Share

Mengetuk Pintu Langit

Pagi ini aku tidak ada jadwal mengajar dan berniat membersihkan Musala yang ada di sebelah rumah kami, wakaf dari kakek buyutku. Tapi kulihat Bapak sudah duduk termenung di teras Musala dengan tangan kanan yang masih memegang kain pel, sementara ember hitam berada di dekat kaki kanannya.

“Kedahuluan lagi deh,” kataku dengan nada kecewa. Bapak menoleh ke arahku karena terusik oleh suaraku. Bapak paling tidak bisa melihat Musala dalam keadaan kotor. Beliau tidak sabar menunggu anak-anak jemaah ngaji yang piket membersihkan Musala di hari Ahad dan hari Jumat saat mereka libur sekolah. Sehingga beliau tak segan untuk menyapu dan mengepel Musala seorang sendiri.

“Bapak ada masalah?” tanyaku setelah duduk menjajarinya.

“Bapak bingung. Semalam Bapak besuk Mbah Nasuha yang baru pulang dari Rumah Sakit. Akibat jatuh waktu ambil wudu di Musala dulu itu. Sekarang dia harus pakai kursi roda. Semalam dia menangis sedih karena sekarang dia tidak mungkin lagi bisa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Dwi Utami
ini masih lanjut kan ceritanya....endingnya masih nggantung tapi tetep seru . di tunggu cerita selanjutnya...
goodnovel comment avatar
zahra
pelit amat endingnya,,,bahagia sampai ke uwu2an kek,,masa mewek trus dr awal,,,
goodnovel comment avatar
Rendra Lima
kira2 lanjut ga nih ceritanya? tapi meski sederhana, ending nya ini syahdu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status