Share

Bab 11

Author: El Baarish
last update Last Updated: 2025-07-13 08:54:38

Seleb 11

.

"Kenapa pula ini, Bang? Kok narik narik tangan, masih jam 10 ini, masih banyak orang di luar, Bang!" kataku pada Bang Fahri seraya menggodanya.

"Sakit lah, Bang." Sengaja mengeluh sakit agar suami segera melepas tanganku. Padahal dia nariknya biasa aja, gak nyeret juga.

"Eh, maafin Abang, Dek." Bang Fahri memeriksa tanganku yang memang gak kenapa-napa.

"Lagian kenapa sih, Bang. Kita kan lagi ngomong sama Mamak!" kataku yang sedikit tak terima karena Bang Fahri seperti memotong pembicaranku dan Ibu tadi.

Bang Fahri menatapku dengan serius, kemudian ia menepuk kasur dengan tangannya.

"Masih jam 10, Bang. Adek juga capek banget malam ini,"

"Bukan itu, Dek."

"Jadi, apa?" tanyaku pura-pura tidak tahu.

Kembali Bang Fahri menatapku sangat serius.

"Dek …," panggilnya.

Aku menatapnya bertanya ada apa

"Abang tau, Mamak pengen banget naik haji, tapi jangan pula kasih harapan untuk Mamak dengan menjanjikan haji untuknya." Bang Fahri berkata dengan lembut, mungkin takut aku tersinggung.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 11

    Seleb 11."Kenapa pula ini, Bang? Kok narik narik tangan, masih jam 10 ini, masih banyak orang di luar, Bang!" kataku pada Bang Fahri seraya menggodanya."Sakit lah, Bang." Sengaja mengeluh sakit agar suami segera melepas tanganku. Padahal dia nariknya biasa aja, gak nyeret juga."Eh, maafin Abang, Dek." Bang Fahri memeriksa tanganku yang memang gak kenapa-napa."Lagian kenapa sih, Bang. Kita kan lagi ngomong sama Mamak!" kataku yang sedikit tak terima karena Bang Fahri seperti memotong pembicaranku dan Ibu tadi.Bang Fahri menatapku dengan serius, kemudian ia menepuk kasur dengan tangannya."Masih jam 10, Bang. Adek juga capek banget malam ini,""Bukan itu, Dek.""Jadi, apa?" tanyaku pura-pura tidak tahu.Kembali Bang Fahri menatapku sangat serius."Dek …," panggilnya.Aku menatapnya bertanya ada apa"Abang tau, Mamak pengen banget naik haji, tapi jangan pula kasih harapan untuk Mamak dengan menjanjikan haji untuknya." Bang Fahri berkata dengan lembut, mungkin takut aku tersinggung.

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 10

    Seleb 10."Ini sarungnya, Bang." Aku menyiapkan sarung beserta baju koko untuk Bang Fahri. Aku sendiri sudah siap dengan gamis dan bergo seperti yang biasa kupakai."Iya," sahut suamiku seraya memakaikan sarungnya.Malam ini, di rumah ada acara tahlilan tahunan untuk mengenang kepergian Bapak. Nanti akan ada Ustadz yang memimpin doa bersama. Kami juga sudah menyediakan nasi berkat yang dimasak siang tadi.Aku dan Bang Fahri keluar setelah siap. Beberapa orang sudah berkumpul di tikar yang kami gelar. Hanya menunggu ustad pemimpin doa yang belum datang.Aku menatap Bang Fahri saat melihat Mayra dan Adel yang pakaiannya terlihat tak sopan di acara agamis seperti ini. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka. Apa mereka memang gak terlalu memikirkan adab atau terlalu bablas stylenya.Adel mengenakan celana jeans robek robek yang ketat banget di kaki jenjangnya. Ia memadukan dengan kemeja yang dimasukin ke dalam celana. Jilbabnya dipakai, tapi gak dipentulin, cuma dipakai gitu aja d

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 9

    Seleb 9."Wah, Adel, barang baru kau ya?" seru Mayra saat baru sampai di rumah Ibu dan melihat sudut kecil tempat Adel biasa live.Saat itu aku sedang berada di kamar, tapi bisa mendengar obrolan mereka. Aku sengaja keluar keluar untuk menyapa Mayra, dan anaknya. Juga ingin mendengar apa selanjutnya yang mereka obrolkan.Terkadang bagiku, obrolan mereka bisa jadi lelucon. Tentang bagaimana mereka saling menunjukkan viewer, follower, dan konten-konten yang fyp menurut mereka.Lucu juga kalau lagi liat mereka ngonten. Saling adu keestetikan. Apalagi saat mereka saling berbagi pengalaman untuk mengambangkan konten, yang terkadang bagiku tersakiti kurang tepat dan lucu."Iya, Kak," kata Adel sambil cengengesan.Masih kuingat saat kemarin barangnya sampai. Adel berteriak kesenangan karena tripod yang kuberikan model kokoh dan punya kaki tiga. Duh, udah kek larutan penyegar aja ya, kaki tiga.Ya begitulah, aku juga memberikannya soft box biar pencahayaannya bagus, dan lebih meningkatkan ku

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 8

    Seleb 8.Aku keluar dari kamar, seperti uring-uringan bolak balik dari ruang tengah, teras, dan ke kamar. Gak biasanya sinyal seperti lumpuh total, padahal sejak lama aku sudah pakai provider yang bisa dibilang paling kuat sinyalnya. Aku berkali-kali berdecak kesal karena harus mengecek beberapa data di ponsel ini, juga harus mengirimkan beberapa keperluan lainnya untuk orang lain. Namun, karena masalah sinyal, jadi terhambat.Ah, menyebalkan sekali. Padahal sejak awal menikah, aku sudah bertanya pada Bang Fahri mengenai sinyal di rumahnya. Bagus katanya.Aku kembali ke teras, dan menarik salah satu kursi. Bahkan aku tak peduli pada Adel yang sedang sibuk mereview salah satu produk bodycare lokal yang sangat terkenal, juga sangat terkenal suka bagiin sampel dan memakai jasa endorse seleb pemula yang memerlukan dukungan.Aku menjauh dari Adel, karena gak mau ribut, masih pagi."Pasti iPhone bekas kan?" Tiba-tiba aku menoleh pada Adel. Lalu, menatap ponsel yang kini kupegang. Mungkin

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 7

    Seleb 7."Ma, Adek mau es krim lah," rengek Naufal, bocah kelas satu SD itu pada ibunya. Naufal anak pertama Mayra, masih sendirian, belum nambah adek dia.Hari ini Mayra, adik pertama dari Bang Fahri berkunjung ke rumah. Ini kali kedua aku melihat wajahnya setelah waktu itu datang ke acara akad."Halah, gak usah lah. Kau lagi pilek itu," tolak Mayra.Di desa ini masih ada yang jualan es krim keliling. Sebab itu, Naufal merengek karena ada anak tetangga yang beli. Jadi, gerobak es krim khas kampung itu berhenti di dekat rumah."Gak lah, Ma. Udah sembuh Adek," bantah anak itu, tetap kekeuh pengen es krim."Sana minta sama nenek! Mama gak ada pula duit pecah," kata Mayra.Aku bahkan geleng kepala melihat Mayra. Bisa-bisanya ia pelit gitu ke anak. Palingan harga es krim cuma dua ribuan untuk anak-anak, atau lima ribu kalau pake roti.Bukannya dibeliin, malah disuruh minta sama Ibu yang sedang jualan es tebu.Aku masuk kamar dan mengambil uang lima belas ribu. Kemudian memberikannya untu

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Pelit

    Seleb 7."Ma, Adek mau es krim lah," rengek Naufal, bocah kelas satu SD itu pada ibunya. Naufal anak pertama Mayra, masih sendirian, belum nambah adek dia.Hari ini Mayra, adik pertama dari Bang Fahri berkunjung ke rumah. Ini kali kedua aku melihat wajahnya setelah waktu itu datang ke acara akad."Halah, gak usah lah. Kau lagi pilek itu," tolak Mayra.Di desa ini masih ada yang jualan es krim keliling. Sebab itu, Naufal merengek karena ada anak tetangga yang beli. Jadi, gerobak es krim khas kampung itu berhenti di dekat rumah."Gak lah, Ma. Udah sembuh Adek," bantah anak itu, tetap kekeuh pengen es krim."Sana minta sama nenek! Mama gak ada pula duit pecah," kata Mayra.Aku bahkan geleng kepala melihat Mayra. Bisa-bisanya ia pelit gitu ke anak. Palingan harga es krim cuma dua ribuan untuk anak-anak, atau lima ribu kalau pake roti.Bukannya dibeliin, malah disuruh minta sama Ibu yang sedang jualan es tebu.Aku masuk kamar dan mengambil uang lima belas ribu. Kemudian memberikannya untu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status