Share

Part 7 Mencari pengacara

"Mira!" panggilan Mama mengejutkan ku yang sedang melamun melihat kendaraan lalu lalang. 

"Ehh Mama bikin kaget saja sudah ma?" Aku pun bertanya ke Mama. 

"Sudah apa Kita akan pulang sekarang?" tanya Mama. 

"Belum Ma Aku harus memastikan Mas Ridho keluar dari kedai ini Ma!" jawabku Mama pun mengerti yang Aku mangsud. 

"Oh iyaa biar Mama yang ngecek mereka sudah selesai belum bere-beresnya Kamu tunggu di sini saja ya Mir!" ucap Mama Aku pun mengangguk. 

Tak lama kemudian Mama kembali dengam dua orang di belakangnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun Mas Ridho langsung pergi mengendarai sepeda motornya. 

"Sudah sekarang pulang udah sore juga takut kemalaman sampai rumahnya Mir!" saran Mama Aku pun mengiyakan dan langsung berdiri. 

"Sudah mau pulang ya tante?" seseorang yang baru masuk ke kedai bertanya.

"Eh iya Rom takut ke malaman sampai rumahnya Kamu sedang apa di sini?" tanya Mama.

"Romi sedang ada kerjaan di sini Tante tadi ke betulan Aku melihat mobil Mira di parkiran jadi Aku mampir hehe " jawabnya.

"Padahal dia kan sudah tau kalo Aku memang disini sejak tadi bertemu di taman!" batinku. 

" Ya sudahTante sama Mira mau pulang dulu ya Rom." pamit Mama kemudian Aku pun mengekor dibelakang Mama sedangkan Romi melihatku kemudian tersenyum.

Jam lima sore Kami sudah sampai di rumah mobil Papa sudah terpakir di halaman berarti Papa sudah pulang. 

"Pah sudah pulang?" Aku pun menghampiri Papa yang sedang duduk di sofa. 

"Sudah dari tadi kalian baru sampai Mir duduk dulu ada yang ingin PApa tanyakan!" perintah Papa Aku pun menurut duduk disofa singel yang ada di samping sofa yang di duduki papa. 

"Sekarang apa yang ingin kamu lalukan,  kamu di sini sedangkan suamimu entah di mana sekarang!" tanya Papa ya Aku tahu yang ada di pikiran Papa sekarang beliau mengkhawatirkan ku.

"Tolong Papa carikan kenalan Papa yang seorang pengacara ya Pa besok Mira inging ketemu!" jawabku mantap dan benar Papa terkejut mendengar jawabanku. 

"Baiklah jika itu keputusanmu nanti Papa akan hubungi Om Hendra dia pengacara yang bisa diandalkan sudah banyak masalah yang dia selesaikan!" jawab Papa kemudian Papa menghampiriku menepuk pundakku sambil tersenyum kemudian masuk ke dalam kamar.

Bismillah inilah keputusan yang Aku ambil semoga di jalan yang benar perceraian memang di benci allah tapi Aku tidak bisa bertahan dalam rumah tangga ini lagi..batinku. 

Aku langsung masuk ke kamar membersihkan diri dan membaringkan tubuh diranjang hari ini sangat melelahkan oh iya Aku lupa aku harus menyiapkan surat-surat dari sekarang biar besok tidak kelupaan. 

Aku pun mengambil map yang Aku simpan di bawah tumpukan baju dari map tersebut jatuh satu lembar foto kecil dan itu foto pernikahanku dan Mas Ridho kami tersenyum lebar dapat di lihat dari senyuman difoto ini. 

Tok.. Tok.. Tok..

Saat sedang memandangi foto pintu kamar ada yang mengetuk Aku pun membuka pintu mbak astri ART di rumah ini memerintahkanku untuk makan malam.

Bagian Ridho

"Mas tolong bantuin bawa barang dari mobil yaa!" Perintah Sarah kenapa dia baru datang seharusnya sudah dari tadi, perjalanan dari kedai tidak terlalu macet. 

"Loh kok kya mau pindahan gitu Mas Mbak?" tanya Dini yang baru pulang dari tempat kerjanya. 

"Iya kami akan tinggal di sini untuk beberapa waktu!" jawabku singkat Dini mengankat sebelah alisnya kemudian tertawa. 

"Lama-lama juga ngga apa-apa Mas nanti kan biar Aku ada teman shoping iya kan Mbak Sarah jangan lupa janji Mbak mau traktir Aku nanti malam!" jawaban Dini membuatku melongo Sarah mau traktir Dini pakai apa sedangkan tabungan kami saja sudah sangat menipis  #itu juga uang dari kedai yang berhasil Aku ambil kemarin.

Semua barang sudah Aku masukan ke dalam kamar tinggal menaruhnya saja nanti di lemari. 

"Mas Aku minta uang dong empat juta aja buat traktir Dini malu lah Mas kalo ngga jadi Aku udah janji sama Dini!" pinta Sarah ketika Aku sedang tiduran diranjang.  

"Uang lagi kan baru Mas kasih uang minggu kemarin lima juta apa sudah habis!" jawabku sambil mengeluarkan dompet dari saku celana. 

"Nih jangan di habiskan ingat Mas belum ada kerjaan jadi untuk semetara waktu jangan boros dulu!" Aku pun memperingatkan Sarah sambil memberikan uang yang di minta Sarah. Huuufff kenapa Sarah boros sekali dulu Mira Aku kasih lima juta satu bulan itu juga kadang masih Aku minta untuk beli bensin. 

Terus sekarang Aku harus cari kerja di mana sedangkan dari tempat kerjaku dulu sudah tidak menerima pekerja lagi. Ohh iyaa coba Aku tanya Rion siapa tau Dia ada lowongan pekerjaan. 

Tutt..Tut.. Tut..

" Halo ada apa bro " suara Rion disebrang. 

"Bro ada kerjaan ngga di kamu?" tanpa basa basi aku pun langsung menanyakan kepada Rion. 

"Ada sii Bro tapi kayanya kamu ngga cocok sama posisinya!" jawab Rion belum juga menjelaskan di mana bagian yang kosong sudah bicara Aku tidak cocok. 

"Emang bagian apa Bro?" tanyaku.

" Bagian paking barang Bro kalo Kamu mau besok Kita ketemu ya!" jawab Rion. 

"Ya sudah Aku pikir-pikir dulu ya Bro nanti Aku hubungi lagi!" Aku pun langsung mematikan sambungan telefon. 

Apa Aku terima dulu ya kerjaan di Rion sambil cari yang lain. Setelah berfikir cukup lama Aku putuskan untuk menerima pekerjaan itu dari pada Aku menganggur kebetulan malam ini Rion ada waktu untuk bertemu denganku jadi Aku pun bersiap-siap.

"Mas mau kemana udah rapih?" tanya Sarah yang baru keluar dari kamar mandi. 

"Mau ketemu sama Rion tadi Aku tanya katanya ada kerjaan di tempat kerja Rion!" jawabku kemudian berjalan ke meja rias menyemprotan parfum. 

"Mas berangkat dulu Kamu jadi jalan sama Dini kan jangan malam-malam pulangnya kasian Ibu di rumah sendiri!" perintahku. 

"Ibu nanti Aku ajak kok Mas." jawab Sarah. 

Aku pun langsung keluar dan menuju tempat dimana Aku dan Rion janjian. Di kedai kopi yang lumayan terkenal di daerah sini. 

Ternyata Rion sudah sampai duluan motornya sudah ada ditempat parkir, Aku pun langsung masuk dan apa itu apa Aku salah lihat Rion sedang berbincang dengan wanita yang sangat Aku kenal Itu Mira.  Kenapa dengan hatiku kenapa sakit sekali melihat Mira tertawa dengan pria lain. Sedang apa juga Mira di sini semenjak kita pisah rumah ku rasa Mira jadi sering keluar dulu saat masih bersama dia bahkan hampir jarang sekali keluar rumah. 

"Wh sini Do udah lama?" ternyata Rion sudah di depanku.

"Baru sampai ko Bro kok bisa kamu sama Mira?" aduh kenapa juga Aku harus tanya ini dasar mulut tidak bisa di ajak kompromi Rion bukanya menjawab malah geleng-geleng kepala.

"Tadi nggak sengaja  ketemu Mira di sini katanya mau ketemu sama teman Papanya Dia juga ngga sendiri sama Papanya tadi Aku juga sempet ngobrol. Maaf ya bro bukannya ngga sopan Aku nanya gini emang bener kamu nikah lagi?" tanya Rion. 

"Huuff iya lu tau kan Sarah mantan gue, dulu saat gue tinggalin Sarah ternyata Dia lagi mengandung anak gue dan dua bulan yang lalu gue ketemu lagi sama Sarah Dia minta gue tanggung jawab!" Aku pun akhirnya menceritakan semua kepada Rion percuma juga gue nutup - nutupin Dia pasti akan nanya terus. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status