Share

PROLOG .0.1

           Kehidupan Sang Tokoh Utama.

Sonut,14 September 2000

Pukul : 00.15

Di musim panas tahun kedua Sekolah Menengah Atas, namaku Arin El Luis atau biasa dikenal dengan nama Arin Simerah  adalah seorang gadis yang tidak terlalu pintar, ceroboh dan sering menghabiskan waktunya hanya untuk tidur dikelas. Sampai-sampai ia harus mendapat peringkat  terakhir di segala bidang mata pelajaran.

Tidak.. Bukan berarti aku anak paling bodoh yang suka bermalas-malasan dalam belajar, hanya saja?!

Plakkk.... 

Ibuku yang menderita gangguan mental sering kali memaksaku untuk menjadikannya sebagai kelinci percobaan ataupun sebuah samsak hidup saat tengah malam tiba.

Sungguh, aku tak mengerti mengapa ibu begitu terobsesi dengan tubuh anaknya ini,bahkan diusiaku yang baru menginjak 15 tahun wanita itu terus saja memukulku tanpa henti. 

Aku ingat ketika beliau berusia 29 tahun ia sangat menikmati perannya sebagai ibu dua anak dikeluarga kecil ini,namun kasih sayangnya yang sering ia tunjukan kini hanya sebuah khayalan belaka. Kini ibu menjadi sesosok pendiam, sering murung, dan bahkan marah tanpa sebab. 

Aku tak begitu mengingat bagaimana ibu memperlakukanku saat aku masih kecil, karena diusiaku yang ke 9 tahun aku telah kehilangan ingatan pasca ibu memukul kepalaku dengan menggunakan potongan besi. 

Ibuku bukanlah orang yang harus dihormati ataupun dikagumi ,dia tak lain adalah Sebuah  Monster yang sengaja bersembunyi didalam tubuh manusia. 

'Sial..Sial..Sial.'

Wanita itu terus memberikan pukulan keras diseluruh tubuhku.

"Brengsek."

"Kenapa kau selalu membuatku marah? "

"Cepat katakan...Hah!!!"

Dengan emosi yang membara wanita itu terus menerus melontarkan kalimat pedas kearahku.

Sfx : Bukk...

Wanita itu memberikan  serangan tinju tepat mengenai perut datarku,tak ada kata jeda maupun istirahat didalam benaknya ia terus saja memukuliku tanpa henti dan sebagai hadiah penutup, beliau juga menarik beberapa helai rambutku hingga rasa sakit itu mulai bermunculan dikepalaku

(sangat menyakitkan).

"Cukup ibu.. Hentikan!" rintihku.  

"Ughh..Apa salahku ibu? Kenapa kau terus saja menyiksaku? "

"Apa karena aku anakmu, kau bebas menyiksaku seperti ini! Hah.. "

"Sungguh kau benar-benar tak pantas untuk disebut ibu,mentalmu sangat lemah. Lebih baik kau enyah dari dunia ini dan jangan menjadi beban dalam hidup kami. "

Aku yang muak dengan sifatnya terus saja memaki dan mengutuknya.

Jika saja perkataanku ini bisa membuatnya sadar dan merasa bersalah! tapi sayangnya itu serasa mustahil ibuku justru terlihat kegirangan dan bahkan sampai berlarian kesana kemari hanya untuk mengekspresikan rasa gembiraannya.Disaat bersamaan ia juga memukuli wajah manisnya hingga nyaris lebam dan lagi luka goresan kecil dari kukunya yang runcing menyebabkan darah merah mengucur membasahi pipinya. 

Sungguh penampilannya kali ini benar-benar membuatku sangat ketakutan.

"Ahaha..Berani sekali kau menasihatiku."

"Beban!!? Beban seperti apa? 

Seperti dirimukah bocah!!"

"Ahahaha..."

Cekikikan tawanya terus terngiang-ngiang dikapalaku, mungkinkah tindakanku kali ini sangat salah?

Dengan tatapan sinis disertai beberapa derit dari giginya memberikan sebuah  sinyal kepadaku bahwasanya : Wanita ini benar-benar lepas kendali (Out Of Control)

Bak monster yang ingin menyergap mangsanya mungkin seperti itulah kondisiku saat ini, tubuhku terasa kaku dan sebagian besar otot yang kumiliki tak mampu kugerakan (menyelamatkan diri) bahkan untuk bergeser sedikit saja seperti mustahil untuk kulakukan. 

Kali ini, sebelum aku mati, mungkin aku harus mengucapkan beberapa kalimat penutup kepada kalian.

'Selamat Tinggal Arin. Semoga Kau Beristirahat Dengan Tenang Di Alam Sana. '

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status