Anniversary Terakhir

Anniversary Terakhir

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Oleh:  Indira HasyaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
2Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sabarku telah habis, 10 tahun mengemis cinta padanya. Kini, aku memutuskan untuk berpisah, tepat di anniversary kami. Aku akan buat kenangan yang tidak bisa dia lupakan.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Sehari Saja

Anniversary Terakhir

Andai aku tahu sejak awal kalau dia tidak menginginkan pernikahan ini, aku tidak akan memaksa menikah meski pernikahan kami sudah direncanakan sejak kami masih kecil.

______

"Kayra memintaku untuk segera menikahinya, Anin. Kami sudah lama menunggu."

Sepuluh tahun kami menikah, ternyata apa yang aku lakukan selama ini tidak membuatnya menerimaku. Andai aku tahu sejak awal, aku tidak akan memaksakan diri menikah dengan Mas Fajar.

Saat itu ibu mengajakku ke kampung halaman setelah bapak meninggal, ibu bilang, mereka sudah menjodohkanku dengan anak temannya.

Fajar Nugraha nama lelaki itu. Aku tidak sepenuhnya ingat karena keluarga kami di perantauan saat kami sama-sama masih kecil.

"Pergilah, temui keluarga Abas, nikahkan Anin sama Fajar. Aku tidak mau membawa hutang janji sampai mati."

Bapak bilang itu hutang janji, aku tidak tahu perjanjian seperti apa yang mereka lakukan hingga ibu langsung membawaku ke kota tempat tinggal keluarga Mas Fajar.

Saat ibu menemui keluarga Mas Fajar, mereka tampak sangat menerima kami hingga saat ibu mengatakan perihal pernikahan kami pun mereka langsung menyambut antusias.

"Kami sudah lama menunggu kalian datang." Begitu kata ibunya Mas Fajar saat itu.

Merasa tidak ada lagi yang perlu diperbincangkan, mereka akhirnya merencanakan pernikahan kami. Aku dan Mas Fajar juga bertemu biasa saja, kupikir karena kami belum terlalu kenal saja makanya sikapnya tak acuh. Namun, setelah kami menikah, aku mendengar sendiri kalau ternyata Mas Fajar sebenarnya sudah punya calon istri dan mereka hampir menikah sebelum aku datang.

"Kenapa Mas nggak bilang kalau sudah punya calon?" tanyaku waktu aku memergoki Mas Fajar bersama kekasihnya seusai pernikahan kami.

"Seharusnya kamu sadar dengan sikapku selama ini, Anin. Kenapa kamu seolah tidak mau tahu perasaanku, memangnya kamu menikah hanya peduli dengan perasaanmu saja," kata Mas Fajar kala itu. Kayra --kekasihnya menangis sambil memeluk Mas Fajar, rasanya hati ini bagai dic*bik.

Aku seperti wanita murahan yang menawarkan diri untuk dinikahi, padahal jika Mas Fajar mengatakan terus terang sebelumnya, aku tidak memaksa dan kami akan kembali ke kota tempat tinggal kami.

Setelah aku mengetahui yang sebenarnya, aku meminta pembatalan nikah, tapi saat itu ibu yang ternyata mendengar pembicaraan kami, memohon padaku untuk bersabar. Ya, aku akhirnya memutuskan untuk bersabar sampai Mas Fajar menerimaku.

Tahun berlalu pernikahan kami berjalan hingga di tahun kedua aku melahirkan Bani, putra pertama kami yang wajahnya sangat mirip dengan Mas Fajar.

Aku pikir setelah anak kami lahir, Mas Fajar mau menerimaku, ternyata aku salah, dia tetap bersikap acuh padaku, bahkan semakin hari dia semakin menunjukkan kalau dia jijik padaku.

"Kalau itu yang kamu harapkan, baiklah, Mas. Aku menyerah, tapi dengan satu syarat."

"Apa pun akan aku lakukan asal kamu mau kita cerai."

"Aku ingin di anniversary terakhir kita, kamu beri aku hadiah." Aku menghela napas berusaha untuk tetap tegar. "Sehari saja, kamu menjadi suami selayaknya suami tanpa ada Kayra di antara kita. Setelah itu, kamu bisa menalakku."

"Sehari kan?" Mas Fajar tampak berat dengan permintaanku.

Aku mengangguk, "sehari saja, aku ingin ke tempat yang dulu kita rencanakan untuk bulan madu."

Dulu sebelum kami menikah, aku sudah merencanakan bulan madu dan Mas Fajar menyetujui saja rencana kami. Aku sudah menyiapkan semuanya, tiket sudah dipesan dan Hotel juga sudah di booking. Namun, setelah menikah, rencana itu digagalkan sepihak oleh Mas Fajar karena alasan Keyra tidak setuju. Aku pun waktu itu hanya ikut saja apa yang dikatakan Mas Fajar.

"Sabar, Nduk. Jadi istri yang patuh pada suami, nanti lama-lama Fajar akan menerimamu.

Lihatlah batu itu, sekeras-kerasnya batu jika ditetesi air pasti akan berlubang. Apalagi hati manusia."

Nasehat ibu selalu aku ingat, aku menjalankan kewajibanku sebagai istri, menyiapkan semua keperluannya, menjaga rumah agar tetap bersih hingga dia merasa nyaman dan merawat serta mendidik anak kami dengan baik .

Aku masih ingat, begitu bangganya Mas Fajar ketika Albani putra kami mendapatkan penghargaan di sekolahnya. Aku mengamalkan ilmu yang kudapat dulu untuk mengajari putraku hingga beberapa kali sekolah menunjuk Bani mewakili sekolahan.

Selain memang Bani anak yang cerdas, dia juga rajin belajar, tidak pernah protes saat aku mengajaknya belajar.

"Anin memang ibu yang pintar, dia yang mengajari Bani sampai Bani bisa lolos seleksi tingkat provinsi." Kala itu Mas Fajar dengan bangga memujiku, aku tahu dia memang tulus saat itu. Selama ini aku memang berusaha melakukan hal yang membuat Mas Fajar bangga. Namun, itu tidak lama karena tiba-tiba Keyra datang saat kami merayakan keberhasilan Bani dan Mas Fajar berubah seketika.

Mungkin saat itu Keyra mendengar Mas Fajar memujiku, Keyra memberi kode pada Mas Fajar untuk menjauhiku dan seperti biasanya, Mas Fajar langsung patuh pada Keyra.

Apa orang tua Mas Fajar tidak menegur? Tentu mereka tidak menegur Mas Fajar yang tampak jelas menunjukkan kepeduliannya pada Keyra dibanding aku.

Aku pernah meminta ibu mertua untuk menasehati Mas Fajar, tapi ibu malah menjawab itu bukan urusannya karena masalah hati tidak bisa orang lain ikut campur.

"Mereka sudah dekat sejak lama, Anin. ya, wajar kalau mereka masih saling mencintai. Lagi pula, mereka juga hampir menikah kalau saja kamu tidak datang." Mendengar ucapan ibu mertua hatiku sakit, aku tidak tahu kenapa dulu waktu ibuku datang mereka seperti menunggu kedatangan kami.

Satu tahun yang lalu ibuku meninggal, Mas Fajar semakin berani menunjukkan sikap tidak sukanya padaku, kalau biasanya Mas Fajar menutupi hubungan buruk kami di depan orang-orang, tapi setelah ibu meninggal dia terang-terangan. Semua karyawan rumah makan kami juga tahu dan mereka bukannya membelaku, justru mereka membela Keyra yang hanya seorang mantan.

Saat ada wanita yang seharusnya membela wanita lain, tapi apa yang aku harapkan, aku dituduh perebut padahal aku tidak tahu apa-apa dengan hubungan mereka.

"Siapkan semuanya, aku hanya tinggal berangkat saja kan?" tanya Mas Fajar sembari mengikat tali sepatunya.

Dia sudah memakai baju olah raga, biasanya saat libur begini Mas Fajar mengajak Bani olah raga, bocah itu sudah menunggu di luar sejak tadi.

"Iya, Mas, aku siapkan semua, termasuk berkas untuk mengajukan gugatan cerai kita."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
7 Bab
Sehari Saja
Anniversary Terakhir Andai aku tahu sejak awal kalau dia tidak menginginkan pernikahan ini, aku tidak akan memaksa menikah meski pernikahan kami sudah direncanakan sejak kami masih kecil. ______ "Kayra memintaku untuk segera menikahinya, Anin. Kami sudah lama menunggu." Sepuluh tahun kami menikah, ternyata apa yang aku lakukan selama ini tidak membuatnya menerimaku. Andai aku tahu sejak awal, aku tidak akan memaksakan diri menikah dengan Mas Fajar. Saat itu ibu mengajakku ke kampung halaman setelah bapak meninggal, ibu bilang, mereka sudah menjodohkanku dengan anak temannya. Fajar Nugraha nama lelaki itu. Aku tidak sepenuhnya ingat karena keluarga kami di perantauan saat kami sama-sama masih kecil. "Pergilah, temui keluarga Abas, nikahkan Anin sama Fajar. Aku tidak mau membawa hutang janji sampai mati." Bapak bilang itu hutang janji, aku tidak tahu perjanjian seperti apa yang mereka lakukan hingga ibu langsung membawaku ke kota tempat tinggal keluarga Mas Fajar. Saat ib
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Menyerah
Aku memutuskan untuk menyerah setelah Mas Fajar berkali-kali minta agar aku mengajukan gugatan cerai. Mereka memang meminta aku yang menggugat cerai karena usaha yang kami kelola adalah murni dari uangku. Saat ini Mas Fajar yang membantuku mengelola rumah makan kami. Saat awal menikah, Mas Fajar bekerja di kantor perkebunan di kota ini. Aku yang sejak awal tidak diterima oleh Mas Fajar merasa perlu punya usaha sendiri karena aku pikir, jika aku menguatkan ekonomi keluarga, mereka akan melihatku, tidak hanya menganggapku sebagai benalu saja. Kebetulan aku pernah kursus memasak dan orang-orang bilang rasa masakanku enak. Berbekal dari uang sisa penjualan rumah di kota, aku membuka rumah makan, bukan rumah makan kecil, tapi aku membuat rumah makan besar setara kafe. Karena aku tinggal di kota pinggiran, tentu aku mengusung konsep rumah makan. Untuk urusan ini aku merasa Tuhan begitu baik padaku, di tahun ke dua, usahaku semakin ramai, aku bisa memperkerjakan hingga seratus karyawan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Ide Gila Anin
“Aku nggak setuju, nanti setelah kalian bulan madu, kamu nggak jadi ceraikan Anin.” Kayra bersendekap menatap sinis pada Fajar.“Apa kamu meragukan pengorbananku, Kay?” Fajar mendengus, dia ingin segera menyelesaikan ini, tinggal selangkah lagi, tapi kenapa Kayra mempersulitnya.Ini sudah entah kesekian kalinya Fajar meyakinkan agar Kayra memberi izin, toh, itu hanya sehari, setelah itu mereka bisa menikah dan Fajar tidak kehilangan hartanya karena Anin yang mengajukan gugatan cerai seperti perjanjian sebelum menikah. Dan … karena perjanjina itulah akhirnya membuat Fajar terus saja menyakiti Anin agar Anin tidak bahagia dan cepat mengajukan gugatan cerai.“Sehari kamu bersamanya, hanya berdua. Mustahil kamu nggak tertarik sama Anin.”Fajar meraup wajahnya kasar, terlalu lelah menghadapi sikap egois Kayra.“Aku sudah buktikan 10 tahun bisa, ini hanya sehari. Ayolah, Kay, jangan seperti anak kecil atau aku yang menceraikan Anin tapi kamu harus terima kalau aku tidak punya apa-apa. Kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Buatkan Adek untuk Bani
“Aku titip Bani, Bu.”“Memangnya kamu mau ke mana?”Ibu sedang mengambil makanan, seperti biasanya beliau jarang memasak, bahkan tidak pernah memasak selalu membawa dari rumah makan kami, tak jarang juga aku meminta karyawanku untuk mengirimi makanan. Itu terjadi sudah sejak lama. Awalnya hanya sesakali saja, lama-lama hampir tiap hari, lebih parahnya semenjak ibu meninggal, ibu mertua minta jatah sehari tiga kali. Aku tidak masalah, toh itu hanya makanan, lagi pula rumah makan semakin ramai, kamu juga buka catering untuk acara nikahan. “Mau bulan madu, mau buatkan adek untuk Bani,” jawabku.Ibu yang mengambil telur balado sampai menjatuhkan telurnya di lantai, mungkin karena kaget aku bilang begitu.Selama ini mereka sudah memintaku buatkan adik untuk Bani, aku sebenarnya juga mau, tapi Mas Fajar tidak mau punya anak lagi, entah alasan apa, tapi beberapa minggu yang lalu akhirnya aku tahu kalau itu permintaan Keyra, aku tak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka.“Kamu nggak boleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Membuang Berlian
“Nin, kamu di mana?” Fajar mencari ke semua ruangan di vila itu, dia tidak menemukan istrinya.Seharian kemarin mereka melakukan banyak hal bersama, main kejar-kejaran di pantai; membuat kue bersama dan banyak lagi kegiatan yang belum pernah mereka lakukan selama 10 tahun diakhiri dengan malam panjang penuh gelora. Fajar tidak pernah merasakan sebahagia ini selama 10 tahun. Dia merasa Anin berbeda dari biasanya.Saat dia kembali lagi ke kamar, dia baru sadar kalau koper yang dibawa Anin sudah tidak ada. Fajar langsung memerikan lemari dan … benar juga, baju-baju Anin tidak ada, di lemari hanya ada bajunya dan juga ….Dia mengambil map warna kuning yang ada di atas bajunya. Fajar membuka map itu, dia menegrutkan dahi saat membaca kop surat bertuliskan pengadilan agama.Tubuh Fajar langsung lemas, dia mendesah pelan. Apa yang dikatakan Anin ternyata benar terjadi, dia meminta hadiah anniversary terakhir dan memberikan hadiah indah itu.Tidak, Fajar berubah pikiran sejak semalam. Saat di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Orang Gila
Di rumah, tidak ada siapa-siapa. Dia mencari Anin dan anaknya tidak ada di seluruh ruangan, di taman belakang yang biasa digunakan Anin sebagai tempat mengisi waktunya yang luang, Fajar tidak menemukan sosok itu.Dulu setiap kali Fajar menengok ke taman belakang, dia melihat Anin duduk dengan laptopnya begitu fokus, entah apa yang dikerjakan Anin, Fajar tidak peduli, dia bahkan tidak suka di taman belakang karena akan melihat Anin, dia lebih suka di ruang keluarga sambil menonton televisi dan juga bisa menelepon Kayra.Fajar masuk ke kamar untuk melihat pakaian Anin. Saat membuka lemari, dia tidak menemukan pakaian Anin yang hanya setumpuk itu. Fajar yakin kalau Anin benar-benar meninggalkannya.“Kenapa tidak memberiku kesempatan, Nin,” gumamnya pelan.Dia ingin diberi kesempatan, dia akan memutuskan hubungannya dengan Keyra, dia sudah bertekat memutuskan memilih Anin.“Apa Anin bilang sesuatu pas jemput Bani?” tanya Fajar pada ibunya. Dia numpang makan di rumah ibunya karena sejak pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Awal Kehancuran
“17 juta?” Fajar melotot melihat mutasi rekeningnya melalui mobile banking. Dia memang memberikan kartu ATM-nya pada Keyra. Ya, dari pada memberi nafkah pada istrinya, Fajar memilih memberi nafkan pada Keyra.Fajar langsung melakukan panggilan pada Keyra setelah sejak kemarin panggilan dari wanita itu dia abaikan.Saat ini Fajar berada di depan pengadilan menjalani sidang pertama. Dia pikir Anin akan datang, ternyata Anin tidak datang hanya diwakilkan oleh pengacara saja. Sindang mediasi akhirnya tidak dilakukan karena menurut pengacara, keputusan Anin sudah bulat dan itu sudah menjadi kesepakatan bersama, Anin juga mengatakan kalau perceraian itu adalah keinginan Fajar sejak lama. Anin sudah mempertahankan pernikahan, tapi Fajar tidak mau.Semua yang dikatakan pengacara Anin tidak salah, Fajar memang sejak lama mendesak Anin untuk mengajukan gugatan cerai, tapi entah kenapa saat Anin mengabulkan dan melakukan gugatan cerai, dia merasa tidak nyaman, Fajar ingin diberi kesempatan lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status