Share

14. DRAMA MENGUPAS BAWANG

“Astaga, Mira! Jangan dikucek! Tanganmu habis pegang bawang! Aduh, sini, sini!”

“Ibu, tolong! Ini perih sekali! Aku gak tahan!”

Bukan aku yang mencuci muka, melainkan ibu mertua yang mencuci mukaku. Kedua tanganku bahkan disabun oleh beliau. Ibu membawaku keluar ruangan. Aku diminta merasakan embusan angin yang menerpa. Air mata tak hentinya mengalir sejak tadi.

Sangat perih memang, tetapi rasa perih itu perlahan hilang. Saat kutatap Ibu, kulihat beliau tampak sangat khawatir terhadap diriku.

“Udah mendingan?”

“Udah, Ibu. Udah gak seperti tadi.”

“Udah, bawang merahnya, ibu saja yang kupas,” kata ibu mertua.

“Nggak, Bu. Aku saja. Semua ini proses. Namanya juga belajar. Perih, gak apa-apa. Sekarang aku sudah tahu kalau bawang merah itu bisa buat perih ke mata.”

“Gak, Mir. Ibu aja. Kamu kupas bawang putih aja lebih mudah.”

“Oh, begitu? Baiklah.”

Saat sudah memasuki dapur, aku mengupas bawang pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status