Share

19. (POV YUSUF)

(POV YUSUF)

Saat pagi menjelang dan istriku membuka mata, bergegas aku menciumi wajahnya. Dia memang tampak pucat dan suhu tubuhnya sedikit lebih hangat dari biasanya.

“Nanti kita ke dokter, ya!” ajakku.

“Gak usah, Mas. Ini jam berapa?”

“Jam tujuh.”

Almira terbelalak. “Loh, aku harus bantuin Ibu.”

Cepat-cepat kudekap tubuhnya saat hendak beranjak. “Kamu itu lagi sakit. Gak usah bantuin Ibu, gak apa-apa. Ibu juga udah tahu dan minta kamu istirahat.”

“Tapi aku gak enak sama Ibu. Aku tiduran begini, sedangkan Ibu mengerjakan apa-apa sendiri. Aku mau bantuin, aku udah gak apa-apa, kok. Serius.” Almira masih berusaha baik-baik saja meski kutahu dirinya berbohong.

Kutatap matanya sedalam mungkin. Kubiarkan kedua tanganku tetap melingkar di tubuh mungilnya. “Untuk kali ini, istirahat! Dengarkan suamimu ini!”

“Ibu gak marah?”

“Ibu gak akan marah, Sayang. Tunggu di sini!”

Aku beranjak dan p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status