Share

Bab 5: Virgin

Author: Arshi
last update Last Updated: 2023-07-06 08:52:37

"Kamu tidak bisa lari dari apa pun, karena aku sudah membayar mahal tubuh ini," ucap Bernard seraya menunjuk bagian dada Bella dengan tatapan mata yang sangat tajam.

Seketika gadis itu beringsut sedikit menjauh, jujur saja dia sangat takut, dan rasanya tidak ikhlas melakukan hubungan terlarang meski pria itu sudah membayarnya.

"Apakah aku bisa kabur dari pria ini, atau mampu memperpanjang waktu?" batin Bella, berisik.

Dalam diam dan dengan tangan yang sangat kokoh, Bernard memeluk gadisnya dengan erat, tangan kanannya meremas pundak Bella dengan kencang.

Bayangan wajah Kristin yang kembali hadir dan atas pergulatan hebat yang panas di ranjang dengan sahabatnya, membuat amarah pria itu kembali memuncak.

Gadis cantik dan polos ternyata seorang penghianat, Kristin membodohi dirinya, sehingga membuat hatinya hancur.

Bernard meremas pundak Bella sangat kuat, sehingga gadis itu meringis kesakitan.

"Arrgh, Tuan, sakit," keluh Bella dan berharap pria yang telah membelinya itu sadar dan tidak menyakitinya.

Wajah Bernard semakin mendekat dengan wajah Bella, sehingga napas keduanya saling bersahutan.

Bela menunduk dan memejamkan matanya, sedangkan Bernard menatap wajah manis itu dengan tatapan tajam ingin melahap.

Bibir pria itu meraup bibir Bella dengan rakus, seolah sedang menikmati sarapan pagi dengan nikmat, pria itu sangat menikmatinya tanpa memedulikan lawan mainnya yang kesakitan dan tersiksa.

"Rasanya seperti Cherry, sangat manis dan aku tidak mendapatkannya dari bibir Kristin," racau Bernard setelah beberapa saat ia melepaskan mangsanya, membiarkan gadis itu menghirup oksigen banyak-banyak.

Bella hanya diam saja, menikmati rasa perih akibat gigitan dari pria itu, sehingga bibirnya terluka dan berdarah.

Ini pertama kali untuknya, bahkan pria yang pernah menikahinya saja tak pernah menyentuhnya, tapi siapa sangka dikira alim ternyata seorang penghianat.

Keduanya saling tatap, bahkan pria itu semakin mendekat, Bella sendiri berulang kali mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah segar.

Gadis itu sangat kesal dengan pria yang semakin tak berjarak dengannya.

"Maaf, aku kelepasan, sakit?" tanya pria itu seraya menatap gadisnya dengan sendu.

Bella masih bergeming, menatap pria itu dengan heran, tangannya masih menekan bibirnya yang sobek dan sangat perih.

"Sini aku obati," Bernard menarik dagu Bella, menekan kepala gadis itu ke bantal, lalu ia menyesap bibir Bella perlahan, sontak saja mata gadis itu terbelalak. Rasanya seperti disengat ribuan tawon.

Ribuan kupu-kupu seakan sedang menari di atas kepala gadis itu, saat pria yang membelinya menyesap dan mengobrak-abrik kembali bibirnya, kali ini dengan penuh kelembutan dan hasrat.

"Aah," desahan itu lolos begitu saja dari bibir sang gadis saat tangan sang pria menyentuh benda kenyal yang sangat montok.

Sungguh bagi Bella ini adalah pengalaman pertama dan hasratnya begitu menggebu.

Antara akal, logika, dan hasrat, semua berkecamuk di dalam pikiran gadis itu, pria yang kini sedang bermain di bibirnya memang sangat liar dan tak bisa ia hentikan begitu saja.

Bernard menikmati apa yang ia inginkan selama ini, tanpa bisa dihalangi, bahkan gadis itu pada akhirnya menyerah dan pasrah akan nasibnya berada ditangan si pembeli tubuhnya.

Menahan segala rasa sakit yang diberikan oleh pria yang kini menguasainya.

"Maaf, kamu masih perawan?" tanya Bernard, rasanya ia tak percaya, tapi melihat darah yang mengalir dan seperti berwarna putih kini berubah merah, akhirnya percaya atas ucapan Bella pada saat mereka bertemu.

Bella hanya diam, tak menyahuti ucapan Bernard, matanya terpejam menikmati segala luka, dan hari baru setelah ia melepas segalanya.

Ini pilihannya, demi kesembuhan putri tercintanya Adella, apa pun yang terjadi ia harus kuat.

Bernard dengan segala nafsu yang memuncak, dan bahagia mendapatkan apa yang ia inginkan meski bukan dari calon istrinya terus tersenyum, tak peduli punggungnya yang kekar banyak mendapat luka cakar dari Bella.

Seolah sedang mendapatkan buruannya, Singa itu terus saja melahap dan menikmatinya sampai dia kenyang dan puas.

Di tempat lain, Kristin sangat frustrasi akibat kecerobohan dirinya, sehingga kekasihnya tahu dan membatalkan acara pernikahan yang akan digelar beberapa hari lagi.

"Sial! jika tak termakan bujuk rayu Bobby, mungkin Ben, tak marah, juga kini dia masih berada di pelukanku!" racaunya, lalu membanting ponsel mahal pemberian Bernard.

Bobby datang dan memberikan rasa yang indah, yang tidak ia dapatkan dari Ben.

Selama berpacaran, Ben tidak melakukan hal lebih, pria itu selalu menjaganya dengan baik, meski banyak gadis dan wanita seksi datang dan dengan suka rela memberikan pelayanan ekstra, tapi, Bernard sama sekali tidak pernah mau dan tetap setia pada satu cinta.

Kristin menyesal, karena telah berkhianat, ia tahu pasti kekasihnya sangat terluka, tapi ia juga tak terima jika ada gadis lain yang menggantikannya di ranjang milik Bernard.

"Aku tidak akan menyerah, apa pun yang terjadi, kamu harus jadi miliku, Ben!"

Wajah frustrasi, dunianya kembali melayang setelah menikmati beberapa botol minuman penghilang rasa sedih.

Bobby datang ke apartemen Kristin, karena sudah rindu akan kekasih sahabatnya itu, dan mendapati Kristin sedang telungkup di atas meja.

Pria itu menatap ke seluruh ruangan yang masih berantakan, beberapa botol kosong tergeletak di meja.

"Sayang," bisik Bobby.

Bau alkohol menyeruak saat gadis itu meracau.

"Stop! Jangan minum lagi, wajah kamu sangat merah, mirip kepiting rebus," pria itu merebut botol minuman saat Kristin hendak menuangkannya ke gelas.

Kristin tiba-tiba tertawa, lalu menangis. "Dia sudah tahu, apa yang kita lakukan, Bob," ucapnya pelan.

Pria itu hanya diam, lalu meraih tubuh gadisnya, dan membawanya masuk ke kamar.

Wajah cantik Kristin sangat memprihatinkan, lipstik dan eyeliner terlihat berantakan, begitu pun dengan rambutnya yang panjang bergelombang, sangat acak-acakan.

"Seharusnya dua hari lagi kami menikah." Kristin memeluk tubuhnya sendiri di atas ranjang.

Saat ini kedatangan kekasih gelapnya sangat hambar dan tidak ada rasa yang menggebu ingin mengulang cinta panas, seperti hari-hari sebelumnya.

Bobby memeluk Kristin, berusaha menangkan dan memberikan rasa hangat, tapi ia juga tidak akan berjanji untuk menikahinya, karena ia sendiri telah mempunyai istri. Bahkan gadis itu juga tahu dan keduanya hanya bersepakat untuk bekerja sama dalam memenuhi hasrat saja, bukan untuk sebuah tangung jawab.

Sementara di apartemen yang lain, Bernard membuka matanya perlahan setelah beberapa jam tertidur dengan sangat pulas.

Ini pengalaman pertamanya, bahkan rasanya ia masih merasakan sulitnya menembus dinding pertanahan milik Bella, air mata juga teriakan saat setelah beberapa saat dirinya bisa masuk dan menikmati hangatnya dunia yang lain.

Dunia yang membuat hidupnya bergairah kembali. "Inikah yang disebut surga dunia?"

Senyum Bernard mengembang, ingin melakukannya lagi dan lagi.

"Sepenting itukah anak itu, sehingga rela mengorbankan harga diri kamu, Bell," gumam pria itu saat menatap wajah lelah sang gadis.

Paras yang sangat cantik meski kulitnya tak seputih Kristin.

"Aaah! selalu saja membandingkan gadis penghianat itu!" Pekiknya dan kembali memeluk tubuh gadis disampingnya.

Meluapkan rasa amarah dan kecewa, tak peduli Bella masih lelah dan sakit, tapi ia ingin melupakan rasa sakit itu.

"Aku menginginkan kamu kembali."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 60 Sah

    Semua proses akad nikah berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun sehingga keduanya sangat berbahagia bahkan dua keluarga tanpa bisa menghentikan air mata mereka turut bersuka cita pada akhirnya keduanya bersatu dalam cinta."Anda sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Semoga lekas bahagia sampai akhir hayat," ucap pendeta.Bernard mendekatkan wajahnya dengan menunduk ke arah Bella, semua pasang mata menatap pada kedua pasangan suami istri yang baru saja disahkan itu.Bernard mendaratkan ciuman di bibir manis Bella, wanita itu pun membuka bibirnya dan menerima kecupan dari sang suami sungguh seperti mimpi. Bernard mencium Bella semakin dalam sehingga Ia lupa Jika masih ada orang-orang yang menatapnya."Maaf. Tolong pasangkan cincin ini dari jari Anda tegur pendeta sambil membawa cincin pernikahan kedua mempelai tersebut. Sontak saja Bernard melepas tautan bibir mereka sehingga tamu undangan yang hanya kerabat terdekat itu pun saling tertawa melihat tingkah Bernard yang

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 59: Berdamai dengan keadaan

    "Benar, ini adalah Adela gadis kecil yang Papa tolak keberadaannya," jawab sang istri dengan pelan mesti dengan senyum tapi suara itu sangat jelas di telinga ayahnya Bella."Tetap saja jika melihat anak kecil itu, aku sangat sakit hati saat Bella ditinggalkan begitu saja oleh suaminya dan dengan teganya menaruh bayi yang tidak berdosa, bahkan tanpa malu mereka pergi meninggalkan bayi itu yang ternyata tidak bisa melihat.""Belajar ikhlas, karena Putri kita sudah bahagia bersama pria yang tepat, dia suami yang baik bahkan saat kondisi Adella kritis Tuan Bernard lah yang menolongnya."Mereka terus berjalan saling berjejer menuju halaman yang luasnya mirip seperti lapangan bola, sangat jauh dengan rumah yang berada di Cianjur meski mereka terbilang orang kaya tetap saja di mata menantunya mereka adalah orang yang tidak mampu.Berjalan perlahan Setapak demi Setapak melangkah meski ragu tetap saja keluarga Bella me mantapkan diri untuk masuk ke rumah calon menantu mereka."Selamat d

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab: 58.. Pertemuan

    Satu bulan sudah Sherin menyiapkan pernikahan Bella dan Ben, dan semuanya sudah sembilan puluh sembilan persen selesai.Ya, sebelum dia pulang ke negara Paman Sam, dia harus memastikan jika putra sulungnya sudah menikah dengan gadis yang dicintainya.Sehingga Ia bisa pulang dengan tenang dan kali ini hidupnya menjadi lebih ringan juga sangat bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi nenek juga putranya akan menjadi ayah yang baik buat anak kembarnya nanti."Nanti malam Ayah dan keluargamu yang dari Cianjur akan datang, bersikap baiklah karena itu orang tua, itu yang utama untuk perjalanan hidup rumah tangga kalian berdua."Baik Ma, Bela akan ingat itu, tapi bagaimana dengan Adella?”"Adella adalah cucu Mama, dia tidak akan ke mana-mana apalagi diungsikan karena hanya ada satu orang yang tidak menyukainya dan itu tidak akan berpengaruh.""Terima kasih Ma. Bella sangat berharap ada keajaiban di sana, ayah saya akan lebih menerima Adella dengan tulus.""Baiklah sebentar lagi Be

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 57: Takdir

    "Mama! kakak sangat mesum, cepat nikahkan mereka!" teriak Rachel sembari berlari menuju kamarnya, sementara Bernard hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya. Meski perempuan itu telah bersuami tetap saja tingkahnya seperti anak remaja yang baru lulus sekolah SMP.Tentu saja Bela malu ia memberanikan diri untuk mencium Bernard ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan dengan langsung."Nanti kalau Rachel bilang ke mama, bagaimana? Sungguh saya tidak mau jika dianggap terlalu agresif, Tuan.""Bella sudah aku peringatkan ke sekian kalinya Jangan panggil aku dengan sebutan "Tuan" sungguh terdengar tidak nyaman sama sekali, aku mohon," kata Bernard dengan suara manjanya."Jika setelah menikah apa kamu juga akan memanggil aku dengan sebutan itu?" tanya Bernard yang berkacak pinggang di depan Bella."Tentu saja," jawab Bela sambil terkekeh geli."Panggil aku dengan sebutan sayang," ucap Bernard.Pria itu berbisik. Suaranya sangat pelan, sepelan mungkin sehingga perlak

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 56: Mimpi kawin

    Noda Hitam bab 56Sepasang kekasih perempuan memakai gaun berwarna putih tulang sedangkan lelaki memakai jas berwarna hitam.Keduanya berdiri di altar dan disaksikan oleh Pendeta dan juga tamu undangan, terlihat semua anak manusia tersebut saling senyum. Mencolek satu sama lain sehingga membuat para tamu undangan terkekeh melihat sepasang kekasih tersebut.Keduanya saling tatap dan pandang satu sama lain Seraya memegang tangan.Terlihat mempelai pria memejamkan mata sambil berkata "Saya mengambil engkau. Bella untuk memiliki dan memelihara mulai hari ini dan seterusnya, pada waktu baik atau buruk, pada waktu susah maupun duka, pada waktu Jaya maupun miskin, pada waktu sehat ataupun sakit, untuk mengasihi engkau dan menghargai engkau sampai kematian yang memisahkan kita berdua. Ini sumpah dan janji saya sesungguhnya."Setelah berucap setulus hati mempelai pria tersebut membuka matanya kini giliran mempelai perempuan memejamkan mata dan berucap "Saya, Bella mengambil engkau Bernard

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 55: Malu-malu

    Kini Bella dan Bernard sedang menuju ruang makan keduanya ditunggu oleh Sherin untuk makan siang, wanita sepuh itu sangat rindu makanan Indonesia.Wanita paruh baya yang berwajah Bule itu menggandeng Bernard dan Bella menuju ke ruang makan, terlihat makanan ciri khas Indonesia ada nasi dan urap juga ayam bakar tambah sambal terasi dan sayur asam ada juga ikan asin ciri khas lalaban petai yang baunya sangat mengenakan tapi nikmat di lidah."Wow! banyak sekali makanan ini apa Mama yang masak?" tanya Bella."Tentu tidak. Bibi yang masak ini semua."Mereka pun duduk di kursi makan masing-masing. Sherin duduk di kursi ujung sedangkan Rachel duduk di depan Bernard sementara Bella Masih Berdiri, perempuan itu bingung duduk di sebelah mana."Ya ampun duduk, Kak! di sebelah Kak Bernard dan Kenapa juga Kakak enggak segera duduk. Apakah ambeien?" goda Rachel sambil menahan tawa."Duduk sini." Bernard meraih tangan Bella sehingga wanita cantik itu duduk pas di dekatnya."Bella, ayo makan temani

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 54.. Hadiah kejutan

    Noda Hitam Bab 54Hadiah Setelah berada di dalam kamar Bernard, Bela terbelalak, karena di sudut tempat dia biasa duduk termenung terdapat satu tumpuk hadiah Entah dari siapa."Itu hadiah dari mama saat pulang dari luar negeri dan dari Bali memang sengaja untuk kejutan," ungkap Bernard saat melihat Bella kaget dan wajahnya sangat menggemaskan."Sebanyak itu?" tanya Bella, sangat penasaran."Itu hanya separuhnya yang lain ada di dalam kamar tamu. Nanti Mama ke sini sama Rachel untuk menjelaskan Apa saja kegunaan barang itu," terang Bernard.Pria itu memperlakukan Bella semakin manis dan lembut."Tuan, bisakah kau turunkan aku?" Bella meminta untuk diturunkan dari gendongan Bernard, selain ia mual mencium bau tubuh pria itu dia juga takut jatuh."Baiklah," jawab Ben, tanpa penolakan, karena ia tahu calon ibu dari anaknya itu butuh istirahat. Pria itu dengan hati-hati menurunkan Bella di atas tempat tidur menata bantal lalu menyusunnya memastikan calon istrinya itu senyaman mu

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 53: Seperti Siput

    Akhirnya Bernard dan Bella pulang ke rumah mereka, tentunya rumah Bernard yang dulu diperuntukkan untuk Kristin, tentu saja kini untuk Bella calon ibu dari anak-anaknya.Sherin dan Rachel memakai mobil yang lain keduanya mengikuti mobil Bernard yang melaju di depan mereka lebih dulu dengan kecepatan sedang. Tepatnya merayap mirip siput yang sedang balap lari.Senyum wanita yang sudah termakan usia itu selalu mengembang, karena dia bahagia sebentar lagi akan menjadi nenek seutuhnya. Begitu juga dengan Rachel, meski dirinya belum dikarunia anak tapi mendengar dan melihat kakaknya akan menjadi seorang ayah dia sangat senang sekali.Anak kandung atau ponakan ataupun anak angkat baginya itu tidak masalah, begitu pun dengan suaminya yang tidak terlalu menekan dirinya untuk mempunyai anak.James-suaminya sangat baik dan terbuka dalam hal apa pun juga, termasuk memperoleh anak.Karena anak itu karunia dari Tuhan, jadi saat belum diberi, mereka sangat menikmati setiap hari bulan madu."Bern

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 52: Calon Ayah

    "Kenapa harus ke dokter SpOG, Bukankah dokter yang lain juga ada?" tanya Bernard kepada Bima karena mereka khawatir pada kondisi Bella yang terlihat sangat lemah."Nona Bella harus diperiksa di USG dan lain-lain karena memastikan saja untuk kondisi kesehatannya nanti." jawab sang dokter dengan menahan sabar.Ia tahu sepupunya itu sangat ribet, dia menyukai Bella saat gadis itu belum dekat dengan Bernard, sekarang kenyataan pahit itu datang, dia berpikir yang lain, dan hatinya memang sangat sakit. Kala cintanya bertepuk sebelah tangan.Seketika Bernard terdiam hanya menatap Gadis itu yang tergolek lemah di atas ranjang pasien yang sangat sempit dan hanya dihalangi dengan pasien lain sehelai tirai yang berwarna biru.Bernard pun memberikan jalan untuk para perawat membawa Bella menuju ke ruangan dokter SpOG untuk segera diperiksa.Ben, berjalan bersisian dengan para perawat, wajah pria itu semakin menampakkan raut wajah yang dingin dan tegang. Tak berapa lama Sherin dan Rachel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status