Share

Banyak Persamaan

Author: Kafkaika
last update Huling Na-update: 2023-02-15 15:41:06

Adoria memanggil Amanda karena Purwa ingin mengobrol dengannya. Sebagai Kepala OB tentu saja Adoria melaksanakan perintah bosnya, membebaskan sementara Amanda tidak melakukan pekerjaan.

“Lihat tuh, si OG baru. Wajahnya saja terlihat polos, tapi ganjen juga sama pria tua!” terdengar bisik-bisik rekannya saat Amanda berjalan keluar hendak menemui Purwa.

“Gak penting tua atau muda, yang penting kan cuan,” sahut yang lainnya.

Miris Amanda mendengarnya. Tapi dia berusaha tidak memperdulikannya. Yang paling penting adalah, dia bukan seperti itu.

Amanda tahu dari Lesti bahwa pria yang ditolognya beberapa hari yang lalu itu adalah Apurwa Dinata, pemilik perusahaan Dinata Group yang sudah diambil alih jabatannya oleh Wisnu semenjak dia sakit. Purwa sangat suka mengobrol dengan Amanda karena gadis itu selalu apa adanya tidak seperti yang lain terkesan berhati-hati dan takut salah. 

"Ini sudah masuk jam istirahat, apa kau sudah makan?" tanya Purwa pada Amanda disela ngobrol mereka.

Purwa kemudian mengoreksi ucapannya agar Amanda tidak menolak ajakan makan siangnya, "Aku harus makan tepat waktu, kau mau menemaniku makan kan? Dengan begitu kau masih bisa melanjutkan ceritamu. Aku masih ingin mendengar kelanjutannya."

"Emm baiklah," tukas Amanda karena tidak mungkin dia menolak.

"Mau makan diluar?" Purwa menawarkan.

"Oh, tidak Pak, bagaimana kalau di kantin saja, di sana makanannya juga enak-enak. Dan kita tak perlu jauh-jauh. Lagipula nanti kan saya harus balik kerja, tidak enak sama teman yang lain," tukas Amanda setengah terus terang, berharap pria ini memahami posisinya.

"Oh, baiklah. Aku tahu memang di kantin perusahaan ada banyak makanan enak. Aku dulu yang mengusulkan beberapa menunya agar karyawan tidak jemu dengan makanannya. Ternyata kau juga menyukainya. Kita ini banyak persamaan ya?"

Sambil ngobrol mereka berjalan menuju kantin perusahaan. Sudah banyak orang yang sedang makan siang di kantin, membuat Amanda menyesal mengusulkan makan di tempat itu. Pandangan mereka kurang sedap terasa di hati meski mereka tersenyum menyapa dengan sopan pada Purwa. 

"Makanan apa yang kau sukai?" Purwa tak berhenti bertanya ini dan itu. Pria ini suka sekali mengobrol. Dan Amanda pun tak segan menanggapi. Jadi obrolan itu terus nyambung.

"Semua masakan mamaku saya pasti suka"

"Apa itu?"

"Banyak sih, Pak. Tapi kalau aku sakit mama pasti buatin saya bubur sumsum atau bubur memek."

Amanda teringat tidak seharusnya dia menyebutkan nama bubur yang terakhir itu. Tapi itu beneran nama buburnya, lho.

"Maaf untuk bubur yang terahir tadi, nama buburnya memang tidak sopan,” tukas Amanda menimpali ucapannya sendiri.

"Kau dari Aceh?" tanya Purwa. 

Dia sebenarnya tidak mempersoalkan nama bubur itu. Justru karena bubur itu dia teringat seseorang. Sekarang ada gadis yang mirip dengan seseorang itu dan menyebutkan bubur yang juga kesukaanya. Purwa menatap Amanda lekat-lekat.

"Ah, bukan Pak. Saya tinggal bersama mamaku di Kota Batu - Jawa Timur," ujar Amanda.

Pasti Purwa bertanya seperti itu karena memang bubur itu asalnya dari Aceh. Keluarga mamanya memang berasal dari Aceh, sayangnya tinggal kenangan karena semuanya lenyap setelah musibah tsunami itu. Bahkan Amanda sendiri tidak pernah mengenal mereka lantaran dia belum lahir.

"Dulu aku juga suka sekali dengan dua bubur itu."

Purwa menatap Amanda kemudian tertunduk karena terkenang wanita yang sangat dicintainya. Dia belum move on dari bayangan istrinya. Karena itu dia sangat senang bisa berlama-lama mengobrol dengan Amanda, seolah melihat istrinya hidup kembali di wajah gadis itu.

"Benarkah, Pak?"

"Ya, sampe sekarang pun suka. Tapi karena tidak ada lagi yang membuatkannya jadi sudah tidak pernah makan lagi," Purwa lekas kembali pada obrolan dan menyingkirkan bayangan istrinya.

"Oh, nanti kapan-kapan kalau saya buat bubur itu, Pak Purwa bisa coba kok!"

Amanda kemudian menyesali ucapannya, karena dengan begitu akan ada kemungkinan  lebih sering mengobrol lagi. Tapi sebenarnya tidak mengapa, pria ini kelihatannya baik.

Wisnu datang menghampiri mereka ke kantin. Begitu tiba dikantor tadi dia sebenarnya sudah mencari keberadaan Purwa tapi karena sekretarisnya menyampaikan ada beberapa dokumen yang perlu tanda tangan ahirnya dia selesaikan dulu kerjaannya.

Amanda sudah melihat kehadiran Wisnu yang berjalan ke arah mereka. Teringat peristiwa semalam yang jujur membuatnya sulit memejamkan matanya. Dia sengaja tidak menceritakan hal itu pada Lesti karena pasti dia akan marah besar padanya. Bagaimana bisa seorang Presiden Direktur yang membawai beberapa perusahaan besar harus mengerjakan pekerjaan seorang OB? Itu pasti jadi pembicaraan yang tidak pantas terlebih jika diketahui karyawan lain.

Pria itu semakin mendekat dan Amanda bisa merasakan degupan jantungnya yang bertambah cepat. Ya Tuhan, dia berjalan lebih dekat. Please, berhenti di sana dan jangan mendekat lagi! Bisa-bisa jantungnya copot. 

"Ternyata om disini?"

Suara itu terdengar dan Wisnu sudah berdiri di samping meja mereka.

"Saya pamit dulu," Amanda bangkit namun Purwa tidak menghendakinya.

"Tidak-tidak, kenapa kau harus pergi? Duduklah lagi, kita lanjutin mengobrolnya," ujar Purwa menyuruh Amanda duduk lagi. "Dan kau, kalau mau duduk, duduk saja. Jangan buat Amanda ketakutan!" Purwa berkata manis pada Amanda namun dingin pada keponakannya itu.

"Maaf pak, saya harus kembali bekerja, sudah masuk jam kerja lagi" Amanda masih ingin pergi. Asli, dia grogi sekali ada di dekat Wisnu. Dia takut akan bersikap memalukan jika terus ada disini

"Ya, pergilah!" tukas Wisnu membiarkan Amanda pergi. Sementara Purwa tampak sebal.

Wisnu tak peduli dengan pamannya yang sedang sebal itu kemudian dia duduk disampingnya.

"Dia terlalu muda untuk om, usianya mungkin 24-25 tahun bahkan lebih muda, itu terpaut jauh sekali dengan usia Om. Dan lagi, aku keberatan jika harus memanggilnya tante,'' Wisnu mencandai Purwa dan pria itu mendelik mendengarnya.

"Anak kurang ajar! Apa kau pikir aku sedang mencari calon istri? Aku justru sedang mencoba membantumu mencari pasangan. Biar saat aku kritis aku tak harus berjuang lagi untuk sembuh karena ingat kamu belum menikah."

"Huh, kok itu lagi yang dibahas?"

Wisnu memijit keningnya karena hal itu. Tidak tanggung-tanggung, saking kebeletnya pria ini ingin punya mantu sampai-sampai harus mendekati seorang OG untuknya. Dipikir dirinya tidak bisa cari wanita apa? Kalau dia mau dia bisa saja menikah hari ini juga. Tidak kurang wanita yang mengidolakannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
silvia Rosalinda
sekalian om cariin jodoh buat sy jg.. hehehe.....
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
bos punya om yg baik...carikan jodoh utk ponakannya..
goodnovel comment avatar
Nova Hari Saputro
jadi penasaran sama bubur memek?
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU   Pada Akhirnya...

    Annisa banyak salah dan dosa pada Amanda. Anak itu sejak pertama sudah dibuat tidak menyukainya. Sekarang apa dia bisa begitu saja memaafkannya dan membiarkan papanya menyetujui hubungan mereka? Pundaknya mulai turun dan dia merasa tidak mungkin Amanda rela membiarkan Dirja menikah dengannya. Dia kembali melihat sosok Dirja yang masih dengan sabar mendengarkan kata-kata putrinya. Jikapun pria itu diminta memilih dia atau putrinya, sudah bisa dipastikan Dirja akan memilih putrinya daripada Annisa. Karma itu memang ada. Dulu dia sangat membenci Amanda dan selalu berusaha membuatnya terluka. Sekarang, di saat dirinya sudah sangat yakin bahwa hanya pria yang baik dan penuh perhatian itulah yang bisa menerima semua kekurangannya dan sanggup menjadi imamnya dalam mengarungi kehidupan barunya, dia harus juga dibenci oleh Amanda. “Ya sudahlah, mungkin ini hukmuna dari tuhan untukmu, Annisa!” gumam Annisa pada dirinya sendiri sambil mengusap air mata di sudut matanya. “Kalau Papa memang men

  • MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU   Menunggu Keputusan (2)

    Amanda tidak bisa memejamkan matanya mengingat apa yang sudah di sampaikan Wisnu padanya tadi sore. Dia ingin menelpon mamanya, namun sudah larut malam waktu Milan. Artinya di Jakarta saat ini menjelang subuh. Tentu dia harus bersabar menunggu pagi agar bisa menghubungi mamanya.Keresahan Amanda tentu bisa dirasakan Wisnu karena beberapa kali harus mengganti posisi tidurnya. “Kau tidak bisa tidur?” tanyanya.“Oh, Maaf! Aku pasti mengganggu tidur, Mas Wisnu” ucap Amanda sedih.“Mana yang tidak nyaman, biar aku usap.” Wisnu memeriksa Amanda. Lalu dengan lembut dia mengusap punggung Amanda agar membuatnya lebih nyaman. “Katanya besok mau belanja di Galerria, tapi selarut ini kau belum tidur juga?”“Aku terus kepikiran papa, Mas!”“Kenapa?”Amanda tidak menyahut, Wisnu pasti juga tahu apa yang sedang dipikirkannya. Kemudian Wisnu mendekatkan tubuhnya dan memeluk Amanda. “Ya sudah jangan dipikirkan dulu, nanti malah bikin kamu stress. Gak bagus kan buat perkembangan baby kita!”“Papa itu s

  • MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU   Menunggu Keputusan

    Dirja sebenarnya juga akan memberikan kejutan pada putri dan menantunya itu tentang rencana mengakhiri masa sendirinya. Tapi dia juga dibuat kecewa lantaran Wisnu dan Amanda tidak di rumah.Dia sudah memikirkan betul keputusannya. Beberapa bulan dekat dengan Annisa dan merasa wanita itu sepertinya memiliki hati untuknya, Dirja kemudian memikirkan pendapat Marina dan Moana agar dirinya menikah lagi. Jika dulu dia masih betah sendiri karena menghargai perasaan Moana dan Amanda, sekarang semuanya sudah berjalan baik. Moana sudah menikah lagi, dan putrinya bahkan sebentar lagi akan memberinya cucu. Tidak ada alasan baginya untuk sendiri terus.Mirzha tentu sudah mengenal Dirja sebagai ayah Amanda karena datang dan berbincang langsung dengan Dirja saat pernikahan Wisnu. Mirzha mengakui Dirja memang sosok yang matang dan juga mapan. Tentu itu adalah hal yang penting untuk putrinya yang bisa dibilang terkadang labil itu. Annisa memang membutuhkan sosok yang dewasa, matang dan bisa membimbi

  • MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU   Kejutan Yang Gagal

    Amanda menjadi sedih karena Wisnu menolak keinginanya. Suasana hatinya mulai buruk dan dia bangkit sambil mendorong beberapa map hingga jatuh berserakan ke lantai. Dengan langkah kasar keluar dari ruang kerja Wisnu.Wisnu menghela napas dan menutup laptopnya. Lalu bergegas membuntuti istrinya yang sedang ngambek.Pintu kamar tertutup dengan kasar.“Sayang, kondisimu masih lemah, aku takut malah menyakitimu dan baby kita,” Wisnu mencoba menjelaskan meski pintu tertutup.“Iya, aku udah jelek, gendut, Mas Wisnu udah gak bergairah lagi!” Amanda berteriak sebal.“Ya udah, buka dulu! Gak enak kan di dengar orang ngobrol sambil teriak-teriak.”“Gak mau! Udah sana pergi ke kantor, ketemu sama cewek-cewek cantik, gak usah mikirin wanita yang gendut dan jelek ini!”“Siapa yang gendut dan jelek? Kamu cantik kok!”Sesaat tidak terdengar suara dari dalam. Wisnu berpikir Amanda akan membukakan pintu untuknya. Pintu memang terbuka, tapi karena Amanda ingin melepar bantal dan selimut.“Tidur saja di

  • MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU   Hamil Kembar

    Wisnu sudah datang dan sangat tergesa langsung menuju kamar untuk bisa melihat kondisi istrinya. Saat masuk kamar, Marina mengingatkan Wisnu untuk membersihkan diri dulu. Banyak virus di tempat umum, tidak baik untuk ibu hamil.Amanda sebenarnya menolak pergi ke rumah sakit. Bau disinfektan sangat membuatnya pusing. Bisa-bisa dia malah muntah-muntah hebat lagi. Tapi melihat kondisi istrinya yang lemas, Wisnu tidak mau ambil resiko. Dia langsung menggendongnya ke mobil dan meminta Abduh menyupir ke rumah sakit.Setelah dipasang infus, Amanda mulai terlihat segar lagi. Dia mungkin saja mengalami dehidrasi karena banyak cairan yang keluar tapi tidak bisa memasukan makanan atau minuman ke dalam tubuhnya. Wisnu nampak sangat cemas.“Masih istirahat, Bu Amanda?” tanya dokter Ririn, spesialis obgyn, yang diminta Wisnu menjadi dokter pribadi istrinya.“Apa ada masalah dengan kehamilannya, dokter? Kenapa dia mengalami mual dan muntah yang hebat?” Wisnu tak sabar menanyakan tentang kesehatan is

  • MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU   Setelah Sebulan

    Abim menemani Wisnu mengunjungi kantor perusahaan di Surabaya. Dia bertemu Annisa yang sedang mengerjakan sesuatu di ruangannya. Lalu Abim memberanikan diri menghampirinya.“Eh, Abim! Kok tiba-tiba Ke Surabaya?” Annisa sedikit terkejut melihat Abim.“Ada sedikit urusan, kau betah pindah kerja di sini?” Abim senang melihat Annisa yang terlihat ramah itu. Sama seperti dulu saat pertama dia kerja di kantor Jakarta.Mereka sudah duduk dan menikmati minuman sambil berbincang-bincang.“Apa kabar Naira?” tanya Annisa.“Baik,” jawab Abim.“Kau tampak lebih bahagia di sini?”“Ya iyalah, kerjaan di sini tidak seruwet di Jakarta. Lagi pula Pak Dirja baik sekali. Aku jadi betah kerja di Surabaya”“Baguslah! Aku senang melihatmu lebih baik!” ucap Abim menatap Annisa dengan tatapan yang sulit dimengerti.“Terima kasih, Abim! Aku minta maaf ya, kalau sering buat kamu sakit hati!”Abim sedikit terkejut mendengar permintaan maaf Annisa. Artinya dia memang serius ingin berubah. Seperti yang dikatakanny

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status