ke rumah ibumu agar kau leluasa berbuat apa yang kau inginkan.""Jangan begitu Valentina, ini akan jadi masalah besar.""Masalah besar untukmu tapi bukan masalah untukku.""Kita akan malu.""Itu aibmu, bukan aibku!" balasku sambil meraih kunci mobil, kuseret dia dengan paksa. Ia tak berdaya bertahan, ia tahu kalau aku sudah marah, maka akan sulit meredakan perasaanku kecuali dia mengalah dan diam sampai aku reda."Tolong jangan begini, aku bisa bermalam di rumah temanku atau di hotel Tapi tolong jangan antarkan aku ke hadapan ayah dan ibuku. Mereka Bisa syok dan kena serangan jantung.....""Maka, kaulah penyebab dari semua itu mas Mengapa aku harus memikirkan dampaknya, kalau kau sendiri saja berbuat tanpa memikirkan konsekuensi?!""Astaghfirullah...." Lelaki itu sudah tidak berdaya berdebat denganku, mengikutiku yan
"Jadi kenapa kau diam saja Mas Apakah kau tidak bisa menjawab pertanyaanku? Kenapa kau bisa menyembunyikan uang sebanyak itu tanpa sepengetahuanku? bagaimana kalau terjadi apa-apa padamu? berarti uang itu hanya akan tertimbun saja di bank tanpa pernah jatuh ke tanganku sebagai istrimu yang sah?!" Aku mengutarakan semua pertanyaan panjang lebar itu dengan emosi."Lalu ... Kau tahu sendiri aku sangat tidak suka permainan yang berbau online karena itu adalah judi. Kenapa kau terlibat sejauh itu? Kalau sudah banyak kau menyembunyikan rahasia di belakangku dan sekarang kau malah berjudi dan berselingkuh, hah, lengkap sekali Mas!""Bukan begitu Sayang!""Diam!"Aku semakin emosi begitu dia menyebutku dengan ungkapan sayang. Aku benar-benar jijik padanya Kenapa bisa-bisanya dia ingin bersikap mesra padaku padahal aku sedang di mode serius berbicara padanya."Itu hanya sarana intertain, hanya hiburan, Aku sengaja menyimpannya dan aku tidak menyangka kalau aku akan punya keuntungan.""Bukankah
"sumpah aku tidak ingin merebut suamimu kami hanya tidak sengaja melakukan hal itu karena terbawa suasana, aku bersumpah kalau aku tidak punya rasa apa-apa pada dirinya.""Oh ya?""Ya.""Kumohon, jangan ambil dulu aset dan barangmu....""Demi apa, agar kau bisa menjual dan membawanya kabur?" tanyaku."Tidak, aku hanya sedang membutuhkannya kau tahu sendiri Ibuku sakit sehingga selama ini Aku gagal menabung dan tidak bisa membeli rumah.""Jadi kau halalkan semua cara agar tetap hidup? boleh aku tahu, apa yang kau dapatkan dari suamiku.""Tidak ada.""Di bank seseorang tidak dibenarkan untuk memeriksa rekening orang lain, tapi aku punya kemampuan dan akses untuk itu, karena punya orang-orang yang dekat denganku. Maukah aku memeriksa mutasi rekening ataukah aku harus memaksamu untuk jujur?""Jangan!" Wanita itu mengangkat tangannya sejajar dengan dada dengan maksud untuk menghentikan diriku. Aku memicingkan mata melihatnya lalu timbul sebuah pertanyaan di benakku, kenapa dia begitu pan
Bersama dengannya yang satu mobil denganku, aku menyeretnya ke ruanganku dan memaksa dia duduk di sana lalu ku panggil para staf dan akunting untuk jadi saksi percakapan kami."Lihat semua berkas-berkas ini lihat semua dana proyek itu ada banyak sekali dana yang Kau hilangkan dan kau selewengkan.""Aku tidak mengambil kecuali apa yang diberikan sebagai biaya operasional," jawabnya mengelak. Kan ku dan tetap berusaha tenang Padahal aku bisa menangkap di wajahnya kalau dia tengah panik."Lihat proyek iklan dan Videotron simpang enam tahun lalu, uang yang terpakai hanya 400 juta sementara dana anggarannya 450 juta, setelah kutotalkan, aku kemudian tidak menemukan laporan ke mana sisa uang itu. Ironisnya, kau adalah penanggung jawabnya, jadi aku ingin kau menjelaskan kepadaku ke mana uang itu kalau memang kau tidak korupsi!"Wanita cantik dengan rambut sepinggang itu menelan ludah, Iya menatapku menatap mataku yang penuh dendam dan kebencian. Dia tahu betul bahwa aku melakukan ini karena
Bersama dengannya yang satu mobil denganku, aku menyeretnya ke ruanganku dan memaksa dia duduk di sana lalu ku panggil para staf dan akunting untuk jadi saksi percakapan kami."Lihat semua berkas-berkas ini lihat semua dana proyek itu ada banyak sekali dana yang Kau hilangkan dan kau selewengkan.""Aku tidak mengambil kecuali apa yang diberikan sebagai biaya operasional," jawabnya mengelak. Kan ku dan tetap berusaha tenang Padahal aku bisa menangkap di wajahnya kalau dia tengah panik."Lihat proyek iklan dan Videotron simpang enam tahun lalu, uang yang terpakai hanya 400 juta sementara dana anggarannya 450 juta, setelah kutotalkan, aku kemudian tidak menemukan laporan ke mana sisa uang itu. Ironisnya, kau adalah penanggung jawabnya, jadi aku ingin kau menjelaskan kepadaku ke mana uang itu kalau memang kau tidak korupsi!"Wanita cantik dengan rambut sepinggang itu menelan ludah, Iya menatapku menatap mataku yang penuh dendam dan kebencian. Dia tahu betul bahwa aku melakukan ini karena
Aku tidak tidur sepanjang malam untuk mengatur rencana esok hari. Ku hubungi bosku dan meminta izin agar aku bisa memutasi Rania dari posisinya dan memindahkannya menjadi asisten pribadiku. Aku akan membuat Dia merasakan definisi menjadi pembantu yang sebenarnya. Dulu aku memperlakukan dia seperti saudaraku dan tidak pernah membiarkan orang lain memperlakukan dia sebagai pembantu apalagi merendahkannya tapi sekarang aku akan menjadikan dia budak di mana ia tidak akan bernapas kecuali atas izin ku.Melakukan perbuatan itu kepada suamiku bisa-bisanya dia menggali lelaki yang jelas-jelas adalah milikku di mana aku mencintainya dan dia tahu persis bahwa Hendra adalah milikku. Aku tidak menyangka pula kenapa suamiku mau terpincut dengan sahabatku. Tapi aku tidak bisa heran karena Rania memang punya kemampuan untuk menggoda dengan cara yang paling mematikan, ia luar berbisa, ia seperti mantra yang bisa membunuh tanpa menyentuh.Aku harus lakukan sesuatu."Aku sudah selesai dengan pekerjaa