Share

15. GAGAL MEMASAK NASI

“Beda gimana, Suf?” Ibu menatap Mas Yusuf heran.

“Ini enak banget, Bu. Beda dari biasanya.”

Hah? Senyumku mengembang seketika. Tadinya, kupikir Mas Yusuf tak menyukainya.

“Jadi, masakan Ibu udah kalah, nih?” tanya Ibu diiringi lirikan menggoda ke arahku.

“Sayur bening dan sambalnya buatan Almira, loh,” jawab Ibu.

Meski harus dikomando oleh Ibu, tetapi aku senang karena masakan itu kerja keras dari tanganku sendiri. Ibu hanya menambahkan garam sedikit pada sayur bening dan mengiris bagian tengah cabai. Itu saja. Selebihnya, aku yang melakukan.

Huh! Akhirnya … jebol juga predikat memasak untuk diriku hari ini.

Mas Yusuf menatapku yang sumringah sedari tadi. “Enak. Serius, ini enak, Sayang.”

“Itu yang ngeracik bahan buat sambal dan sayur bening—Almira sendiri. Ibu cuma ngasih tahu ada bawang, tomat, dan lain-lain. Yang atur takarannya, istrimu sendiri, Suf,” jelas ibu mertua.

“Seneng, ya, bisa masak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status