Share

Psrt 6 Mengusir dari kedai

"Mas Ridho sedang apa di sini?" tanyaku sedikit ada rasa bersalah walau pertemuan dengan Romi tidak di sengaja. 

"Aku tadi curiga sama Kamu kenapa keluar sendiri jadi ya Mas ngikuti Kamu ternyata ini yang kamu lakukan di belakang Mas!" ucapnya dengan pandangan menyelidik. 

"Hemmm jangan samakan Aku denganmu Mas Aku ketemu Romi tidak sengaja tadi di sini sedangkan Romi ada pekerjaan di daerah sini!" jawabku setenang mungkin.

"Benarkah yang kamu ucapkan itu Dik atau jangan-jangan Kamu ada main dengan Dia. haha iyaa Kamu minta pisah dari Mas karena laki-laki tadi kan dik?" 

Plaaakk..

Tanganku  mendarat manis dipipi Mas Ridho maaf Mas bukan Aku tak menghormatimu lagi tapi hatiku terlalu sakit harga diriku kau injak-injak sekali. 

"Jangan mengkambing hitamkan orang dalam masalah kita Mas Aku minta pisah dari kamu ya murni itu karena ke salahanmu Aku terlalu sakit jika untuk bertahan lagi pula sekarang sudah ada pengantiku bukan!" ucapku kemudian meninggalkan Mas Ridho yang mematung di taman.

Huuff...niat ingin mencari angin malah jadi masalah. 

Sekarang lebih baik Aku pulang, sesampainya di kedai Aku melihat Mama masih asik mengobrol dengan temannya jadi Aku putuskan untuk duduk sebentar tidak lama kemudian Mas Ridho duduk di depanku.

"Dik, Mas akan pergi dari kedai ini tolong berikan kunci rumah Kita ya Dik!" Apa yang Mas Ridho bicarakan.

"Cari lah kontrakan rumah itu akan Aku jual biar tidak ada lagi di antara kita yang menepati rumah itu lagi sekarang pergilah dari hadapanku Aku sedang tidak mau diganggu Mas "

Bagian Ridho

Ada apa itu kenapa ribut-ribut di meja nomor satu setelah aku di usir dari rumah Mira sore itu Aku dan Sarah memutuskan untuk ke kedai cabang. Aku yakin Mira tidak akan ke sini. 

Setelah nengetahui Mira keguguran rasa cintaku sedikit berkurang untuknya tapi masih ada jadi selama dua hari ini Aku tidak menemuinya seandainya saja Aku menemuinya pasti akan menjadi masalah. 

"Ada apa yank?" tanyaku kepada Sarah yang memang sedang ribut dengan wanita yang membelakangiku. 

Betapa terkejutnya Aku saat wanita yang tadi membelakangiku itu berbalik ternyata itu Mira kenapa Dia kesini apa karena laporan keuangan. Ahh sial kenapa harus sekarang dia ke sini di sini banyak teman-teman sarah Aku pernah mengatakan bahwa Aku sudah pisah dengan istri pertamaku pada mereka. 

Karena kodisi sudah tidak kondusif para pelangan sudah melihat ke arah kami dengan tatapan aneh Aku pun membawa Mira ke ruanganku.

Dan disaat kami tinggal hanya berdua diruangan itu Mira meminta sesuatu yang tidak Aku duga dia minta pisah dariku meskipun rasa cintaku sudah berkurang padanya bukan berarti aku ingin pisah dengannya, skarang dia meninggalkanku diruangan dengan perasaan kacau bagaimana jika benar yang di katakan Mira Aku tidak bisa kehilangannya bagaimana nanti kehidupanku tanpa Mira.

Aku pun langsung keluar Aku melihat Mira keluar dari kedai Aku pun mengikutinya ternyata dia ke taman tapi tak lama kemudian seorang pria menghampirinya mereka terlihat sangat akrab siapa pria itu belum pernah Aku melihatnya kenapa hatiku sakit melihat ke akraban Mira dengan pria lain tak lama setelahnya pria itu pergi Aku pun langsung menghampiri Mira. 

Namun salah Aku menghampiri Mira dia malah menamparku apa tadi dia bilang Aku mengkambing hitamkan pria tadi dalam masalahku , Kamu bodoh Ridho memang benar yang dikataan Mira Aku yang salah di sini. 

Ting...

Sarah yang mengirimkan pesan 

Aku pun langsung membukanya. 

( Mas kita mau tinggal di mana kalo harus pergi dari kedai tadi Aku ketemu mertuamu dia bilang kita harus pergi dari sini Aku tidak mau tinggal di kontrakan yang kecil ya mas.) itulah isi pesan yang ditulis Sarah ahh setelah menikah dengan Sarah bukannya menambah kebahagian malah menambah banyak masalah. 

Sekarang tidak ada cara lain lagi Aku harus meminta kunci rumah kepada Mira,l meski sebenarnya itu adalah rumah yang diberikan oleh Papa mertua. 

Ternyata usahaku gagal kenapa juga Mira tiba-tiba ingin menjual rumah itu, bukannya lebih baik jika Aku yang menempatinya saja. Aku pun langsung pergi dari hadapan Mira sekarang Aku harus bagaimana Aku pun mengacak - acak rambutku. 

(Sarah cepat lah pulang Kita harus beres-beres sebelum Mira bertindak) Aku pun mengirim pesan setengah jam kemudian Sarah sudah kembali dan masuk ke dalam kamar yang kami tempati. 

"Mas kenapa istrimu itu bertindak sesuka hatinya bukannya ini kedaimu Mas kenapa dia yang menguasai Aku juga istrimu tapi kenapa jadi begini kita harus pindah-pindah tempat,# ceraikan saja dia Mas!" Sarah yang sedang memasukan baju ke dalam koper mulutnya tak bisa diam. 

"Sebenarnya kedai ini milik bersama jadi seandainya Aku pisah dengan Mira Harta yang Aku dapatkan tidak seberapa hanya sepeda motor itu yang Aku punya!" Sarah pun langsung melotot dan menghentikan kegiatannya mendengar perkataanku.

"Jadi kamu tidak punya apa-apa Mas, terus nanti kita hidupnya gimana Aku tidak mau ya setelah menikah denganmu hidupku jadi susah titik pokoknya kamu harus bekerja lebih keras lagi!" ucap Sarah. 

"Iya nanti Mas akan cari kerjaan." Aku pun menjawab sekenanya saja kenapa sekarang Sarah jadi banyak menuntut selama kami pacaran tidak pernah dia begini. 

"Apa kalian sudah selesai,  kalo sudah cepat keluar lah saya tidak punya banyak waktu untuk menunggu orang yang tidak penting seperti kalian!" saat kami sedang menutup koper terdengar suara Mama mertua. 

Aku dan Sarah pun langsung keluar dari kamar  dibelakangku Mama mertua yang memandangku dengab tatapan jijik setelah keluar dari kedai bibir Sarah maju lima cm. 

"Sekarang Kita mau kemana Mas?" tanyanya. 

"Kee rumah Ibuku dulu setelah itu Kita cari kontrakan yang dekat dengan rumah ibu!" jawabku kemudian menyalakan sepeda motor Sarah dia bilang ingin naik taksi saja karena barang bawaan kami lumayan banyak. 

Saat motor ini akan keluar dari kedai kulihat pria tadi masuk ke dalam apa Dia ingin menemui Mira siapa Dia sebenarnya. 

Kurang lebih dua puluh lima menit mengedarai sepeda motor sampai juga dirumah Ibu rumah yang tidak terlalu besar ini hanya ada tiga kamar di dalam. 

"Bu Ridho datang!" ucapku langsung masuk ke dalam tercium aroma masakan aduh perutku jadi lapar kenapa juga tadi Aku tidak makan dulu di kedai.

"Eh Ridho sini masuk makan Ibu sudah masak  tunggu-tunggu kok Kamu bawa-bawa tas jangan bilang Kamu mau tinggal di sini sama istrimu itu!" tebakan Ibu tepat sekali. 

"Ridho sebenarnya ingin numpang untuk beberapa hari di sini Bu nanti Ridho akan cari kontrakan!" ucapku dan wajah Ibu langsung berubah. 

"Jangan lama-lama!" ucap Ibu lirih mesti lirih Aku masih bisa mendengarnya. Begitulah Ibu dia akan menyambutku dengan bahagia jika Aku punya banyak uang. 

"Kenapa juga kamu menikahi Dia Ridho sudah hidup enak kamu dengan Mira sekarang apa yang ingin Kamu lakukan?" tanya Ibu ketika Aku sedang makan. 

"belum tau Bu sekarang Ridho masih bingung di tambah lagi tadi Mira minta pisah bu!" jawabku sambil menunduk.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status