Share

BAB 7

Author: Mayasa
last update Last Updated: 2024-08-01 06:15:53

“Jadi… Tolong cepatlah sadar.”

Kalimat Claire terakhir seolah seperti mantra. Saat gadis itu selesai memberikan suntikan obat untuk mempercepat proses pemulihan, tanpa dia sadari mata pria itu mulai bergerak.

Dan saat Claire pergi ke kamarnya, Leonidas yang sendirian disana mulai menggerakkan jari tangannya. Mulutnya mulai sedikit terbuka dan kemudian matanya yang terpejam mulai terlihat tanda kesadaran.

Mata biru cerah dengan setitik hitam di dalamnya, tampak terlihat seperti jurang tiada ujung. Mata dingin itu mulai memancarkan cahayanya, perlahan dia melihat ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari sesuatu.

Suara pintu terbuka, menampilkan sosok pria dengan pakaian profesional membawa beberapa dokumen penting untuk di taruh di meja kerja tuannya yang berada di kamar. Tapi dia tersadar jika pria yang terbaring koma telah membuka matanya.

Bruk!

“Tuan?!”

Seluruh dokumen jatuh ke lantai, Kendrick langsungsegera mendekati tuannya.

“Aku akan memanggil istri anda agar dia bisa memeriksa.” Ucap Kendrick ketika dia berada di samping Leonidas setelah memeriksa jika apa yang dia lihat bukanlah ilusi.

Tapi saat Kendrick ingin pergi, tangan kekar itu menahan tangan Kendrick dengan kuat.

Pria itu menatap tajam asistennya itu, “Istri?” 

Leonidas menatap Kendrick dengan intensitas yang membuat ruangan terasa semakin kecil. Meskipun baru bangun dari koma, kekuatannya terasa jelas dalam genggaman tangannya dan tatapan matanya.

"Istri?" ulangnya lagi, suaranya lebih tegas meskipun masih lemah.

Kendrick menelan ludah, berusaha menjaga ketenangannya. "I-iya tuan, anda telah menikah. Istri anda adalah Claire Filbert, mungkin anda tidak asing dengan marga keluarganya karena dia adalah adik Ethan Filbert, rival anda saat kuliah dulu, tuan.” 

Setelah mendengar jawaban itu, Leonidas tampak termenung seolah mengingat kejadian apa yang dia alami sebelumnya sampai dia tak tahu jika dia telah menikah saat ini.

“Tutup pintu.” Titah Leonidas saat dia mengingat kejadian terakhir sebelum dia terbaring koma.

Kendrick segera mengangguk dan menutup pintu lalu menguncinya dari dalam.

Leonidas yang masih terbaring berusaha bangkit dari tidurnya, namun sialnya dia tidak bisa merasakan kedua kakinya saat ini.

Dia sangat mengingat jelas kecelakaan itu, kecelakaan akibat mobil bodoh yang menerobos jalan saat lampu diseberangnya hijau yang membuat dia harus membanting stir kearah lain.

Ingatan samar mulai terlihat, wajah cantik seorang gadis di akhir kesadarannya.

“Dia yang menabrakku?” Tanya Leonidas dengan dingin, seolah dia menggabungkan puzzle yang terpecah menjadi satu.

Kendrick menelan ludah sekali lagi, merasa tekanan dari aura Leonidas yang mendominasi. "I-iya, tuan. Claire yang menyebabkan kecelakaan itu. Dia merasa sangat bersalah dan ayah Anda, Tuan Edmond, menuntut agar dia bertanggung jawab dengan menikah Anda."

Leonidas menutup matanya sejenak, memproses semua informasi ini. Dalam pikirannya, bayangan kecelakaan itu semakin jelas. Mobil yang melaju kencang, benturan keras, dan wajah Claire yang tampak panik di akhir kesadarannya. Amarahnya mulai membara, namun dia berusaha tetap tenang.

“Apa yang dilakukan pria tua itu.” Gumamnya dengan tangan yang mengepal dengan kuat.

Kendrick hanya diam tak berani menjawab, meskipun tahu hubungan ayah dan anak itu selalu bersimpangan tanpa bisa akur.

“Rahasiakan kondisiku, aku ingin menilai dia.”

Kendrick mengangkat kepalanya, “Hah?” Dia merespon perintah Leonidas dengan bingung.

“Apa kau tuli?”

Kendrick cepat-cepat menggeleng. "Tidak, tuan. Saya mengerti. Saya akan merahasiakan kondisi Anda."

“Pergi sekarang, dan aku ingin laporan lengkap tentang gadis itu.” Titah Leonidas dengan dingin.

Kendrick segera mengangguk dan pergi dari sana, lalu menutup rapat kamar itu meninggalkan Leonidas yang saat ini tengah berpikir keras.

“Claire Filbert.” Gumamnya di keheningan kamar tersebut.

**********

Byur!!

Claire yang terkejut langsung terbangun, dia langsung melihat ke arah pelayan yang menyiramnya dengan air untuk kedua kalinya.

“Apa yang kau lakukan?” Tanyanya dengan dingin.

Pelayan itu tersentak saat melihat raut wajah Claire yang terlihat memendam emosi, bahkan dia merasa merinding dengan tatapan itu.

“A-apa? saya hanya membangunkan anda. Ini sudah jam enam pagi. Anda harus menyiapkan sarapan untuk tuan muda!” Ucap pelayan itu dengan keras dan cepat.

Claire kemudian bangkit, lalu mendekati pelayan itu. “Satu kali lagi kau menyiramku, kau akan tahu akibatnya, Camkan.” Bisik Claire sebelum dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Pelayan yang mendengar itu langsung merinding, aura yang dikeluarkan Claire sangat menakutkan. “Aku harus mengatakan ini pada tuan besar.” Gumamnya yang langsung lari dari kamar kecil itu.

Di dapur, Claire tampak tenang merebus rempah-rempah. Leonidas tak butuh makan selama koma, jadi dia membuatkan air rebusan herbal yang baik untuk memperbaiki vitalitas tubuh. Dia tampak bersenandung ria disana, meskipun banyak pelayan yang tidak sopan padanya, dia tak akan membiarkan mereka menindasnya.

Claire menyelesaikan persiapannya dan membawa rebusan herbal ke kamar Leonidas. Saat dia masuk, ruangan itu tampak sudah dibersihkan oleh pelayan bahkan tirai yang kemarin tertutup sudah terbuka. Cahaya matahari yang hangat tampak jatuh ke wajah tampan Leonidas yang membuatnya tampak sangat sempurna bak dewa yang tengah beristirahat.

“Sayang sekali kau koma saat ini, jika tidak kau adalah tipe idealku.” Gumamnya.

“Tapi tak masalah, aku akan membuatmu sadar dan pergi setelahnya lalu mengejar cita-citaku yang tertunda.”

"Aku juga membuatkan rebusan herbal untukmu," katanya dengan suara lembut. "Ini akan membantu memperbaiki vitalitas tubuhmu."

Dengan lembut Claire menyendokkan ramuan herbal itu dengan pelan ke mulut Leonidas. Saat Claire mengambil tisu, tanpa dia sadari otot leher Leonidas tampak mengeras namun dengan cepat normal kembali.

“Kau cukup bagus meminumnya, jika orang lain mungkin akan merasa kepahitan. Bahkan tidak hilang sampai seharian.” Gumamnya sambil terkekeh, meskipun dia tahu tak mungkin ada respon.

Setelah selesai menyuapkan semangkuk rebusan herbal, Claire meletakkan mangkuknya di meja.

“Mari kita lanjutkan bacaan yang kemarin, sampai mana ya?” Gumamnya pada dirinya sendiri.

Tapi sebelum dia bisa duduk dengan tenang, tiba-tiba pelayan datang.

“Nyonya, anda di panggil tuan untuk pergi ke ruangannya.” Ucap pelayan itu dengan tenang.

“Ya.” Jawab Claire dengan singkat lalu pelayan itu pergi setelah menutup pintu.

Claire menatap ke arah Leonidas yang masih memejamkan matanya dengan tenang, “Kau tahu? Ayahmu yang sialan itu sangat menyebalkan. Aku harap kau tak lebih menyebalkan dari dia.” Ucap Claire dengan wajah yang begitu dekat dengan telinga, membuat Leonidas merasakan hembusan nafasnya saat ini. 

Saat setelah mendengar pintu tertutup, Leonidas mulai membuka matanya. Tatapannya yang dingin tersungging senyuman tipis disana.

“Menarik.” Seringaian licik tampak jelas di wajahnya.

“Kau adalah orang pertama yang berani mengumpat di belakang pria tua itu.” Ucapnya sambil terkekeh lucu dengan membayangkan wajah lucunya saat kesal.

Dia mulai menikmati kepura-puraan ini, namun tidak dengan ramuan itu. Pikirnya, sambil menatap mangkuk besar yang berisi cairan yang mengerikan itu dengan tajam.

“Sial, lidahku sampai mati rasa.” Gumamnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2   END

    Di tengah aula pernikahan yang megah, dihiasi dengan bunga mawar putih dan biru yang melambangkan kesucian dan ketulusan, suasana terasa syahdu. Lampu kristal menggantung indah, memantulkan cahaya lembut ke seluruh ruangan, sementara musik orkestra mengalun pelan, menambah kesakralan momen.Leonidas berdiri tegap di depan altar, mengenakan setelan hitam elegan dengan dasi putih yang sempurna. Matanya tak pernah lepas dari Claire yang berjalan mendekatinya dengan langkah anggun. Claire tampak bagaikan dewi dalam balutan gaun putih panjang, dihiasi renda dan kristal yang berkilau lembut setiap kali terkena cahaya. Senyum di wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tak terbendung.Pendeta membuka upacara dengan suara tenang namun penuh wibawa. “Hari ini, kita berkumpul untuk menyaksikan penyatuan dua jiwa dalam cinta yang suci. Leonidas dan Claire telah memilih untuk mengikat janji, berkomitmen untuk saling mencintai, mendukung, dan menghormati sepanjang hidup mereka.”Suasana menjadi henin

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2   BAB 131

    “Leonidas, bagaimana menurutmu gaun pengantin ini?” Kata Claire sambil memutar tubuhnya memperlihatkan gaun putih yang sangat cantik di hadapan Leonidas.Leonidas, yang tengah duduk di sofa dengan sikap santai, menatap Claire dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mata tajamnya melunak, dan bibirnya melengkung dalam senyuman tipis yang penuh kekaguman. "Kau terlihat luar biasa, Claire. Seperti seorang malaikat," katanya dengan nada serius, namun penuh kehangatan.Claire mengangkat alisnya, mencoba membaca ekspresi pria itu. "Hanya luar biasa? Tidak ada komentar lain?" tanyanya, berpura-pura cemberut.Leonidas berdiri dan berjalan mendekatinya, matanya tak pernah lepas dari sosok wanita yang kini menjadi pusat dunianya. Dia berhenti tepat di depan Claire, tangannya dengan lembut menyentuh pinggangnya. "Luar biasa mungkin tidak cukup untuk menggambarkanmu. Tapi kata-kata sulit menjelaskan apa yang kulihat sekarang," bisiknya dengan senyum menggoda.Claire memutar bola matanya, meskipun ro

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2   BAB 130

    Langkah kaki yang tampak buru-buru menggema di lorong hotel, seolah pria itu tengah dikejar waktu.Saat sampai di kamar hotelnya, dia langsung membuka pintunya dengan cepat.“Honey, aku sudah membawa dokternya.” Kata pria itu, yang tak lain adalah Ethan.Ethan kemudian menatap ke arah dokter wanita itu, “Tolong tangani istri saya, sejak tadi dia mengeluh kesakitan dari area bawah.” Kata Ethan dengan serius.Dokter itu mengangguk dan Ethan kembali menutup pintu menunggu diluar, perasaannya sangat cemas dan khawatir terlebih ini adalah bulan madu mereka.Di dalam kamar, dokter itu segera mendekati Ashilla, yang terlihat meringis kesakitan sambil memegangi perut bagian bawahnya. "Nyonya Ashilla, bisakah Anda menjelaskan rasa sakitnya? Apakah terasa seperti kram atau lebih tajam?" tanya dokter itu dengan lembut, mulai memeriksa Ashilla. Ashilla mengangguk lemah. "Rasanya tajam, terutama di sisi kiri. Saya juga merasa mual sejak pagi tadi." Dokter itu mengangguk, memasang stetoskopnya

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2   BAB 129

    “Apakah tuan tidur, nona?” Tanya Kendrick begitu melihat Claire keluar dari kamar.Claire mengangguk, “Terimakasih, ken. Jika kau tak memberiku kabar kemarin mungkin aku akan terlambat mengobati Leonidas.” Kata Claire dengan tulus.Kendrick mengangguk, “Iya nona, saya juga melihat kondisi tuan semakin parah meskipun telah di obati oleh dokter profesional. Sepertinya memang hanya anda yang bisa menyembuhkan tuan Leonidas.”Claire tersenyum tipis, “Bisakah aku meminta bantuan untuk membelikan beberapa herbal ini? Aku ingin membuat obat untuk Leonidas ketika dia sudah sadar nanti.” Kata Claire sambil menyerahkan kertas berisi beberapa herbal disana.Kendrick menerima kertas itu dengan anggukan hormat, membaca daftar herbal yang dituliskan oleh Claire. "Tentu, nona. Saya akan segera mencarinya. Ada toko herbal yang cukup lengkap di dekat sini, saya akan memastikannya tersedia." Claire tersenyum lelah. "Terima kasih, Ken. Aku hanya ingin memastikan dia mendapatkan perawatan terbaik. Aku t

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2   BAB 128

    “Tuan, minum obatnya.” Kata Kendrick dengan penuh perhatian merawat Leonidas.Racun yang berada di tubuh Leonidas tak sepenuhnya hilang, obat hanya berusaha untuk mengurangi rasa sakitnya.“Apa tidak sebaiknya kita beritahu nona Claire, tuan? Saya yakin nona Claire juga khawatir karena anda tak pernah menghubunginya.” Saran Kendrick.Leonidas setelah minum obat merebahkan tubuhnya kembali, mendengar ucapan Kendrick dia hanya bisa menatap langit-langit kamarnya.“Jika aku menelponnya, dia pasti tahu aku sedang dalam kondisi buruk hanya dengar suaraku. Aku tak ingin dia langsung terbang kesini dengan perasaan buruk.” Kata Leonidas dengan pelan.Kendrick menghela nafasnya kemudian bangkit, “Saya akan membuatkan bubur untuk anda, tolong tetap istirahat di kamar.” Kata Kendrick dengan pelan.Leonidas mengangguk kemudian memejamkan matanya, kamarnya kembali sunyi hingga dering ponselnya membuat suasana hening langsung pecah.Dia dengan perlahan meraih ponselnya, disana nama Claire muncul.D

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH SEASON 2   BAB 127

    Sudah satu minggu dari yang dijanjikan, Leonidas tak ada kabar.Claire merasa hidupnya sangat hampa terlebih saat pria itu mengingkari janjinya.“Apanya yang tiga hari, sampai sekarang dia bahkan tak mengirimiku pesan.” Gumamnya dengan kesal.Di rumah sangat sepi kali ini, kakaknya sudah menikah dan bulan madu di maladewa sedangkan kedua orang tuanya sedang dinas di luar negeri. Dia benar-benar ditinggal sendiri oleh semua orang.Helaan nafas panjang terdengar di kamar wanita itu, jika dulu dia masih mepunyai James yang menemaninya. Tapi semenjak dia menolaknya, ia merasa bersalah dan tak eak jika datang hanya ketika dia kesepian.Tapi melihat postingan James beberapa hari lalu, sepertinya dia sudah melamar seorang gadis lain.“Aku penasaran, siapa yang berhasil menyembuhkan James.” Gumam Claire dengan tersenyum tipis.Dia juga berharap James mendapatkan gadis yang jauh lebih baik darinya.Hingga akhirnya dia tertidur di sofa, televisi yang masih menyala membuat ruangan itu tetap tera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status