Share

MDTM II 02

Sebuah mobil SUV hitam memasuki halaman kediaman orang tua Clara. Keluarga Kanigara akhirnya tiba dan di sambut hangat oleh ibu dan ayahnya Clara sementara gadis yang ingin dijodohkan itu masih berada di dalam kamarnya. Sangat tidak sopan.

“Senang bertemu denganmu tuan Kanigara.”

“Oh bung jangan memanggilku seperti itu.”

Reinard membalas pelukan Martin—temannya. Ia terlihat senang dengan kedatangan teman lamanya.

Tak lupa Martin memperkenalkan istrinya pada mereka. “Ini Sara. Dan Sara ini Reinard dan Carissa.”

Mereka pun saling menjabat tangan sembari memperkenalkan diri.

Martin terlihat bangga melihat temannya. Tidak hanya di Jakarta Reinard mampu membangun kerajaan bisnisnya berkembang pesat di Bali.

Kunjungan mereka ke kediamannya sangat di sambut baik oleh Martin dan istrinya.

“Kau makin sukses saja,” ujar Martin.

“Kau juga bung.”

“Iya, tapi tidak sesukses dirimu.”

“Sudah syukurin saja apa yang sudah Tuhan beri.”

Para istri hanya menyimak pembicaraan suaminya mereka. Tetapi mata mama Clara sedang mengamati sesuatu.

“Oh ya putra kalian dimana?” tanya mama Clara.

“Dia akan segera datang. Kami ke sini beda mobil.”

Ibu Clara mengangguk-angguk mendengar ucapan istri teman suaminya itu.

“Ayo masuk, putri kami juga ada di dalam rumah.”

Ibu dan ayah Clara membawa tamunya masuk ke dalam kediaman mereka.

Sesampainya di sana, mama Clara menyuruh salah satu asisten mereka untuk memanggil Clara turun ke bawah bergabung bersama mereka.

Bi Asih pun pergi ke lantai atas menuju kamar milik nonanya. “Nona Clara,” panggil bi Asih sesampainya di sana sambil mengetuk pintu beberapa kali hingga terdengar jawaban dari dalam sana untuk menyuruhnya menunggu.

Pintu kamar akhirnya terbuka. Terlihat Clara benar-benar sudah siap untuk bertemu dengan tamunya.

“Apa mereka sudah datang?”

Bi Asih pun mengangguk. “ Sudah nona.”

“Bagaimana bentuknya?”

Dahi bi Asih berkerut. “Maksudnya nona?” tanyanya bingung karena tak paham dengan pertanyaan nonanya.

“Sudah lupakan, bibi terlalu lemot sekali.”

Clara terlihat kesal sekali. Ia kemudian menghela nafasnya panjang mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Hal itu ia lakukan berkali-kali sambil memejamkan matanya. “Baiklah. Mari kita buat keluarga calon suamimu yang tidak pasti menjadi tidak suka denganmu, Ara.”

Sementara bi Asih melihat tingkah nonanya hanya bisa mengeleng. Ia sendiri tidak tau kenapa nonanya itu terlihat tidak suka dengan perjodohan tersebut.

Jika seandainya dia menjadi nonanya, maka bi Asih pastikan akan menerimanya apalagi setelah mendengar calon suami dan calon keluarga suaminya merupakan orang kaya.

Tapi itu hanya seandainya, dan dia juga tidak bisa memaksa nonanya. Bukan urusannya sampai harus menanyakan apa penyebab nonanya selalu menolak lamaran tersebut.

Di sisi lain, Clara mengepalkan tangannya kuat dengan wajah songongnya. Dengan penuh tekad yang bulat, Clara menyakinkan diri kalau perjodohan kali ini akan berakhir gagal.

Dengan langkah senang, Clara pun beranjak menggerakan kedua kakinya sambil bergoyang alanya menuju lantai bawah.

Sesampainya di ruang tamu Clara melihat dua sosok paruh baya yang ia yakini adalah orang tua dari pria yang akan dijodohkan dengannya.

Mereka pun akhirnya bertatap muka, sambil tersenyum Clara memperkenalkan diri pada kedua tamu mereka.

“Perkenalkan om dan tante saya Clara Magenta putri satu-satunya dari papa Martin yang tampan dan mama Sara yang cantik,” ucapnya ramah sambil memasang muka manis yang sedikit berlebihan bertujuan agar mereka merasa ilfeel dengan apa yang dilakukan oleh Clara.

Sementara mama Clara memandang geli pada putrinya, lain halnya dengan Martin yang termenung memikirkan sesuatu.

‘Apa putriku salah minum obat? Kenapa tingkahnya aneh sekali.”

Martin pun menoleh ke samping menatap istrinya hendak menanyakan apa yang terjadi pada putri mereka melalui tatapannya. Tapi mama Clara mengendik bahu artinya tidak tau sebagai responnya.

Gotcha.

Clara tersenyum senang melihat kedua targetnya terdiam menatapinya dengan tatapan aneh. Memang itu tujuan dari misinya.

Clara tau siapa yang sedang berkunjung ke rumahnya. Reinard Kanigara pemilik dan pendiri kampus Kanigara tempatnya berkuliah sekaligus Founder Kanigara Hotel terbesar kedua di indonesia yang beroperasi di Bali.

Mereka sangat kaya raya jadi jika dia bersikap berlebihan dan tidak menunjukkan sikap elegannya seperti tadi tentu saja itu akan berpengaruh pada lamarannya nanti. Mereka akan malu jika merekrut mantu modelan seperti dirinya.

“Putrimu sangat manis sekali Sara, aku jadi sangat menginginkan anak perempuan. Tapi tuhan malah memberikanku dua anak lelaki. Di rumah aku terus merasa jenuh karena keduanya sibuk dengan urusannya masing-masing.”

Carissa kemudian menatap Reinard yang duduk disebelahnya.

“Pah, aku menyukainya. Dia cocok jadi mantunya mama,” seru Carissa pada suaminya.

Dahi Clara berkerut kala mendengar respon targetnya. “Apa tan?”

Clara mengerjapkan mata lalu menatap pada mamanya guna untuk menyampaikan kalau membantah keras lamaran itu.

“Baguslah jeng kalau kamu menyukai putri saya yang manis ini. Aku merasa beruntung dan merasa sangat senang ternyata putriku mendapatkan mertuanya yang mau menerimanya.”

Mata Clara menyipit mendengar ucapan mamanya, tapi kala pasangan Kanigara itu menoleh ke arahnya Clara langsung tersenyum manis. Tidak mungkin kan dia memasang wajah masamnya, kasihan papanya nanti. Kena julid sama temannya kalau udah pulang.

Lalu Clara mengedarkan pandangannya mencari sosok yang akan dijodohkan dengannya nanti. Tapi dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan akan sosok itu.

‘Idih. Mau lamaran saja dia tidak menunjukkan atensinya. Gimana kalau pas nikah nanti.’

“Tan, om dimana—?”

Ucapan Clara terhenti ketika mendengar suara pintu terbuka. Seseorang masuk ke dalam dituntun oleh pelayan mereka menuju ruang tamu.

“Itu dia putra kami.”

Clara berbalik dan melihat pemuda yang jika dia amati dengan baik sangat terlihat muda darinya.

‘Astaga berondong.'

Clara mengerjapkan matanya.

'Hello. Apa nanti kata bestieku? Astaga... mereka pasti akan membullyku kalau tau ini. Padahal tadi aku sudah bilang sama mereka kalau ada om-om yang hot dan kaya raya mau melamarku. Bukannya om-om malah bocah SMA yang masih bau kencur yang datang kemari.’

Mata Clara bergerak melihat calon mama mertuanya berdiri dan menghampiri putranya yang masih bau kencur itu.

“Kamu kenapa lama sekali, cepat kenalkan dirimu sama tante Sara dan om Martin.”

Pemuda itu pun memperkenalkan dirinya, “Maaf om tan saya terlambat, tadi ada sedikit pekerjaan yang harus saya selesaikan.”

“Kerja?”

“Iya. Sekolah sambilan kerja tan. Kan lumayan dapat ilmu dan uang.”

“Benar-benar turunanmu Rei.” Ujar papa Martin menatap bangga pada putra temannya.

“Oh ya kelupaan. Perkenalkan om, tan saya Sebastian panggil Ian aja. Saya anak kedua dan bungsu, masih duduk di kelas 2 SMA.”

Usai memperkenal diri pada orang tua Clara. Kini pemuda bernama Sebastian itu menatap ke arah Clara lalu tersenyum manis lalu mengulurkan tangan pada Clara untuk mengajaknya berkenalan.

“Ada apa sayang?” tanya papa Martin melihat putri tidak merespon justru diam dengan mulut sedikit ternganga.

Dengan posisi yang masih berdiri di tempat Clara masih mengamati orang disebelahnya.

Mata Clara bergerak liar memandangi Sebastian dari atas sampai ke bawah.

Masih SMA katanya, jadi aku menikah dengan—’

Tunggu dulu.

Clara mengakui kalau pria yang akan dijodohkan dengannya sangatlah tampan dan sangat pekerja keras. Meskipun dia sangat tinggi, tapi wajah tidak bisa berbohong, Sebastian terlihat sangat muda jika disandingkan dengannya.

Jujurly Clara lebih menyukai pria yang berusia lebih tua darinya tapi nggak tua-tua banget. Maksimal berjarak 6 sampai 7 tahunan begitu.

Tapi meskipun begitu jika ia bertemu pria-pria yang tampannya melebihi cogan-cogan spanyol kalau dirinya tidak suka duluan dulu, itu pria mah lewat.

Jadi intinya harus dirinya yang suka duluan, jadi Sebastian ini pass.

Clara tidak menyambut uluran tangan Sebastian. Ia justru datang mendekati orang tuanya.

“Ma ini serius dia yang mau dinikahkan sama Clara. Nggak salah? Clara nggak mau nikah sama berondong kayak dia,” tolak Clara mentah-mentah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status