"Mrs. Zimmerman?" sapa Abigail dengan tenang saat ia tiba-tiba teleponnya berdering."Dimana Noah?" sahut Laura Zimmerman dengan kesal."Mr. Zimmerman sedang rapat dengan tim pengembangan, apakah ada pesan yang harus saya sampaikan?" tanya Abigail dengan tenang, dia tidak akan memberitahu Laura bahwa Beatrice Miller ada di ruangan Noah, lagipula ia sudah punya rencana lain untuk mengusir wanita itu."Kau tahu apa yang akan terjadi padamu jika kau berbohong kan?" ancam Laura, tidak mempercayai jawaban Abigail sama sekali."Percayalah, Nyonya, saya hanya mengatakan yang sebenarnya, lagipula saya tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa jika saya berbohong pada Anda," kata Abigail santai, dia sudah terlatih dengan sangat baik untuk menangani hal semacam itu. Laura Zimmerman tidak mengatakan apapun dan langsung mengakhiri panggilan telepon.Abigail bergegas ke tim pengembangan dan memberi tahu mereka untuk mengatakan hal yang sama jika Laura Zimmerman bertanya pada mereka. Setelah ia yak
"Um, sepertinya dia sedang sibuk sekarang, dia tidak mengangkat panggilan teleponku," ucap Abigail sambil mematikan layar ponselnya, berharap Beatrice akan berubah pikiran. "Yeah tentu saja, ini kan jam makan siang! Ayo, Bea, kita bisa makan di restoran Italia favorit kita," kata Noah berusaha meraih tangan Beatrice, namun Beatrice malah menahan tangan Noah."Tidak! Tunggu! Kita bisa langsung pergi ke sana, kan? Tunanganmu pasti senang dengan kejutan ini! Ayo!" ucap Beatrice sambil menggerakkan kepalanya, memberi isyarat pada Abigail untuk segera beranjak dari tempatnya berdiri dan itu merupakan sebuah perintah, bukan sesuatu yang dapat ditolak.Tanpa pilihan lain, Abigail menganggukkan kepalanya, "Baiklah, kita hanya perlu berjalan kaki sedikit, Coffee Shop-nya ada di seberang jalan," ucapnya sambil mengambil tas tangannya dan keluar dari area meja kerjanya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi dia yakin Calvin tahu apa yang harus dilakukan.Saat melintasi lorong me
Suasana menjadi canggung seketika, Noah menggenggam botol San Pellegrino-nya erat-erat, ia berbalik dan bersiap untuk berteriak pada pria Spanyol itu, tetapi Beatrice dengan cepat melompat turun dan berdiri di antara pria Spanyol itu dan Noah."Noah, ini tentang masa lalu dan aku sudah selesai dengan itu, oke?" ujar Beatrice tegang, dia berbalik pada pria Spanyol yang mengangkat alisnya dengan bingung, "Tutup mulut kotormu dan pergi dari sini! Hanya karena kita menghabiskan satu malam bersama bukan berarti kita berteman! Pergi sebelum aku melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal!" desisnya, matanya melotot kesal."Whoaaa, aku memang pernah mendengar orang-orang menyebutmu sebagai iblis seks tapi aku tidak tahu bahwa kau sekejam ini, bro, sebaiknya pikir seribu kali sebelum terlibat dalam hubungan dengannya," ledek Miguel sambil mencemooh Noah yang bersiap untuk memukulnya.Tanpa menyelesaikan makan siangnya, Noah buru-buru berdiri dan berjalan keluar dari kedai kopi, Beatrice me
Lampu tiba-tiba saja menyala, Abigail dan Noah sama-sama terkejut, mereka melepaskan diri dari satu sama lain dengan canggung. Meski berpura-pura, pelukan hangat Noah sudah cukup membuat Abigail gugup."Maaf, tuan," katanya sambil berdiri dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.Noah berdeham sambil menggaruk kepalanya, memikirkan kata-kata yang tepat untuk memecah kecanggungan di antara mereka. "Um, tadi kita membicarakan apa sebelum lampu padam?" tanyanya seraya bangkit berdiri dan berjalan ke jendela, ia mengambil remot dan menekan tombol, tak lama kemudian tirai penutup jendela terbuka secara otomatis."Um," Abigail meremas jemarinya seraya memasang wajah bingung."Ms. Scott? Kau ingin segelas air?"Yes! Noah memakan umpannya! Abigail menggelengkan kepalanya, "Tidak tuan, terima kasih, maaf, saya hanya..." ia berakting seolah-olah tangannya gemetaran.Noah berjalan cepat ke arahnya dan meremas tangannya dengan erat, "Hei, sudah berakhir, kau memiliki trauma dengan kegelapa
Abigail melihat dirinya sekali lagi di cermin dan puas dengan penampilannya yang menakjubkan. Ia mengoleskan lipstik merah cerah lagi di bibirnya sebelum keluar dari apartemen karena Calvin sudah menunggunya di luar sejak tadi."Wow!" Calvin tidak bisa menahan diri untuk tidak memujinya. "Kamu terlihat sangat luar biasa," katanya jujur, akhir-akhir ini dia tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya sama sekali."Benarkah? Terima kasih!" kata Abigail dengan riang. "Haruskah kita naik taksi?" tanyanya sambil berjalan menuruni tangga. "Aku ada mobil, ayo," katanya sambil mengulurkan tangannya kepada Abigail yang menerimanya dengan ragu."Ini mobilku," kata Calvin, berhenti di depan sebuah SUV hitam metalik. "Masuklah," dia membukakan pintu untuk Abigail, senyuman tak pernah lepas dari wajahnya dan itu membuat Abigail merasa bersalah karena memanfaatkan perasaan Calvin terhadapnya."Mengapa kamu tiba-tiba berubah pikiran dan memutuskan untuk pergi ke pertunjukan balet itu?" tanya Calvin
"Maaf, saya tidak bermaksud lancang, saya hanya mengatakan pendapat saya," kata Abigail sebelum Noah sempat berkata apa-apa. Noah menarik napas dalam-dalam, "Perbedaan antara cinta dan obsesi sangat tipis sehingga orang sering kesulitan membedakan keduanya," gumam Noah, matanya menatap kosong pada garlic butter yang tergeletak di depannya.Abigail cukup terkejut, dia mengira Noah akan marah dengan kata-katanya, tetapi tampaknya patah hati melunakkan hatinya. Atau mungkin selama ini Beatrice berada di balik sikap kasar Noah terhadap semua orang?"Jadi rumor itu benar?" Pancing Abigail. Noah mendongak, "Rumor apa?" dia bertanya agak ketus. Abigail terdiam sejenak, seolah takut untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya. "Um, tentang kebiasaan Ms. Miller yang berganti-ganti pasangan," setelah beberapa detik akhirnya dia berhasil menyelesaikan kata-katanya.Wajah Noah kembali memerah, rahangnya menegang seolah pertanyaan itu mengobarkan kembali amarah di dadanya. "Maaf, saya melewati b
"Wow! Kau terlihat luar biasa! Jadi kau akan pergi ke pesta apa?" tanya Donna yang tak sengaja bertemu dengan Abigail di toilet kantor, saat Abigail baru saja selesai mengganti pakaiannya dengan gaun Versace yang dibelinya di 5th Avenue tadi siang."Aku harus menemani Mr. Zimmerman ke acara peluncuran produk kolaborasi kita dengan Goodtech di The Plaza," kata Abigail sambil mengoleskan lip cream berwarna merah cerah di bibirnya."Kurasa ia melakukan hal itu untuk membuat Beatrice Miller cemburu," kata Donna setengah mencibir lalu berlari ke toilet dan menutup pintu dengan cepat."Menurutmu begitu? Tapi kurasa dia sudah selesai dengan wanita itu," kata Abigail, dia sangat yakin Noah tidak akan kembali ke Beatrice Miller lagi, apalagi setelah Noah tahu bahwa secara tidak langsung hubungan Beatrice dan John Cain telah merusak citranya, dituduh menjadi seorang pelaku pelecehan seksual bukanlah hal yang baik sama sekali.Donna mendengus, tiba-tiba ia sudah berdiri di samping Abigail, mencu
Abigail sangat terkejut ketika bibir Noah tiba-tiba mendarat di bibirnya, dia baru saja akan membalas ciumannya ketika tiba-tiba Noah menarik bibirnya darinya. "Maaf, aku..." dia tidak menyelesaikan kata-katanya, dia berbalik, badan, berdiri di depan bar dengan kepala tertunduk memijat dahi.Abigail menggigit bibirnya, dia harus mendapatkan perhatian Noah, dia tidak peduli apa yang akan dilakukan Noah padanya, dia hanya ingin membuat Noah tergila-gila padanya. Dia bahkan telah menyiapkan sesuatu yang akan membuat Noah terkejut jika mereka memiliki kesempatan untuk berhubungan seks malam itu.Saat Abigail sedang sibuk berpikir, tiba-tiba ponselnya berbunyi, "Ya Paul? Oke, kami akan ke lobi sekarang," katanya seraya memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. "Tuan, Paul sudah ada di sini," ujar Abigail sambil berjalan ke arah Noah dan berbicara dengannya dengan santai seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka sebelumnya.Dengan sedikit terhuyung-huyung, Abigail berjalan di bel