Share

Bab 10

MERTUA PELIT, MENANTU CERDIK (10)

Lina melirik jam dinding, sudah jam enam pagi, dia buru-buru membangunkan suaminya untuk membantunya mengurus Novi. Dia bergegas menuju dapur. Aroma nasi yang baru saja matang menguar ke penjuru dapur.

"Maaf, Buk, aku kesiangan," kata Lina.

"Iya, ibuk sudah rajang daun singkongnya, kamu tinggal masak, kelapanya juga sudah ibu parut!"

"Makasih, ya, Buk," kata Lina. Dia mengulek bumbu untuk bobor daun singkong, kemudian dia melirik nampan di atas meja.

"Buk, kok ada tempe?"

"Iya, tadi Sulaiman bakul tempe, minta daun pandan di depan, kirain sebiji dua biji tahunya banyak, ibu sindir, eh, dikasih tempe," kata Bu Romlah sambil terkikik.

"Ya Allah, Buk, timbang daun pandan saja minta imbalan?"

"Biar saja, habisnya maksa minta banyak, ibu bilang saja kalau jaman sekarang gak ada yang gratis."

"Wow, impresif!" kata Lina sambil geleng kepala.

"Apa sih, dari kemaren anak-anak itu bilang impresif-impresif, makanan apa itu?"

"Gatau, Buk, aku kan gak p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status