Share

6. Ajakan Raihan

“Kamu yakin ingin ikut ke sawah?”

Raihan merasa perlu untuk bertanya kembali pada istrinya menanggapi permintaan Raya yang di luar dugaan.

“Iya, aku ingin tahu tempat sawah yang kamu garap. Lagian aku bakal kebosanan kalau terus tinggal di rumah.”

Raya mengutarakan alasannya dengan terang.

“Tapi di sana sangat panas, apa kamu nggak takut gosong kulit kamu?”

Raihan bertanya dengan sedikit gelisah.

“Nggak apa-apa, lagian aku udah pakai suncreen.”

Raihan mengernyit ketika Raya menunjukkan sebuah kemasan sunblok yang sudah dioleskan pada kulit mulusnya yang kini bahkan sudah membuat darah kelelakian Raihan berdesir gelisah.

Detik berikutnya sebelah mata Raya kemudian malah mengerling sembari mengulas segaris senyum yang membuat dada seorang Raihan bertalu ramai.

Lelaki itu tak pernah mendapati pesona seorang wanita sesempurna Raya yang semakin dilihatnya semakin menyeret dirinya dalam pusaran kekaguman.

Raihan kian gelisah saat Raya kemudian mulai mendekat.

“Kurasa kamu juga harus mengolesi wajah kamu dengan krim ini biar terlindungi.”

Tanpa diduga tangan lembut Raya langsung mengolesi wajah Raihan yang ditumbuhi cambang halus di rahangnya itu dengan krim tabir surya yang menjadi skincare wajib yang harus dimiliki gadis itu.

Semalam Dara telah memerintahkan pada adik bungsunya untuk mengantarkan semua barang miliknya ke rumah ini, yang membuat Raya bisa berganti pakaian dan merawat kulit indahnya dengan paket skincare mahalnya.

Raihan termangu sama sekali tak mencegah kala sentuhan Raya mulai menghampirinya.

Lelaki itu sejenak terbuai dengan irama jantungnya yang semakin keras berdebar. Ini untuk pertama kalinya pria terjaga itu merasakan kelembutan tangan seorang wanita. Status mereka yang sudah menjadi sepasang suami istri yang membuat Raihan tak menampik sentuhan Raya, walau semalam dia sempat mendengar jika Raya malah mempertimbangkan untuk pergi, suatu saat nanti.

Meski Raihan belum bisa memastikan apapun tapi lelaki itu tak pernah menganggap pernikahan ini sebagai sesuatu yang bisa dipermainkan. Kebingungan masih menyertai pria muda itu karena segala yang terjadi dengan mereka terlalu cepat dan diluar praduga, yang jelas juga sama sekali tak pernah direncanakan.

“Apa sebelumnya kamu nggak pernah pakai sunblok?” tanya Raya setelah dia usai mengolesi wajah suaminya dengan krim tabir surya yang membuatnya kembali memindai fitur wajah Raihan dengan sangat dekat, hingga Raya malah menyadari jika wajah dari lelaki yang sudah menikahinya itu ternyata sangat menarik.

Raihan memiliki sepasang alis tebal berwarna hitam, membingkai sepasang mata tegas dengan sinarnya yang sangat jernih, belum lagi dengan hidung tegak yang menarik tidak terlalu besar untuk ukuran seorang pria, ditambah dengan rahang tegas yang kian menerangkan sisi maskulin dari pria sederhana yang ternyata memiliki ketampanan yang paripurna.

Segala pesona Raihan yang semakin disadari Raya malah menggelitik hati gadis itu untuk bisa memoles kesederhanan suaminya dengan penampilan yang lebih menarik.

“Kamu sebenarnya tampan lho Han, kalau saja kamu bisa sedikit merawat diri kamu,” puji Raya dengan apa adanya, sebuah pujian yang seketika menggetarkan hati seorang Raihan walau pujian itu bukan pertama kalinya dia dengar.

Sebelumnya telah ada beberapa wanita yang memuji ketampanannya tapi entah mengapa kala dia mendengar pujian itu dari sosok asing yang dengan terpaksa harus dinikahinya itu, hati Raihan terasa berwarna merah muda.

“Ya sudah ayo sekarang kita ke sawah, nanti kita sarapan di sawah saja ya, tadi aku udah menyiapkan bekalnya buat kita berdua karena pas selesai subuh tadi aku udah membantu ibu buat masak di dapur.”

Raya berucap dengan sangat antusias dan berniat untuk keluar dari kamar.

Tapi dengan cepat Raihan langsung mencekal tangannya yang membuat Raya memberikan tatapan lekatnya pada sang suami.

“Kenapa?” tanya Raya singkat.

“Kamu boleh ikut bersamaku ke sawah, dan kita hanya sebentar saja karena aku cuma ingin memeriksa aliran air yang mengalir di sawahku, setelah itu aku akan mengajakmu ke suatu tempat.”

Raya sontak mengernyit penuh rasa penasaran.

“Kamu akan mengajakku ke mana?” Raya semakin tak bisa menahan rasa ingin tahunya.

Sikap Raya yang spontan dan lugas menerbitkan senyuman tipis pada sudut bibir Raihan.

“Ke suatu tempat untuk menuaikan kewajibanku padamu.”

Raya menjadi sangat penasaran hingga membuat gadis itu kian mendekati Raihan alih-alih melanjutkan langkahnya keluar kamar.

Nyatanya kedekatan mereka membuat Raihan sangat resah. Karena tanpa sadar Raya sudah menempelkan tubuhnya pada lengan suaminya.

“Ke mana sih? Jangan buat aku penasaran.”

Sekarang Raihan harus bersusah payah mengendalikan debaran jantungnya.

Walau setelah itu tatapannya mengarah lugas pada seluruh diri istrinya.

“Tapi sebelum pergi ada yang harus kamu lakukan dulu.”

Pikiran Raya sudah menebak-nebak yang membuat sorot matanya semakin memindai sangat lugas.

Namun tatapan Raihan kini telah berubah menjadi kian tegas semakin membuat Raya kian penasaran.

Walau setelah itu senyuman Raya malah terurai dengan lebih lebar.

“Ish kamu jangan bikin aku makin penasaran.”

Raya yang selama ini memang memiliki pembawaan yang terkesan manja malah kian lekat bergayut pada lengan kokoh suaminya. Bahkan sekarang sepasang mata jellynya mulai mengerling cantik yang membuat debaran jantung Raihan kian meresahkan.

“Memangnya kamu mau aku melakukan apa sih?”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status