Anniversary Terakhir

Anniversary Terakhir

last updateLast Updated : 2025-06-24
By:  Indira HasyaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
35Chapters
7.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sabarku telah habis, 10 tahun mengemis cinta padanya. Kini, aku memutuskan untuk berpisah, tepat di anniversary kami. Aku akan buat kenangan yang tidak bisa dia lupakan.

View More

Chapter 1

Sehari Saja

Anniversary Terakhir

Andai aku tahu sejak awal kalau dia tidak menginginkan pernikahan ini, aku tidak akan memaksa menikah meski pernikahan kami sudah direncanakan sejak kami masih kecil.

______

"Kayra memintaku untuk segera menikahinya, Anin. Kami sudah lama menunggu."

Sepuluh tahun kami menikah, ternyata apa yang aku lakukan selama ini tidak membuatnya menerimaku. Andai aku tahu sejak awal, aku tidak akan memaksakan diri menikah dengan Mas Fajar.

Saat itu ibu mengajakku ke kampung halaman setelah bapak meninggal, ibu bilang, mereka sudah menjodohkanku dengan anak temannya.

Fajar Nugraha nama lelaki itu. Aku tidak sepenuhnya ingat karena keluarga kami di perantauan saat kami sama-sama masih kecil.

"Pergilah, temui keluarga Abas, nikahkan Anin sama Fajar. Aku tidak mau membawa hutang janji sampai mati."

Bapak bilang itu hutang janji, aku tidak tahu perjanjian seperti apa yang mereka lakukan hingga ibu langsung membawaku ke kota tempat tinggal keluarga Mas Fajar.

Saat ibu menemui keluarga Mas Fajar, mereka tampak sangat menerima kami hingga saat ibu mengatakan perihal pernikahan kami pun mereka langsung menyambut antusias.

"Kami sudah lama menunggu kalian datang." Begitu kata ibunya Mas Fajar saat itu.

Merasa tidak ada lagi yang perlu diperbincangkan, mereka akhirnya merencanakan pernikahan kami. Aku dan Mas Fajar juga bertemu biasa saja, kupikir karena kami belum terlalu kenal saja makanya sikapnya tak acuh. Namun, setelah kami menikah, aku mendengar sendiri kalau ternyata Mas Fajar sebenarnya sudah punya calon istri dan mereka hampir menikah sebelum aku datang.

"Kenapa Mas nggak bilang kalau sudah punya calon?" tanyaku waktu aku memergoki Mas Fajar bersama kekasihnya seusai pernikahan kami.

"Seharusnya kamu sadar dengan sikapku selama ini, Anin. Kenapa kamu seolah tidak mau tahu perasaanku, memangnya kamu menikah hanya peduli dengan perasaanmu saja," kata Mas Fajar kala itu. Kayra --kekasihnya menangis sambil memeluk Mas Fajar, rasanya hati ini bagai dic*bik.

Aku seperti wanita murahan yang menawarkan diri untuk dinikahi, padahal jika Mas Fajar mengatakan terus terang sebelumnya, aku tidak memaksa dan kami akan kembali ke kota tempat tinggal kami.

Setelah aku mengetahui yang sebenarnya, aku meminta pembatalan nikah, tapi saat itu ibu yang ternyata mendengar pembicaraan kami, memohon padaku untuk bersabar. Ya, aku akhirnya memutuskan untuk bersabar sampai Mas Fajar menerimaku.

Tahun berlalu pernikahan kami berjalan hingga di tahun kedua aku melahirkan Bani, putra pertama kami yang wajahnya sangat mirip dengan Mas Fajar.

Aku pikir setelah anak kami lahir, Mas Fajar mau menerimaku, ternyata aku salah, dia tetap bersikap acuh padaku, bahkan semakin hari dia semakin menunjukkan kalau dia jijik padaku.

"Kalau itu yang kamu harapkan, baiklah, Mas. Aku menyerah, tapi dengan satu syarat."

"Apa pun akan aku lakukan asal kamu mau kita cerai."

"Aku ingin di anniversary terakhir kita, kamu beri aku hadiah." Aku menghela napas berusaha untuk tetap tegar. "Sehari saja, kamu menjadi suami selayaknya suami tanpa ada Kayra di antara kita. Setelah itu, kamu bisa menalakku."

"Sehari kan?" Mas Fajar tampak berat dengan permintaanku.

Aku mengangguk, "sehari saja, aku ingin ke tempat yang dulu kita rencanakan untuk bulan madu."

Dulu sebelum kami menikah, aku sudah merencanakan bulan madu dan Mas Fajar menyetujui saja rencana kami. Aku sudah menyiapkan semuanya, tiket sudah dipesan dan Hotel juga sudah di booking. Namun, setelah menikah, rencana itu digagalkan sepihak oleh Mas Fajar karena alasan Keyra tidak setuju. Aku pun waktu itu hanya ikut saja apa yang dikatakan Mas Fajar.

"Sabar, Nduk. Jadi istri yang patuh pada suami, nanti lama-lama Fajar akan menerimamu.

Lihatlah batu itu, sekeras-kerasnya batu jika ditetesi air pasti akan berlubang. Apalagi hati manusia."

Nasehat ibu selalu aku ingat, aku menjalankan kewajibanku sebagai istri, menyiapkan semua keperluannya, menjaga rumah agar tetap bersih hingga dia merasa nyaman dan merawat serta mendidik anak kami dengan baik .

Aku masih ingat, begitu bangganya Mas Fajar ketika Albani putra kami mendapatkan penghargaan di sekolahnya. Aku mengamalkan ilmu yang kudapat dulu untuk mengajari putraku hingga beberapa kali sekolah menunjuk Bani mewakili sekolahan.

Selain memang Bani anak yang cerdas, dia juga rajin belajar, tidak pernah protes saat aku mengajaknya belajar.

"Anin memang ibu yang pintar, dia yang mengajari Bani sampai Bani bisa lolos seleksi tingkat provinsi." Kala itu Mas Fajar dengan bangga memujiku, aku tahu dia memang tulus saat itu. Selama ini aku memang berusaha melakukan hal yang membuat Mas Fajar bangga. Namun, itu tidak lama karena tiba-tiba Keyra datang saat kami merayakan keberhasilan Bani dan Mas Fajar berubah seketika.

Mungkin saat itu Keyra mendengar Mas Fajar memujiku, Keyra memberi kode pada Mas Fajar untuk menjauhiku dan seperti biasanya, Mas Fajar langsung patuh pada Keyra.

Apa orang tua Mas Fajar tidak menegur? Tentu mereka tidak menegur Mas Fajar yang tampak jelas menunjukkan kepeduliannya pada Keyra dibanding aku.

Aku pernah meminta ibu mertua untuk menasehati Mas Fajar, tapi ibu malah menjawab itu bukan urusannya karena masalah hati tidak bisa orang lain ikut campur.

"Mereka sudah dekat sejak lama, Anin. ya, wajar kalau mereka masih saling mencintai. Lagi pula, mereka juga hampir menikah kalau saja kamu tidak datang." Mendengar ucapan ibu mertua hatiku sakit, aku tidak tahu kenapa dulu waktu ibuku datang mereka seperti menunggu kedatangan kami.

Satu tahun yang lalu ibuku meninggal, Mas Fajar semakin berani menunjukkan sikap tidak sukanya padaku, kalau biasanya Mas Fajar menutupi hubungan buruk kami di depan orang-orang, tapi setelah ibu meninggal dia terang-terangan. Semua karyawan rumah makan kami juga tahu dan mereka bukannya membelaku, justru mereka membela Keyra yang hanya seorang mantan.

Saat ada wanita yang seharusnya membela wanita lain, tapi apa yang aku harapkan, aku dituduh perebut padahal aku tidak tahu apa-apa dengan hubungan mereka.

"Siapkan semuanya, aku hanya tinggal berangkat saja kan?" tanya Mas Fajar sembari mengikat tali sepatunya.

Dia sudah memakai baju olah raga, biasanya saat libur begini Mas Fajar mengajak Bani olah raga, bocah itu sudah menunggu di luar sejak tadi.

"Iya, Mas, aku siapkan semua, termasuk berkas untuk mengajukan gugatan cerai kita."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Susi Hendra
tingkat kan lagi karyamu thor
2025-07-21 13:41:38
0
user avatar
Osdy Ana
bagus ceritanya, ..
2025-07-14 21:43:47
0
user avatar
Nala Ratih S
Ceritanya seru ...
2025-06-10 18:17:21
0
35 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status