Home / Urban / MIRA ANDINI / Part 7 Mencari pengacara

Share

Part 7 Mencari pengacara

last update Last Updated: 2021-08-22 11:54:08

"Mira!" panggilan Mama mengejutkan ku yang sedang melamun melihat kendaraan lalu lalang. 

"Ehh Mama bikin kaget saja sudah ma?" Aku pun bertanya ke Mama. 

"Sudah apa Kita akan pulang sekarang?" tanya Mama. 

"Belum Ma Aku harus memastikan Mas Ridho keluar dari kedai ini Ma!" jawabku Mama pun mengerti yang Aku mangsud. 

"Oh iyaa biar Mama yang ngecek mereka sudah selesai belum bere-beresnya Kamu tunggu di sini saja ya Mir!" ucap Mama Aku pun mengangguk. 

Tak lama kemudian Mama kembali dengam dua orang di belakangnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun Mas Ridho langsung pergi mengendarai sepeda motornya. 

"Sudah sekarang pulang udah sore juga takut kemalaman sampai rumahnya Mir!" saran Mama Aku pun mengiyakan dan langsung berdiri. 

"Sudah mau pulang ya tante?" seseorang yang baru masuk ke kedai bertanya.

"Eh iya Rom takut ke malaman sampai rumahnya Kamu sedang apa di sini?" tanya Mama.

"Romi sedang ada kerjaan di sini Tante tadi ke betulan Aku melihat mobil Mira di parkiran jadi Aku mampir hehe " jawabnya.

"Padahal dia kan sudah tau kalo Aku memang disini sejak tadi bertemu di taman!" batinku. 

" Ya sudahTante sama Mira mau pulang dulu ya Rom." pamit Mama kemudian Aku pun mengekor dibelakang Mama sedangkan Romi melihatku kemudian tersenyum.

Jam lima sore Kami sudah sampai di rumah mobil Papa sudah terpakir di halaman berarti Papa sudah pulang. 

"Pah sudah pulang?" Aku pun menghampiri Papa yang sedang duduk di sofa. 

"Sudah dari tadi kalian baru sampai Mir duduk dulu ada yang ingin PApa tanyakan!" perintah Papa Aku pun menurut duduk disofa singel yang ada di samping sofa yang di duduki papa. 

"Sekarang apa yang ingin kamu lalukan,  kamu di sini sedangkan suamimu entah di mana sekarang!" tanya Papa ya Aku tahu yang ada di pikiran Papa sekarang beliau mengkhawatirkan ku.

"Tolong Papa carikan kenalan Papa yang seorang pengacara ya Pa besok Mira inging ketemu!" jawabku mantap dan benar Papa terkejut mendengar jawabanku. 

"Baiklah jika itu keputusanmu nanti Papa akan hubungi Om Hendra dia pengacara yang bisa diandalkan sudah banyak masalah yang dia selesaikan!" jawab Papa kemudian Papa menghampiriku menepuk pundakku sambil tersenyum kemudian masuk ke dalam kamar.

Bismillah inilah keputusan yang Aku ambil semoga di jalan yang benar perceraian memang di benci allah tapi Aku tidak bisa bertahan dalam rumah tangga ini lagi..batinku. 

Aku langsung masuk ke kamar membersihkan diri dan membaringkan tubuh diranjang hari ini sangat melelahkan oh iya Aku lupa aku harus menyiapkan surat-surat dari sekarang biar besok tidak kelupaan. 

Aku pun mengambil map yang Aku simpan di bawah tumpukan baju dari map tersebut jatuh satu lembar foto kecil dan itu foto pernikahanku dan Mas Ridho kami tersenyum lebar dapat di lihat dari senyuman difoto ini. 

Tok.. Tok.. Tok..

Saat sedang memandangi foto pintu kamar ada yang mengetuk Aku pun membuka pintu mbak astri ART di rumah ini memerintahkanku untuk makan malam.

Bagian Ridho

"Mas tolong bantuin bawa barang dari mobil yaa!" Perintah Sarah kenapa dia baru datang seharusnya sudah dari tadi, perjalanan dari kedai tidak terlalu macet. 

"Loh kok kya mau pindahan gitu Mas Mbak?" tanya Dini yang baru pulang dari tempat kerjanya. 

"Iya kami akan tinggal di sini untuk beberapa waktu!" jawabku singkat Dini mengankat sebelah alisnya kemudian tertawa. 

"Lama-lama juga ngga apa-apa Mas nanti kan biar Aku ada teman shoping iya kan Mbak Sarah jangan lupa janji Mbak mau traktir Aku nanti malam!" jawaban Dini membuatku melongo Sarah mau traktir Dini pakai apa sedangkan tabungan kami saja sudah sangat menipis  #itu juga uang dari kedai yang berhasil Aku ambil kemarin.

Semua barang sudah Aku masukan ke dalam kamar tinggal menaruhnya saja nanti di lemari. 

"Mas Aku minta uang dong empat juta aja buat traktir Dini malu lah Mas kalo ngga jadi Aku udah janji sama Dini!" pinta Sarah ketika Aku sedang tiduran diranjang.  

"Uang lagi kan baru Mas kasih uang minggu kemarin lima juta apa sudah habis!" jawabku sambil mengeluarkan dompet dari saku celana. 

"Nih jangan di habiskan ingat Mas belum ada kerjaan jadi untuk semetara waktu jangan boros dulu!" Aku pun memperingatkan Sarah sambil memberikan uang yang di minta Sarah. Huuufff kenapa Sarah boros sekali dulu Mira Aku kasih lima juta satu bulan itu juga kadang masih Aku minta untuk beli bensin. 

Terus sekarang Aku harus cari kerja di mana sedangkan dari tempat kerjaku dulu sudah tidak menerima pekerja lagi. Ohh iyaa coba Aku tanya Rion siapa tau Dia ada lowongan pekerjaan. 

Tutt..Tut.. Tut..

" Halo ada apa bro " suara Rion disebrang. 

"Bro ada kerjaan ngga di kamu?" tanpa basa basi aku pun langsung menanyakan kepada Rion. 

"Ada sii Bro tapi kayanya kamu ngga cocok sama posisinya!" jawab Rion belum juga menjelaskan di mana bagian yang kosong sudah bicara Aku tidak cocok. 

"Emang bagian apa Bro?" tanyaku.

" Bagian paking barang Bro kalo Kamu mau besok Kita ketemu ya!" jawab Rion. 

"Ya sudah Aku pikir-pikir dulu ya Bro nanti Aku hubungi lagi!" Aku pun langsung mematikan sambungan telefon. 

Apa Aku terima dulu ya kerjaan di Rion sambil cari yang lain. Setelah berfikir cukup lama Aku putuskan untuk menerima pekerjaan itu dari pada Aku menganggur kebetulan malam ini Rion ada waktu untuk bertemu denganku jadi Aku pun bersiap-siap.

"Mas mau kemana udah rapih?" tanya Sarah yang baru keluar dari kamar mandi. 

"Mau ketemu sama Rion tadi Aku tanya katanya ada kerjaan di tempat kerja Rion!" jawabku kemudian berjalan ke meja rias menyemprotan parfum. 

"Mas berangkat dulu Kamu jadi jalan sama Dini kan jangan malam-malam pulangnya kasian Ibu di rumah sendiri!" perintahku. 

"Ibu nanti Aku ajak kok Mas." jawab Sarah. 

Aku pun langsung keluar dan menuju tempat dimana Aku dan Rion janjian. Di kedai kopi yang lumayan terkenal di daerah sini. 

Ternyata Rion sudah sampai duluan motornya sudah ada ditempat parkir, Aku pun langsung masuk dan apa itu apa Aku salah lihat Rion sedang berbincang dengan wanita yang sangat Aku kenal Itu Mira.  Kenapa dengan hatiku kenapa sakit sekali melihat Mira tertawa dengan pria lain. Sedang apa juga Mira di sini semenjak kita pisah rumah ku rasa Mira jadi sering keluar dulu saat masih bersama dia bahkan hampir jarang sekali keluar rumah. 

"Wh sini Do udah lama?" ternyata Rion sudah di depanku.

"Baru sampai ko Bro kok bisa kamu sama Mira?" aduh kenapa juga Aku harus tanya ini dasar mulut tidak bisa di ajak kompromi Rion bukanya menjawab malah geleng-geleng kepala.

"Tadi nggak sengaja  ketemu Mira di sini katanya mau ketemu sama teman Papanya Dia juga ngga sendiri sama Papanya tadi Aku juga sempet ngobrol. Maaf ya bro bukannya ngga sopan Aku nanya gini emang bener kamu nikah lagi?" tanya Rion. 

"Huuff iya lu tau kan Sarah mantan gue, dulu saat gue tinggalin Sarah ternyata Dia lagi mengandung anak gue dan dua bulan yang lalu gue ketemu lagi sama Sarah Dia minta gue tanggung jawab!" Aku pun akhirnya menceritakan semua kepada Rion percuma juga gue nutup - nutupin Dia pasti akan nanya terus. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MIRA ANDINI   Part 147. HAPY ENDING

    "Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara

  • MIRA ANDINI   Part 146. Ada apa dengan istriku hari ini

    Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir

  • MIRA ANDINI   Part 145. Bermain

    "Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p

  • MIRA ANDINI   Part 144. Kedatangan Mama

    Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n

  • MIRA ANDINI   Part 143. Permintaan maaf tulus Mami

    "Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s

  • MIRA ANDINI   Part 142. Berbadan dua

    Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status