Pelanggan kedai tempat Aira bekerja semakin ramai di siang dan sore hari.
Aira sempat kewalahan, begitu juga Vina.Mereka bekerja multitalent, sebagai kasir, barista, mencuci perlengkapan, sekaligus menghandle kebersihan kedai. Pekerjaan Vina dan Aira tidak ada bedanya, Vina tidak bersikap Jemawa sebagai bos, dia tidak malu untuk mengerjakan tugas seperti karyawannya lakukan."Ra, kamu kecapean gak ya kira kira kalau besok aku minta buatin 50 donat. Aku takut kamu dropp, soalnya hari ini kita kerja keras banget."Aira tersenyum mendengar ucapan Vina."Mba, saya seneng ngelakuin ini, mimpi saya memang seperti ini. kerja, dapat uang sekaligus ngembangin kemampuan aku. Jadi aku ga keberatan soal pesanan donat kamu buat besok," Ucap Aira."Hm, mimpinya di ubah ya Ra, kamu harus punya mimpi jadi pengusaha yang sukses, jangan jadi pekerja." Ucap Vina menasehati.Aira tertawa pelan, "Iya mba, aku ubah mimpinya.""Ra Makasi banget ya, udah jadi karyawan, teman sekaligus vendor buat aku," Kata Vina sambil mengelus bahu Aira.***Aira bangun lebih awal, karna dia harus membuat donat dalam jumlah double. Sebenarnya dia ingin libur dulu untuk memasok donat ke warung, tapi Aira tidak mau sampai pelanggannya kecewa dan beralih ke makanan lain.Aira selesai memasok donat, di kagetkan dengan mobil yang terparkir di depan kostnya . Siapa lagi kalau bukan Vina.Sedari malam Vina antusias ingin cepat mengenalkan menu baru kepada para pelanggannya.Aira dan Vina berangkat bersama hari itu, dan hari hari selanjutnya Vina selalu menjemput Aira di kost, untuk memudahkan Aira membawa donat ke kedai.Para pelanggan kedai tidak sedikit yang menyukai donat Aira , hari pertama Vina memberika promosi beli 1 gratis 1 untuk donatnya, hari selanjutnya para pelanggan sudah di buat ketagihan dengan rasanya, dan membeli dengan harga normal.Hari ke hari Aira semakin di sibukan dengan dengan pekerjaan dan hobi nya itu.Aira melihat tabungan yang dia simpan di amplop lemari kost nya sudah berjumlah lumayan.Yang pertama Aira lakukan adalah pergi ke sebuah counter di pinggiran jalan kota. Dia membeli ponsel dengan merk dan spesifikasi yang standar. Baginya adalah ponselnya berguna untuk internet dan komunikasi.Aira memeluk ponsel hasil jerih payahnya itu. "Akhirnya aku punya ponsel juga." Aira berbicara sambil mengeotak Atik benda pipih tersebut.***Selesai jam kerja di kedai, Aira berbincang santai dengan Vina, sambil tangannya membersihkan cangkir dan sendok di wastafel.Mba tolong catat nomor ponsel kamu di kertas, saya sudah beli ponsel kemarin." Ucap Aira malu malu."Wah selamat ya Ra, aku iri deh sama kamu, beli ponsel pertama pake hasil usaha kamu sendiri. Kalau saya dulu masih bergantung sama orang tua.""Jalan hidup orang beda beda mba, intinya kita bersyukur aja ya.""Ra kamu ga ada niatan kuliah? Kamu ada potensi loh. kalau di barengi kuliah dan nanti punya gelar kamu pasti bisa sukses besar.""Iya ada sih mba, tapi saya abis pakai sebagian tabungan saya buat beli ponsel dulu. Nanti kalau sudah terkumpul baru saya siap untuk daftar di universitas." Jawab Aira."Semangat Aira. kalau butuh bantuan, aku harus jadi orang pertama yang kamu mintain tolong, selagi aku bisa tapi hehehe."***6 bulan kemudian, kedai kecil bertemakan food truck itu sudah berubah menjadi outlet. Perkembangan usaha pesat karena jerih payah yang menjalaninya.Vina mempekerjakan beberapa orang tambahan, ada yang sebagai administrasi, kebersihan , dan yang melakukan pemasaran di sosial media. Agar orang orang mengetahui keberadaan kedai dan menu yang di sediakan.Malam harinya ...Aira sedang mencari universitas di sekitar tempatnya tinggal dan bekerja, dengan biaya yang minim. Beruntung Aira sekarang sudah pintar menggunakan internet di ponselnya jadi dengan mudah dia mencari tanpa harus menyewa jasa warnet seperti awal dia datang ke kota.Besoknya Aira mendaftarkan diri di unversitas pilihannya, dengan jurusan baking and pastry art sesuai dengan hobinya.Vina sangat bangga saat mendengar Aira sudah resmi berkuliah, dia ingat betul Aira saat memohon pekerjaan padanya sangat polos dan belum tau apa apa.Sekarang Aira jadi wanita yang mandiri, pintar dan banyak mencari tahu,"Mbak Vin, Nanti kalau sudah mulai kuliah nanti, saya masih bisa bekerja paruh waktu disini kan ?""Bisa Aira, bekerjalah disini sampai kamu ga butuh pekerjaan lagi. Semoga kamu bisa buka usaha seperti ini juga kedepannya."Aira memeluk Vina erat, "Makasih, mba Vina sudah seperti keluargaku, Aku seperti punya kakak perempuan di kota ini. Di kampung aku selalu merasa sendiri, padahal itu tanah kelahiranku."Vina menepuk punggung Aira lembut. "Iya, makasih juga udah nemenin saya berjuang dari nol Ra."***Hari pertama kuliah Aira sangat bersemangat, dia sudah berhenti memasok donat ke warung, karena penghasilan dari kedai sudah lumayan. Aira mengarahkan para pelanggannya di warung untuk ke kedai saja jika ingin membeli donat buatannya.Aira melihat lihat ruangan kampusnya, dia mencari kelas jurusannya.Aira melihat wanita seumurannya yang sedang duduk sendirian dengan membaca buku tentang baking, Aira yakin bahwa wanita itu memilih jurusan yang sama dengan Aira.Aira memberanikan diri untuk menghampiri wanita tersebut, walaupun dari desa Aira bukan wanita yang pemalu dia bisa menempatkan sikap dengan siapa dia berbicara."Permisi mba, boleh saya bertanya ?" Tanya Aira.Wanita yang sedang membaca buku itu menutup bukunya dan membenarkan kacamata yang sedang dia gunakan . "Boleh kak, bertanya apa ?""Saya mahasiswa baru disini, saya bingung. Ini hari pertama saya di kampus, tapi saya belum menemukan kelas pastry, saya sudah bertanya kepada admin kampus, tapi petunjuknya kurang spesifik," Ucap Aira."Sama dong, akupun jurusan baking and pastry art."Dugaan Aira tepat, wanita itu satu jurusan dengannya. hanya melihat buku bacaan yang sedang dia baca Aira sudah bisa menyimpulkan."Wah beruntungnya saya, perkenalkan saya Aira." Aira menjulurkan lengannya mengajak bersalaman."Widya Laras, panggil saja Widya." Membalas jabatan tangan Aira dengan senyum yang ramah."Kelas kita dimana Widya?" Tanya Aira."Nanti aku tunjukkin yah Ra, kelasnya masih 30 menit lagi. Makanya aku baca buku dulu disini sambil nunggu." Jawab Widya.Aira mengangguk sambil menduduk dirinya di samping teman barunya itu.Aira berbincang santai denga Widya, sambil mencari informasi tentang kampus barunya ini. Widya dan Aira pun bertukar nomor ponsel, mereka sudah seperti teman dekat sejak lama, karena Aira akan langsung akrab dengan orang yang sefrekuensi dengannya."Yuk masuk kelas Ra, 5 menit lagi di mulai. Dosen ya jutek tapi ganteng." Widya berbicara sambil tertawa ringan."Bagus tuh , kebetulan aku jomblo." Aira membalas ucapan Widya dengan candaan."Eh ... Punyaku loh Ra." Ucap Widya sambil memanyunkan bibirnya.Aira berjalan beriringan dengan Widya karena sebentar lagi kelas akan di mulai. Widya membimbing Aira di kelas, sebagai mahasiswa baru Aira benar benar tidak tahu apa apa. Aira hanya membawa keberanian dan tekad untuk belajar dikampus ini.Selesai kelas Aira bergegas merapihkan peralatan tulisnya."Buru buru amat Ra," Ucap Widya."Saya harus jaga kedai, duluan ya Widya ... " Aira hendak berjalan keluar kelas, dengan cepat Widya memanggil untuk menahan Aira."Ra ... Tunggu aku bawa kendaraan." Langkah kaki Widya di percepat untuk mengejar Aira."Gausah Ra, kedai aku Deket kok cuman beberapa ratus meter dari sini." Ucap Aira."Udaaaaah ayo ikut aja." Widya menarik tangan Aira.Widya sekarang sudah mengetahui tempat bekerja Aira, teman barunya itu sangat salut terhadap sikap mandiri Aira. Sedangkan dirinya, sampai sekarang masih di fasilitasi oleh orang tuanya."Saya masuk kerja dulu ya Wid, makasih tumpangannya." Kata Aira menutup pintu m
Aira dan Widya sampai di kedai.Widya di minta Aira untuk langsung duduk di meja pelanggan, tanpa memesan terlebih dahulu.Sedangkan Aira, wanita itu masuk ke ruangan karyawan untuk menggunakan rompi kerja nya.Aira menghampiri Widya membawa 1 cangkir capuccino dan 1 donat dengan toping choco scrumble."Wah, jadi aku di traktir nih ceritanya." Ucap Widya sumringah.Aira tersenyum, "Bisa di bilang begitu.""Aira enaaaaak banget donatnya, fluffy banget. Ini kamu buat disini?" "Enggak, aku buatnya di rumah Wid." "Hah? Di rumah? Maksudnya ini kamu yang bikin sendiri?" Tanya Widya tidak percaya.Aira menganggukan kepalanya polos, tidak ada maksud untuk menyombongkan diri. Aira hanya menjawab jujur pertanyaan Widya."Aku bawa kesini dalam bentuk setengah matang, jadi begitu sampe sini langsung di Frozen sama ownerku.""Owner kamu jomblo gak? Tanya Widya iseng."Kayaknya sih iya jomblo.Bersamaan dengan itu Vina datang untuk mengecek mesin kasir, karena kebetulan sedang tidak ada pelanggan
Aira bekali kali membungkukkan badannya dan meminta maaf, karena tidak fokus saat mengantar pesanan."It's oke Ra, gak usah minta maaf terus. temen saya juga gak masalah. Iya kan by?" Tanya Alfian kepada temannya.Abyan Ethan Kaviza adalah teman dari Alfian, dosen nya Aira.secara kebetulan Aira dan Byan di pertemukan di kedai tempat wanita itu bekerja.Byan adalah laki laki idaman para wanita di luar sana, siapa yang bisa menolak visual Byan yang mempesona dan selalu nampak terlihat segar, dari segi finansial sudah tidak di ragukan lagi, Byan adalah pemilik perusahaan PT.GO RUNNING.tbk ,yang bergerak di bidang pelayanan transportasi online.Perusahaan yang didirikan atas perjuangan sendiri menjadi kebanggan untuk Byan, walaupun orang tuanya kaya tapi Byan selalu berusaha sendiri sejak lulus kuliah 7 tahun lalu, sampai sekarang Byan mempunyai semuanya. Tapi soal asmara Byan selalu kalah dari rekan seperjuangannya, sebagian besar temannya sudah menikah dan mempunyai anak. Hanya Alfian d
"Eh lo , disini juga ?" Tanya nya basa basi.Aira mengangguk, "kamu suka baca juga ?" "Engga juga." Jawabnya singkat.Byan reflek bersikap jual mahal, dia tidak mau terlihat seperti orang bodoh di hadapan Aira. Byan meyakini sikap dinginnya akan membuat Aira menjadi tertarik, dan di mata Aira, Byan seperti laki laki yang berkualitas. Tapi itu menurut Byan ... lain lagi dengan pemikiran Aira.Aira menganggap Byan merasa risih karena sudah di sapa dan di tanya oleh Aira soal aktifitasnya di toko buku. Wanita itu merasa tidak enak karna sikap Byan yang tidak welcome."Oh ya, Silahkan di lanjut." Aira meninggalkan Byan dan kembali ke rak novel bersama Widya yang masih fokus dengan bacaannya."Ng ... " Tangan Byan sedikit terangkat beberapa cm, ingin sekali menahan Aira untuk pergi meninggalkannya, Tapi rasa gengsinya terlalu besar, lalu dia lebih memilih meninggalkan toko buku, dengan tujuan menetralkan perasaannya yang naik turun akibat
"Bapak ... " Panggil Aira, saat Alfian akan mengemudikan mobilnya."Ya Ai, kenapa ?""Mm .. maaf pak panggilnya Aira aja atau Ra, jangan ai. Bapak udah punya pacar ? Alfian tersenyum mendengar pertanyaan Aira, "Kebetulan engga punya Ai." "Pak, jangan panggil aku ai ... " Rengek Aira."Kamu juga manggil saya bapak, saya ga suka." Sahut Alfian tersenyum jail."Ya kan bapak dosen saya," Sanggah Aira."Kamu juga Aira Hanindya ... Gak salah dong panggilnya Ai." Aira memejamkan matanya rapat, rasanya sulit berdebat kecil dengan dosennya ini, padahal hanya perkara nama panggilan saja."Yasudah pak, senyaman nya bapak aja." "Iya Ai ... Yang." Alfian terus menggoda Aira yang wajahnya memerahHah? Aira memandang tajam dosennya."Yang aus , Yang aus ... Itu maksudku."Aira tak bisa menahan tawanya, dosen nya di kampus dan di luar sangatlah berbeda. Saat mengajar Alfian menjadi sosok yang dingin
"Ng ... Iya Byan, maaf ga fokus," ucap Aira sambil tertawa kecil.Byan duduk di samping Aira, tapi dengan jarak lumayan jauh, tidak berdekatan."Kamu sudah ngobrol sama Alfi?"Aira mengangguk, " Sudah, Oh ya Byan ... rasanya tidak sopan kalau manggil kamu dengan nama saja, sepertinya kamu lebih tua di atas aku." Ucap Aira polos.Byan tersenyum, ini pertama kalinya Aira melihat pria itu melengkungkan bibirnya, biasanya Byan berekspresi datar bila bertemu dengannya."Saya sama Alfian seumuran." "Oh berarti bedanya denganku sekitar 5 tahun ya, oke aku panggil kamu kakak." "B- Boleh." Ucap Byan."Gimana kak? bisa minta tolong di jelaskan, kenapa aku harus kesini? apa Kakak juga bagian dari team usaha yang Pak Alfian rencanakan?" "Enggak, Kakak cuman support menghubungkan tempat usaha kamu nanti, dengan aplikasi go running, agar cakupan lebih luas. tidak hanya mengandalkan customer yang datang langsung, t
(Aira ) : Taman tengah kota kak.Pandangan Byan mengelilingi sekitar taman, mencari keberadaan Aira yang tidak jelas menyebutkan letaknya pastinya dimana. Matanya berhenti pada wanita menggunakan rok hitam dengan sweater rajut, sedang menjilat es krim di bangku taman sambil menggoyang kedua kakinya yang menggantung.Byan mengembangkan senyumnya, melihat Aira dari jauh saja bisa semenyenangkan itu.Tanpa buang waktu pria itu melangkahkan kakinya mendekati Aira yang tengah duduk di taman.Aira melihat seseorang yang berjalan ke arahnya langsung melambaikan tangannya dengan wajah ceria." Kakak ga sibuk? kok bisa keluar kantor? ini kan belum jam makan siang." Byan tersenyum mendengar pertanyaan Aira, jelas bisa saja Byan melakukan apapun, toh Byan yang mempunyai kendali."Iya bisa aja Ra, kamu hari ini libur kuliah?" Aira mengangguk sambil menjilat es krimnya, "Tapi tetap masuk kerja." Jawabnya sambil tersen
Alfian terkejut dan langsung memandang Byan Tak bersahabat, "Ada nyamuk tadi," Ucap Byan datar."Yuk aku ambilin makanan favorite aku disana." Ajak Alfian sambil merangkul Aira.Widya kembali dengan beberapa dessert di tangannya, "Airaaaa, kemana sih dia?" Byan mengekori Aira dan Alfian dengan berjalan sangat lambat, "Ada apa sih By? Gue kok berasa lagi di intai ya." Ucap Alfian yang menyadari Byan ada di belakangnya."G-gue mau itu juga, yang di pegang Aira." Menunjuk dimsum yang Aira pegang. "Habis belum di refil lagi." Jawab Alfian."Ini aku ambil beberapa kok, buka mulutnya kak, tusukannya cuman satu lagi." Aira tidak sadar bahwa perlakuannya pada Byan membuat hati Alfian membara, sedangkan Byan tentu saja perasannya semakin di buat melayang.Byan menikmati dimsum yang berasal dari suapan Aira, dimsum yang rasanya tidak seberapa itu sangat lain ketika masuk di mulut Byan, rasanya mungkin seperti makan dimsum l