Share

Bab 4. CROISSANT FROZEN

Tidak terasa sudah 4 hari Aira bekerja di kedai kecil ini.

"Aira makan dulu , nanti kamu kecapean ini sudah jam 1 siang."

"Iya mba Vina, sebentar saya lap meja dulu."

Vina Amora pemilik kedai tersebut sangat perhatian dengan Aira, selalu memperlakukan Aira seperti adik perempuannya.

Walaupun di perlakukan seperti itu, Aira tidak besar kepala, dia tetap selalu semangat setiap harinya dan sopan terhadap Vina yang bisa di bilang adalah bos nya.

"Mamaku buat tongseng ayam, kamu makan dulu sana di dapur. Saya sudah makan duluan barusan." Kata Vina sambil tersenyum.

"Mba Vina serius loh aku jadi gak enak kalau setiap hari selalu di bawakan bekal seperti ini, saya bisa beli di warteg depan mba. Besok besok gak usah bawain saya lagi ya."

"Santai aja Ra , mama saya selalu masak banyak. Dan seringnya mubazir karna anaknya sibuk bekerja dan jarang makan masakan rumah...jadi biar Mama saya ga sedih saya bawain aja ke sini, buat kamu sekalian." Kata Vina menjelaskan.

Aira mengangguk pelan. " Yaudah kalau gitu , Sampaikan banyak terimakasih untuk Mama nya mba Vina. Saya permisi ke dapur ya mba, mau makan dulu."

"Iya , habiskan ya jangan sampai sisa."

Aira memberi acungan jempol kepada boss nya itu.

Malam sebelum jam kerja habis , Aira sedang membersihkan meja dan kursi untuk di gunakan kembali esok hari. Vina yang mempunyai usaha sedang menghitung omset. ",Syukurlah penghasilan Kita hari ini makin membaik Ra, kalau gini terus saya bisa sewa outlet kecil."

"Iya mba , semangat terus ngembangin usahanya, mba Vina pasti sukses."

"Kita sukses bareng ya Ra, oh iya ini upah kamu saya bayar sekarang aja," Memberi amplop coklat berisi uang tunai.

"Loh mba , kan perjanjiannya setiap bulan, kok sekarang sudah di kasih ? Saya ga di pecat kan mba ?" Tanya Aira polos.

Vina tertawa terbahak mendengar ucapan Aira." Ya engga dong Ra, itu uang untuk kamu menyambung hidup sampai nanti gajian yang sesungguhnya.

Aira tidak menyangka akan di pertemukan dengan orang sebaik Vina, yang mengerti keadaan dirinya yang paling nyaman adalah ... Vina tidak pernah menuntut.

"Saya terima ya mba, saya gak tau deh kalau gak di bantu mba Vina dari awal. Mungkin saya udah balik kampung aja rasanya."

"Rindu orang tua ya? Kamu kesepian ya tinggal di kost sendirian?" Tanya Vina.

"Saya sudah terbiasa hidup sendiri mba, kedua orang tua saya sudah meninggal." Jawab Aira tersenyum kecut.

"Yaampun Ra, maaf aku gak tau." Vina memegang kedua tangan Aira untuk meminta maaf.

"Gak apa apa mba, kan emang saya ga pernah cerita."

"Yaudah yuk Ra, udah lumayan malem nih. Kita pulang. "

Vina pulang menggunakan sepeda motornya, sedangkan aira memilih jalan kaki saja, niatan Aira ingin mencari toko bahan kue yang masih buka. Dia ingin membelanjakan sedikit bahan kue, dengan uang yang tadi di beri Vina.

***

"Sudah lumayan lama dia gak pulang kesini lagi mas." Ucap tetangg Aira, saat Galang menanyakan keberadaan Aira. Pria itu khawatir terjadi sesuatu pada Aira, karna sudah beberapa kali datang, rumah Aira selalu sepi seperti tidak berpenghuni.

"Kalau boleh tau kemana ya Aira ?"

"Katanya sih mau mengadu nasib ke kota, saya gak tahu tuh detailnya. Yasudah ya mas masih banyak hal penting yang harus saya lakukan. Permisi..."

Galang memilih untuk berhenti menanyakan soal Aira dan melajukan motornya untuk pulang.

**

Pukul 06.00 pagi, Aira sudah siap untuk beraktivitas.

Dia menyusun 5 kotak transparan yang masing masing per kotak berisi 10 donat dengan berbagai macam toping.

Aira berjalan ke warung warung di sekitar kost nya, untuk menitipkan barang jualannya. Tentunya dengan kesepakatan harga dan keuntungan.

Sekitar jam 08.00 pagi Aira bersiap pulang ke kost nya untuk bersiap bekerja.

Wanita itu selalu siap bekerja sebelum pemiliknya datang. Vina yang melihat kebiasaan karyawan satu satuny itu tersenyum bangga di kejauhan, Terlihat Aira sedang menyusun kursi dan meja kecil untuk pelanggan.

"Pagi Ra, kamu udah sarapan belum?" Tanya Vina sambil membuka kunci pintu kedainya.

"Pagi juga mba Vin, sudah mba tadi Aira sudah sarapan banyak." Jawabnya dengan ceria.

Vina tersenyum mendengar jawaban Aira.

"Oh iya Ra, croissant frozen kita menipis, vendornya cuti lama banget ... Aku bingung mau pilih roti apa buat menu selingan. Jangan sampe kita kehabisan banget croissant. Bisa bisa pelanggan kita pada kabur. Soalnya croissant kita disini best seller nya buat temen ngopi." Ucap Vina.

"Mau coba beli croissant frozen di vendor lain mba?" Aira memberi solusi.

"Aku sebelum nentuin croissant vendor yang sekarang udah nyoba vendor lain dan rasanya ga ada yang seenak croissant biasa kita Ra. Nanti kalau rasa croissant berubah pelanggan kita bisa kapok pesen." Satu orang pelanggan datang hendak memesan sesuatu. "Yasudah kita fikirkan nanti lagi Ra, tuh udah ada pelanggan." Jawab Vina.

Keesokan harinya Aira melakukan aktivitas seperti biasanya, Aira cukup bahagia karna donat yang tersisa hanya 5 dari total 50. Artinya donat Aira sudah masuk di lidah para pembeli di sekitar sini.

Saat Aira hendak pulang ke kostnya dengan menenteng beberapa box kosong dan sisa 5 donat dia di kejutkan dengan klakson mobil. Aira terperanjat kaget. Lalu menunggu sang pengendara keluar dari mobil. Ternyata orangnya adalah Vina, kali ini dia membawa mobil karena habis berbelanja kebutuhan kedai. "Aira kamu abis dari mana ?"

Tanya Vina sambil melihat lihat box dan beberapa donat tersisa.

"Ng .. ini mba saya habis ngambil titipan jualan di warung dekat sini."

"Kamu buat sendiri? Boleh aku coba? Tanya Vina sambil menunjuk ke arah box yang Aira bawa.

"Oh, boleh banget mba ... " Tangan Aira menyodorkan sisa donat yang ada, satu per satu donat sudah di balut plastik makanan, sehingga terjamin kebersihannya.

Vina mengunyah donat Aira ekspresi yang sulit di artikan.

"Maaf mba Vin kalau Donatnya tidak enak, maklum donat kampung." Ucap Aira merendah.

"Kesel deh kemarin udah pusing nanya solusi croissant sama kamu , malah gak bilang kalau kamu bisa bikin donat seenak ini Airaaa" Ucap Vina gemas.

"Pokoknya aku mau menu selingan croissant kita donat kamu. Dan bakal aku kasih nama menunya *donat kampung* seperti yang tadi kamu bilang, pasti pelanggan penasaran. Bisa kan Ra, please ?" Vina antusias sekali mendengar jawaban Aira.

Aira mengangguk cepat, "Bisa mba, bisa banget." Dengan mata yang berkaca-kaca.

Ayah, ibu akhirnya kue buatan Aira ada yang menghargai. Ucap Aira dalam hati.

"Ra kok malah bengong? Ayo ke kedai bareng. Mumpung aku lagi bawa mobil."

"Saya harus simpan box ini di kost dulu mba, nanti pulangnya ribet kalau di bawa. Makasih tawarannya mba." Ucap Aira sopan.

"Oh yaudah kalau gitu, aku duluan ya Ra."

"Hati hati mba."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status